#Chapter_6: Menyelamatkanmu

2.6K 199 9
                                    

Ketika hidupku dalam kesulitan, kau datang padaku seperti mimpi. Ketika ku bersedih, kau mendekapku erat dengan pelukan hangat. [Ashily - Lucky]

🍇🍇🍇

Rambutnya tercepol tinggi, menyisakan poni samping yang menutupi sebagian kening. Hawa dingin dari AC ruangan masih dirasa hangat sebab hoodie purple yang melapisi seragam putih abu-abu gadis itu.

Jemari kecil dan kurus Malva menyusuri rak buku, memilah novel mana yang akan menguras uang sakunya. Ia nampak serius membaca blurb pada cover belakang novel. Ketika potongan kisah dalam novel tak menarik minatnya, ia akan beralih pada yang lain.

Dua jam waktu yang Malva habiskan tak begitu terasa hanya untuk mencari kisah menarik dari tuangan imajinasi, dalam bentuk buku.

Kafe bernama GoRead ini, merangkap toko buku bekas. Ada banyak buku di sini, termasuk novel serta komik kualitas oke yang dapat dijangkau dengan harga bersahabat untuk kantong pelajar. Namun jika tak ingin membeli, buku bisa dibaca gratis di tempat meskipun seharian.

Maka tak heran, tempat ini selalu ramai oleh muda-mudi pecinta buku. Tempat favorit yang sering ia kunjungi bersama Fahra.

Setelah mendapat novel buruannya, Malva beranjak keluar. Sore hari menjelang, terik matahari yang menyiksa, tak begitu lagi mengganggu ketika ia mengayuh Dullalah.

Disepanjang jalan yang ia susuri, tanpa sengaja pandangannya menangkap keberadaan seorang jauh diseberang bangunan sana. Bangunan mewah bertingkat dengan tulisan besar 'KARAOKE ARESCHIA' dibagian puncak.

Orang itu turun dari mobil bersama seorang wanita. Karna dari jauh, Malva tak begitu memperhatikan jelas. Ia mempercepat kayuhan Dullalah untuk memastikan, namun kedua orang itu sudah masuk dalam bangunan.

Kemeja putih polos dengan perilaku aneh. Kening Malva mengerut heran, rasanya tidak mungkin orang sepertinya berada di sini. Sekalipun iya, tapi apakah wanita tadi kerabatnya?

Malva merogoh ponsel, menghubungi nomor Orion. Siapa tahu saja ia yang salah lihat karna matanya yang mungkin mulai rabun akibat terlalu sering bermain game ataupun menonton drama di laptop.

"Hallo Kak, sorry gue ganggu. Gue cuma mau nanyain Mas Bro,"

"........."

"What?! Seriusan, Kak?"

"........."

"Gue baru pulang dari sekolah. Gue lihat orang yang mirip Mas Bro masuk ke gedung karaoke bareng cewek."

".........."

"Ya udah cepet, gue lagi di depan Karaoke Areschia. Nggak jauh kok dari tokonya Bunda."

"........"

"Gue usahain bakal cari tahu. Oke, samlikum."

Malva mengakhiri panggilannya. Ia menyerapah tanpa suara atas kebodohan kekasih dari Kakaknya tersebut. Bodoh sekali Orion mengajak Ocean menemaninya untuk menemui klien mereka disebuah restoran.

Saat Ocean meminta izin ke toilet, pria itu tak kunjung kembali. Ada asisten Orion yang menemani Ocean, tapi entah bagaimana caranya pria itu sampai lenyap dari pengawasan.

Dunia luar adalah tempat yang berbahaya bagai orang seperti Ocean. Namun di rumah, juga bukan tempat yang aman.

Malva menggaruk poninya frustasi. Selama ia mengenal Ocean, ada saja kejadian yang membuatnya kerepotan.

Malva memarkir Dullalah diantara jejeran mobil-mobil halaman parkir gedung. Ia mengamati penampilannya yang masih mengenakan seragam sekolah—hanya dilapisi hoodie purple. Apakah pelajar diizinkan masuk? Sejujurnya, ia baru pertama kali masuk ke tempat ini.

Beautiful Gift [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang