#Chapter_3: Pertemuan Kedua

3.5K 232 7
                                    

Kayuhan sepeda Malva berhenti dihalaman parkiran toko MMBakery&Cake. Hoodie purple yang dikenakan gadis itu untuk melindungi diri dari terik matahari, ie lepas begitu memasuki toko. Titik-titik peluh yang banyak keluar dari pori-pori tubuh, membuat dahaganya kering. Siang hari, disaat pulang sekolah seperti ini adalah siksaan terberat bagi gadis bergigi ginsul itu.

Usai mengaliri dahaga dengan susu kotak dari freezer, Malva menghampiri Sari. Seperti biasa, perempuan berwajah ayu itu sibuk melayani pembayaran dari pengunjung. Malva mendekat. Senyum kelewat lebar yang ia sungging, nampak membuat gadis bergigi ginsul itu terlihat bodoh. Ini memang harus ia lakukan, sebab batas waktu pembayaran utangnya lagi-lagi terlewat.

"Sariiii...." Panggilnya bernada.

Sari bergeming menanggapi, atensinya hanya tertuju pada pembeli dihadapannya. Karena tak digubris, membuat Malva menoel-noel pipi perempuan Ayu itu.

"Oppo?!" tanya Sari ketus. Sorot mata yang ingin melumat Malva hidup-hidup, sedikit membuat gadis itu bergidik.

"Jangan gitu dong, gue 'kan bukan merek ponsel."

Sari mendelik acuh mengabaikan candaan Malva. Membuat gadis itu merasa bersalah, sepertinya menyenangkan.

"Sar, maaf gue baru bisa ngembaliin pinjeman gue sekarang. Pliss, lo jangan marah. Tenang aja, walaupun gue bayarnya telat tapi ada bonusnya kok." Bibir Sari berkedut samar menahan tawa. Bujukan memelas yang dibuat-buat, terasa lucu ditelinganya.

Malva mendesah pasrah. "Sorry dory stroberry, Sar. Gue minta maaf banget karna akhir-akhir ini gue banyak kebutuhan buat beli novel sama CD. Jadi ya gitu bayarnya telat." Tetap tak ada tanggapan dari Sari.

Malva merogoh dompet, menarik seluruh nominal uang yang ia miliki beserta bonus tambahan yang ia janjikan pada Kasir berwajah ayu itu.

Sari mengeyit, ia mendengkus antara lucu dan rasa ingin menjitak. "Elahh... bonus apaan nih, Va? Lima rebu perak. Buat beli pulsa aja mana cukup."

Malva kembali melebarkan senyum bodohnya."Sorry dory stroberry lagi, sebagian bonusnya ke pake buat jajan disekolah tadi. Lo nggak marah 'kan?" tanya Malva polos. Kerjapan mata centilnya sungguh minta ditonjok.

"Ayo dong Sar, lo nggak marah 'kan sama gue? Gue tuh udah susah payah ngumpulin nih duit walaupun harus nahan dahaga karna nggak bisa beli novel best seller. Tapi nggak apa-apa, yang penting gue bisa bayar utang walaupun hasil dari meres Kak Mawar semalem."

Mulut Sari menganga dengan alasan konyol itu.

"Mulut lo lebar entar kemasukan lalat." Malva mengatupkan mulut Sari agar tertutup.

"Okelah whatever, gue nggak peduli. Untung gue baek kalau nggak udah gue aduin lo ke bos!" ancamnya sungguh-sungguh. "Nah sekarang, lo pergi dari sini karna lo ganggu kerjaan gue."

Hela nafas kelegaan Malva hembuskan. Ia sempat berfikir tadi jika perempuan berwajah ayu itu akan marah padanya. "Oke thanks. Tapi ... kalau gue lagi emergency kayak waktu itu, lo jangan bosan ya minjamin gue duit."

Gadis bergigi ginsul itu berlalu. Ia terkikik geli ketika sorot horor menusuk dari Sari atas ucapannya barusan.

🍇🍇🍇


Malva keluar dari toko dengan menenteng katong plastik berisi roti. Selepas membayar utang pada Sari, ia 'merampok' beberapa roti dari toko. Sewaktu membelokkan sepedanya keluar dari halaman parkir, ia diterkejutkan oleh bunyi klakson BMW hitam yang nyaris menabrak sepedanya. Merasa baik-baik saja, Malva mengayuh acuh Dullalah keluar dari parkiran.

Beautiful Gift [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang