#Chapter_8: Aku Ingin Ikut

3K 188 11
                                    

Aku ingin bersamamu, tidak peduli di mana aku berada. Aku mengerti, aku telah egois dan aku telah menggangumu kali ini. Kau membuatku merasa begitu baik. Kau membuatku tersenyum, selalu. [Wise ft Kana Nishiro – By Your Side]

🍇🍇🍇

Pintu gerbang kediaman Romanniuss membuka. Dua mobil yang beriringan, melaju masuk ke pelataran. Bersamaan dengan itu, Malva serta Ocean tiba setelahnya.

Orion mengangkat tubuh Mama ke kursi roda. Suster Anna mengambil alih, kemudian mendorong masuk kursi roda tersebut. Orion, Mawar dan seorang wanita yang tak Malva kenali menatap keduanya setelah Malva memarkir sepeda.

Ocean turun dengan cepat dari sepeda. Ia terlihat antusias menghampiri wanita yang sepertinya beberapa tahun lebih tua dari Mawar. Perawakan wanita itu cantik, sangat cantik malah menurut Malva.

Wajahnya tirus, kulitnya putih gading serta surai panjang red-brown dengan lekuk tubuh bak seorang model. Kecantikan alami yang Malva yakini bukan sentuhan pisau bedah. Malva mendengkus, pipinya menggembung iri melihat wanita secantik itu.

"Eva! Kamu..kamu kapan dateng?" tanya Ocean. Pria itu seolah lupa dengan keberadaan Malva.

Malva mengalihkan rasa kagumannya dari Eva, ia melemparkan sorot tanya pada Mawar yang berdiri disamping Orion. Gadis Chinese itu mengangkat bahu acuh, tidak ingin menjelaskan apapun pada adik bodohnya yang pasti akan mengambil kesimpulan seenak udel.

"Aku baru balik ke tanah air sebulan lalu. Oh ya Kak Cean, apa kabar?" tanyanya tersenyum.

Kedua pipi Malva kembali mengembung iri. Kenapa senyum wanita itu bisa benar-benar cantik?! Ia juga ingin seperti itu tapi sayangnya Tuhan berkehendak lain.

Ocean mengangguk. "Aku..aku baik. Tapi kamu kok baru..baru dateng ke sini?"

Eva melirik sekilas Orion, lalu kekehan merdu mengalun yang semakin membuat Malva terlempar oleh rasa rendah diri. "Aku sibuk Kak Cean, jadi baru sekarang sempat main ke sini." Ujarnya.

Ocean mengangguk mengerti. Ia beralih menatap Malva di belakang yang belum turun dari sepeda itu. "Oh ya Eva, kenalin..kenalin ini Malva adiknya Mawar." Ocean memperkenalkan.

Meski hanya sepersekian detik, namun Malva menangkap adanya ketidaksukaan dari wanita itu ketika Ocean memperkanalkannya. Mungkinkah hanya perasaannya saja?

Malva turun dari sepeda, berkenalan canggung dengan Eva. Berbagai kesimpulan berkelebat dikepalanya ketika merasakan aura aneh dari Mawar dan Orion. Sepertinya ada sesuatu yang ia lewatkan di sini.

"Oh ya Eva, kamu..kamu tahu nggak kalau—rumah sakit!"

"Rumah sakit?"

Bukan hanya Eva yang kebingungan dengan pekikan tiba-tiba Ocean. Satu hal penting yang entah bagaimana bisa di lupakan Ocean. Pria itu kembali panik, ia beralih pada Orion.

"Rion..Rion kita harus ke rumah sakit sekarang. Malva..Malva berdarah, Rion. Cepet..cepet!"

"Darah?" Ketiganya membeo terkecuali Malva.

Ia yang mendengar itu, meringis pelan. Menyerapah dalam benak untuk sikap polos Ocean yang jauh lebih parah dari bocah SD. Pipi Malva kembali mengembung. Ia malu, wajahnya merah padam lebih dari sebelumnya.

Pandangan tanya dari Eva, Mawar serta Orion seolah mengulitinya. Perlahan, kedua tangan Malva bergerak ke belakang, menutupi bagian celana ketika Ocean sekali lagi mengintip.

"Rion..Rion cepet, Malva..Malva darahnya banyak! Kita..kita ke rumah sakit sekarang!"

Mawar dan Eva yang memahami situasi sebenarnya, menyembur tawa lepas. Keduanya terbahak hingga perut rasanya sakit. Sementara Orion yang tidak paham mengapa kedua perempuan itu tertawa, terdiam bingung.

Beautiful Gift [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang