#DC26

9K 877 41
                                    

Pagi ini Prilly masih mendiamkan Ali. Saat Prilly membuka pintu kamarnya, ia melihat Ali yang meringkuk di sofa dengan mata terpejam. Sebenarnya Prilly tidak tega menyuruh Ali tidur disana, tapi apa boleh buat, Prilly benar-benar kesal dibuatnya.

Prilly enggan membangunkan Ali. Untung saja hari ini kantor libur, jadi Prilly tidak perlu membangunkan Ali untuk bersiap-siap pergi ke kantor. Prilly melewati Ali begitu saja dan menuruni anak tangga satu persatu.

Seperti pagi biasanya, Prilly selalu menyiapkan sarapan untuknya dan juga suaminya. Dan sarapan untuk Abel? Prilly tidak akan pernah sudi memasak makanan untuk bule setengah jadi itu.

Prilly melirik jam yang ada di dinding dapurnya. Jam sudah menunjukan pukul 7 lebih. Dan Prilly yakin si bule jadi-jadian itu masih ada di alam mimpinya. Prilly langsung mengambil wajan dan juga sendok sayur yang terbuat dari stainless.

Dengan langkah lebar, Prilly melangkah menuju kamar Abel. Enak saja bule jadi-jadian itu masih tertidur. Sementara dirinya saja sudah bangun. Dengan sekali tarikan nafas, Prilly langsung memukul wajan di depan pintu kamar Abel.

Teng...teng...teng...

Brang...brang...brang....

Suara wajan yang dipukul Prilly sangat keras. Bahkan Prilly bukan hanya memukul wajan saja, tapi juga memukul pintu kamar Abel.

"Abel, bangun!!! Sudah pagi!! Enak banget ya lo, jam segini masih tidur. Lo pikir rumah gue hotel hah? Bukaaaa!!!" teriak Prilly.

Sepertinya teriakan Prilly berhasil. Karna pintu kamar Abel terbuka dan menampilkan Abel dengan wajah yang kusut.

"Berisik!! Lo itu bisa nggak sih nggak mengganggu tidur gue hah? Lo kurang kerjaan sampai harus bangunin gue?!"

"Heh, lo pikir lo bisa enak-enakan disini hah? Ini rumah gue. Kalau lo mau enak, sana tidur di hotel!! Lo bangun sekarang atau nggak gue siram lo!" gertak Prilly.

"Prilly, jangan kira gue akan diam aja dengan semua kelakuan lo sama gue. Lo mau siram gue? Ayo siram!" tantang Abel.

Prilly menggebrak pintu dan melemparkan wajan dan sendoknya dengan keras ke lantai. Lantas Prilly langsung menyeret Abel ke kamar mandi yang tidak jauh dari kamar Abel. Walaupun Abel terlihat meronta, tapi sepertinya dia kalah. Kekuatan Prilly meningkat, mungkin itu efek kekesalan dirinya terhadap Ali dan juga Abel.

Prilly menarik paksa Abel masuk ke kamar mandi dan mendorongnya hingga terjatuh. Lalu Prilly mengambil ember yang ada di bawah yang berisi air namun tidak penuh. Dengan cepat Prilly menyiramkan air yang ada di ember itu ke tubuh Abel dan meletakan ember bagian dalamnya ke kepala Abel seperti helm.

Lalu Prilly meninggalkan Abel yang marah-marah atas kelakuan Prilly. Tanpa disadari Prilly, Ali melihat kejadian itu. Lalu Ali menghampiri Prilly yang berjalan menuju dapur.

"Apa yang kamu lakukan sama Abel sayang?"

Prilly melirik Ali tajam, "kenapa? Kamu nggak suka aku lakuin itu ke Abel? Iya?"

Ali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "eh bukan seperti itu sayang. Aku cuma tanya sama kamu."

"Aku siram dia pakai air dingin. Biar dia nggak seenaknya. Kenapa? Kamu mau marah? Ayo marah!!" dengan Prilly dan melemparkan gelas plastik yang ada di tangannya ke sembarang tempat.

Ali menghela nafasnya lagi. Ali harus membiarkan Prilly sendiri dulu. Kalau tidak, ia akan terus-terusan kena semprot Prilly. Karna sepertinya mood Prilly sedang berantakan.

***

"Li, lo sabar aja. Mungkin Prilly lagi sensitif," kata Baja.

Ya, saat ini Baja sedang mengunjungi kediaman Prilly dan Ali. Baja datang bersama Aya. Tapi Aya lebih memilih menemani Prilly dan berbincang dengannya.

Denganmu Cinta (CCS sesi 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang