#Chapter_5: Akward Dinner

2.6K 192 3
                                    

Kau seperti permen kapas yang mencair sepanjang hari dihatiku. Kau seperti pelangi yang datang menyilaukan ke dalam hatiku. Maukah kau berbisik kepadaku dengan suara manismu? [To Love Me – Ost Heartsring]

🍇🍇🍇

Suka cita Natal menyelimuti kediaman Ahmad Kusmawi. Meskipun hanya Mawar dan Bunda yang merayakan, namun suasananya tetap menyenangkan. Berbagai aksesoris hari raya, menghiasi seluruh ruangan.

Belum ada yang dilepas walau Natal telah berlalu dua hari lalu, setidaknya hingga tahun baru berganti. Kado-kado dari yang terkasih, tumpukan toples kue berbagai bentuk yang lucu, tak luput sebagai pelengkap.

"Lo kok belum gantian sih malah tidur-tiduran?!" Sembur Mawar begitu memasuki kamar adik bodohnya.

Usai menunaikan ibadah magrib, Malva berbaring malas diatas kasur. Karna seharian duduk, menonton marathon drama negeri ginseng, membuat punggungnya pegal. Ia mendelik acuh pada Mawar yang berkacak pinggang menghampiri, layaknya Bunda tengah mengomeli.

Dress selutut merah maron dengan hiasan pita kecil dibagian pinggang, membalut apik tubuh Mawar. Dandanannya tak pernah berlebihan. Itulah mengapa kesan anggun dan feminim dalam dirinya semakin terpancar. Begitu berbanding terbalik dengan sang adik. Itu, kata sebagain orang.

"Boleh gue nggak ikut? Gue capek banget, Kak. Badan pegel, lemes, lelah hayati dan ragawi."

"Capek apaan, Va? Lah, seharian ini lo kerjaannya cuma nonton." Mawar mendengkus mendengar alasan berlebihan Malva untuk menutupi kata 'malas' yang sebenarnya.

"Lo nggak ada di posisi gue, jadi lo mana tahu capeknya marathon nonton." Gerutu Malva.

Memang benar. Menonton seharian demi menuntaskan rasa penasaran dari kisah drama berpuluh episode? Hanya orang-orang sejenis Malva yang akan melakukannya. Terlebih lagi ini masa libur semester, maka surga dunia untuk adik bodoh Mawar.

"Nggak usah banyak omong, mending cepetan lo gantian karna bentar lagi Orion dateng." Perintah Mawar lagi.

"Tapi gue capek, Kak. Mager kalau harus jalan. Emang lo nggak bisa gitu kasih alesan kalau gue nggak bisa ikut?"

Merasa jengah, Mawar menarik lengan Malva agar lekas bangun. "Nggak ada alesan, pokoknya lo harus ikut. Kak Cean udah sering lo buat repot karna ngerjain tugas lo. Apa susahnya sih lo turutin permintaannya Kak Cean untuk ikut makan malam bareng?" Mawar menarik paksa tubuh Malva ke depan lemari.

Malva memelas. "Tapi gue capek banget, Kak pengen tidur. Di sana juga gue pasti aneh sendiri karna jadi baygon." Keluh Malva.

"Lo nggak bakal jadi baygon, Va. Bisa 'kan, sehari aja lo jangan mikir yang macem-macem tentang kesimpuan apapun yang lo ambil seenak udel."

Malva belum mau bersiap, ia lelah dan sungguh tidak ingin pergi ke manapun. Ketukan pintu kamar Malva mengalihkan kakak-beradik itu yang masih berdebat. Bunda masuk untuk memberitahu kedatangan Orion.

"Tuh 'kan, Orion udah dateng. Buruan, Va!" Perintah Mawar mulai tak sabar.

Setengah hati Malva bersiap, wajah lelahnya berpadu dengan ketidakikhlasan. Bibirnya mencebik, menggerutu tanpa suara melayangkan umpatan untuk Ocean. Kenapa pula pria itu harus memintanya ikut?

"Nggak usah protes, oke! Udah untung gue ikut." Malva memperingati Mawar begitu selesai.

Rok biru langit selutut bermotif bunga bohemian dipadukan dengan kemeja putih. Terlihat sederhana namun manis dan cocok untuk usia remaja seperti Malva. Mawar tak banyak berkomentar untuk penampilan adiknya.

Beautiful Gift [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang