#Chapter_4: Kamu Menyukai Kakakku?

3.2K 208 7
                                    

Begitu aneh dan asing. Aku tak pernah seperti ini sebelumnya. Ketika aku melihatmu, hatiku berdebar dan berdegub. [Sistar – Loving U]

🍇🍇🍇

Setelah perkenalan makan malam itu, Orion sering kali berkunjung ke rumah Mawar sekedar untuk mengunjuginya ataupun mengobrol ringan dengan Ayah. Kadang pula ia membawa Ocean yang lebih banyak menghabiskan waktu bermain playstation melawan Mawar ataupun melawan Malva.

Seperti saat sore hari ini. Orion membawa Ocean mengunjungi rumah Mawar namun setelahnya ia pergi karena urusan pekerjaan yang harus ia selesaikan. Kadang pula Orion hanya mengantar Ocean, sebab kakak kembarnya itu ingin mengunjungi keduanya dan bermain playstation bersama.

"Va, udah dong. Kasihan tuh Kak Cean lo curangin mulu." Mawar berbisik namun ditanggapi acuh adik bodohnya itu.

Remah-remah snack di ruang keluarga bertebaran di meja serta sofa yang diduduki. Kekehan heboh Malva karna lagi-lagi menang dari Ocean, terasa menyebalkan di telinga Mawar. Adik bodohnya dapat menang dari Ocean karna kecurangan, apanya yang dapat membanggakan?

"Diem deh Kak, gue nggak bisa konsen tahu."

Mawar memutar mata jengah, ia bosan karna permainan hanya dimonopoli Malva dan Ocean. Gadis Chinese itu mengamati keduanya, adik bodohnya berulah lagi. Malva dengan sengaja menyikut-nyikut lengan Ocean hingga stick PS yang ia kendalikan kadang terpeleset dari jemarinya dan Malva unggul dari permainan.

Pria itu tak berbuat apa-apa. Ia tidak marah, tidak pula memprotes. Bahkan mungkin ia tak menilai jika apa yang Malva lakukan adalah sebuah kecurangan yang mengganggu.

"Yes!! Gue menang lagi Mas Bro. Ini udah kesepuluh kalinya gue menang hari ini dari lo." Malva bersorak gembira, kedua tangannya ia akat tinggi. Namun berbeda dengan Ocean yang wajahnya tertekuk. Persis seperti bocah yang tak diberi permen.

"Kamu kok selalu..selalu menang. Aku kalau..kalau main sama Mawar atau Rion, nggak pernah sekalipun kalah."

Malva menyugar poninya berlebihan, aksi sok keren yang terlihat menggelikan dimata Mawar. "Iya dong gue menang, Mas Bro. Gue 'kan cewek hebat di segala bidang. Menang dari permaian kecil kayak gini mah, gampang banget buat gue."

Mawar berdecak geli mendengar ucapan enteng dari adiknya. Cewek hebat disegala bidang? Lucu sekali. Mungkin lebih tepat dikatakan; hebat dalam membuat masalah.

"Nah ... karna sekarang gue menang berturut-turut, lo harus ngerjain tugas gue ya."

Ocean hanya mengangguk, bukan pasrah, melainkan karna niat membantu. Ia juga tak terlihat keberatan dengan hal itu.

"Va???" Mawar memberi peringatan.

"Ck. Udah deh Kak, nggak usah ikut campur. Ini tuh udah kesepakatan gue sama Mas Bro, kalau gue menang berturut-turut dia bakal ngerjain tugas gue. Nggak usah khawatir soal Kak Rion, Kak Rion juga udah tahu masalah ini." Jelas Malva.

"Kesepakatan? Kayaknya sejak awal Kak Cean nggak pernah setujuh deh sama ide lo, Va. Itu 'kan cuma kesepakatan sepihak dan disetujin sepihak pula sama lo." Ujar Mawar.

"Iya sih. Tapi 'kan Mas Bro juga nggak pernah nolak. Iya 'kan Mas Bro?" tanya Malva beralih pada pria itu.

"Aku? Aku nggak apa-apa. Aku seneng..seneng kok bantu Malva. Aku..aku seneng ngerjain tugas Malva." Ocean jujur mengakui.

"Tuh, lo denger sendiri. Ya udah, tunggu bentar gue ambilin."

Malva beranjak dari sana sementara Mawar menggeleng tak habis pikir. Satu hal pasti mengapa adik bodohnya itu begitu menyukai keberadaan Ocean di sini adalah karena hal ini.

Beautiful Gift [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang