#Chapter_11: Perasaan Ocean

2.6K 194 4
                                    

Ketika aku membuka mata dipagi hari, aku ingin melihatmu. Orang yang telah membangunkanku dari tidur. Ketika aku berdiri dihadapanmu, aku seperti orang bodoh. Aku tak bisa berkata satu kata pun karena bernafas saja rasanya sulit. [Super Junior – A Man in Love]

🍇🍇🍇

Awan sedikit mendung menghiasi langit ibukota. Ini hari biasa dan bukan weekend atau masa liburan, jadi kolam renang umum yang dikunjungi Malva tak begitu banyak pengunjung. Di sini, area kolamnya luas. Ada area renang khusus anak-anak dan juga dewasa dengan tingkat kedalaman bervariasi.

Tempatnya bersih dan nyaman, airnya jernih, dan paling penting harga tiket masuknya juga terjangkau untuk kantong pelajar. Disepanjang pagar pelindung yang mengelilingi kolam renang, ditanami pohon palem. Lalu jejeran reclining chair warna-warni disepanjang kolam, menjadi pilihan property menarik tempat itu.

"Lo bisa nggak ngajarin yang bener, kok dari tadi gue nggak bisa-bisa." Fahra menggerutu, mengomeli adik kembarnya yang ia anggap tak becus dalam mengajari renang.

Ketiga remaja itu berada dalam kolam dengan kedalam air setinggi diafragma Malva. Sudah sekitar satu jam, Fahra maupun Malva berlatih dalam bimbingan Fahri.

"Ya jelas belum bisa, Ra. Belajar renang itu nggak sekali ajar lo langsung jago. Lo bego apa gimana sih. Lagian, dari dulu 'kan gue udah sering ngajakin lo buat renang, tapi lo-nya nggak mau karena takut item. Giliran ada ujian praktikum, lo sendiri 'kan yang susah." Fahri membalas tak ingin kalah. Kontan saja itu membuat ia mendapat pletakan di kening oleh Fahra.

"Gue juga tahu pe'a! Kurang ajar ya lo berani ngatain gue bego. Gini-gini gue Kakak lo!" Fahra nyolot tak terima.

Malva muncul dari dalam air, ia menarik udara banyak-banyak setelah sekitar 30 detik menahan nafas di dalam air. Kata Fahri, itu untuk latihan pernapasan.

"Gue bisa mati kalau kayak gini terus." Malva memprotes, ia jenuh dengan latihan pernapasan.

"Nggak usah lebay deh, Va. Ini juga untuk kebaikan lo berdua."

"Emang nggak ada ya 'cara singkat' biar gue bisa langsung jago renang kayak atlet. Bisa renang gaya dada, gaya punggung, gaya bebas, pokoknya kayak yang gue nonton di ASIAN GAMES waktu itu."

Fahri mendesah, sudah ia duga jika mengajari kedua gadis bodoh ini akan membuatnya kerepotan. "Va, lo kira belajar renang kayak nyelesaiin soal matematika pake 'cara singkat'. Kalau lo pengen jago kayak atlet, ya latihannya nggak mungkin cuma hitungan jam pe'a!" sembur Fahri gemas.

"Sekarang lo berdua hadap-hadapan. Ra, lo bantu Malva pegangin tangannya biar bisa ngapung. Kayak gitu terus sampe lo bisa ngapung sendiri. Kalau udah bisa, entar gantian Malva yang megangin lo." Perintah Fahri.

Fahra mendesah mengikuti. Adik kembarnya yang memiliki paras mirip aktor remaja Jefri Nichol itu, entah mengapa hari ini begitu menyebalkan. Ia lebih tua dari Fahri, kenapa adiknya itu sekarang terkesan memerintahnya!

🍇🍇🍇


Ocean bosan. Bibirnya mengerucut lucu ketika mengamati Malva, Fahra, serta Fahri dalam kolam renang. Ketiga remaja itu terlihat begitu bersenang-senang---tanpa dirinya. Ocean tak membawa baju ganti, Malva tak mengizinkan Ocean ikut bergabung.

Ocean tak masalah dengan itu, tapi Malva bersihkeras menolak karena tak ingin ia membuat repot nantinya. Jadi di sinilah Ocean, duduk mengamati dengan tingkat kejenuhan tinggi.

Di tangan kanan Ocean ada ice cream pemberian Malva. Ocean hanya menyicip sedikit, tidak berminat lagi dengan makanan manis itu. Dibiarkan terlalu lama, ice cream ditangan Ocean mencair hingga mengotori tangannya.

Beautiful Gift [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang