#DC4

19.1K 1.3K 79
                                    

Prilly sedang berdiri di depan cermin. Setelah mendapat telepon dari Aya. Ia langsung bergegas untuk menuju apartemen Aya. Ia sudah tahu jika Aya sudah menempati apartemen Baja semenjak 2 tahun terakhir.

Sebenarnya Prilly merasa sepi tinggal di rumah tanpa Aya yang biasanya menemaninya. Tapi apa boleh buat, itu sudah menjadi keinginan Aya untuk menempati apartemen Baja. Bagi Prilly selagi Aya bahagia, kenapa tidak.

Prilly memutuskan naik taxi untuk menuju ke apartemen Ali. Hari ini ia malas untuk membawa mobil sendiri. Bisa saja ia membawa mobil, namun dirinya lebih memilih menaiki taxi. Di jalan Prilly menatap layar ponselnya. Ada beberapa chat dari Ali dan missed call dari Ali.

Sebenarnya Prilly sengaja melakukan itu. Jarang membalas chat Ali bahkan tidak menjawab panggilan dari Ali. Ia hanya ingin tahu apakah Ali akan mencarinya dan menghubungi nya atau tidak. Dan ternyata benar, Ali selalu menghubungi nya. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik Ali selalu menghubungi nya.

Kamu kenapa nggak jawab telepon aku?

Kamu marah sama aku?

Sayang? 😡😡

Aku minta maaf sama kamu kalo aku ada salah...🙏

Prilly aku sayang sama kamu.

Kalo kamu nggak jawab pesan dari aku, aku bakalan bunuh diri.

Pril, aku bunuh diri ya.

Selamat tinggal Prilly.

Kau diamkan aku, tanpa sebab. Maunya apa? Ku harus bagaimana, kasiiih? Dan akibatnya rasa rinduku semakin tidak tertahan.

Tuhan cabut nyawa ku Tuhan, Prilly jahat Tuhan. 💔💔

Pril aku kangen berat sama kamu.😞😞

Sebagian chat Ali membuat Prilly menutup mulutnya menahan tawa.

"Ali, aku juga kangen sama kamu," ucap Prilly sambil meemejamkan matanya.

***

"Jadi kamu minta tiket liburan ke Lombok?"

"Iya, aku minta syarat itu sama Ali."

Saat ini Aya dan Baja sudah berada di apartemen nya. Keduanya sudah memasak untuk menyambut Prilly dan Ali. Mereka terus saja melirik jam di tangannya, harusnya Prilly sudah sampai di apartemen, tapi kenapa dia belum sampai juga.

"Kasian Ali sayang," ucap Baja dan mengelus kepala Aya yang bersender di dada bidangnya.

"Nggak apa-apa, sekali-kali. Lagian Cuma minta tiket ke Lombok nggak bakalan habisin uang si setan arab kok," balas Aya.

Baja hanya mendesah, "menurut kamu, apa Prilly akan menerima Ali lagi?"

"Bukannya Prilly udah menerima Ali lagi? Cuma bukan dalam satatus pacaran, tapi mereka berkomitmen."

"Oh..."

"Terus aja balas nya singkat. Berasa ngomong sama musuh," rajuk Aya sambil memanyunkan bibirnya.

"Masa?" tanya Baja dingin.

"Kurang dingin nada nya yank," gerutu Aya.

"Nih hati aku yang kurang dingin."

"Hati kamu bukan kurang dingin, tapi kelewat dingin. Sini aku angetin pakai cinta aku." Aya tertawa genit.

Baja ikut tertawa dan menengadahkan wajah Aya ke atas agar bisa terlihat oleh Baja. Mulut Baja langsung menyumpal mulut Aya. Seketika Aya melotot namun lama-lama ia menikmatinya juga. Tangan Aya langsung mengalung indah di leher Baja.

Denganmu Cinta (CCS sesi 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang