#DC18

11.9K 956 28
                                    

Prilly kini berada di UGD. Perasaan Ali tidak tenang dan masih menunggu dokter yang memeriksa Prilly. Sampai-sampai ia lupa untuk memberi tahu keluarga dan kedua sahabatnya. Ia terlalu khawatir kepada Prilly.

Ali mondar-mandir di ruangan UGD menunggu pemeriksaan selesai. Perasaan nya campur aduk, khawatir, takut, dan bingung.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya dokter pun keluar. Ali yang melihat dokter itu langsung menghampirinya.

"Keluarga Ibu Prilly?"

"Iya saya dok. Saya suaminya. Bagaimana keadaan istri saya? Dia baik-baik saja kan dokter? Apa dia harus dirawat? Dia sakit apa? Lakukan yang terbaik untuk istri saya dok. Berapapun biayanya akan saya bayar. Asalkan istri saya sembuh," terang Ali panjang kali lebar.

Dokter perempuan yang bernama tag Nindi itu hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dokter kenapa malah tersenyum? Ini menyangkut istri saya dok. Dokter jangan macam-macam, saya bisa menuntut dokter bahkan rumah sakit ini jika penanganan terhadap istri saya tidak maksimal," ancam Ali.

Namun dokter cantik itu hanya terkekeh dan menutup mulutnya menahan tawa.

"Dok saya serius. Dokter jangan bercanda dengan saya!" gertak Ali.

"Pak, bagaimana saya bisa menjelaskan keadaan  istri bapak. Sedangkan bapak dari tadi hanya marah-marah tidak jelas dan tidak mengijinkan saya untuk membuka suara."

Ali langsung diam dan menatap dokter itu.

"Ya sudah jelaskan bagaimana keadaan istri saya," kata Ali dengan wajah yang kaku.

"Begini pak, ibu Prilly tidak apa-apa. Ibu Prilly---"

"Bagaimana tidak apa-apa dok? Istri saya pingsan dan wajahnya pucat sekali, dia juga sebelumnya mengeluh pusing dok."

"Pak, tolong jangan memotong pembicaraan saya dulu. Saya belum selesai bicara," sela dokter Nindi lembut.

"Makanya jangan bertele-tele."

"Istri bapak baik-baik saja. Pusing di awal kehamilan itu memang biasa pak."

Ali diam bergeming dan berusaha mencerna kalimat dokter Nindi. Matanya mengedip-ngedip ke arah dokter itu.

"Hamil? Siapa yang hamil dok?" tanya Ali seperti orang bodoh.

Dokter Nindi tertawa melihat ekspresi Ali yang sepertinya tidak bisa mencerna kalimatnya.

"Istri bapak hamil." penjelasan dokter itu langsung membuat Ali tersenyum.

"Oh istri saya hamil ya," jawab Ali yang masih bingung.

"Iya bapak," lanjut doket Nindi dan masih terkekeh melihat ekspresi Ali.

Butuh beberapa detik bagi Ali untuk tersadar, dan Ali langsung melebarkan matanya, "hah istri saya hamil? Dokter serius?"

"Iya pak. Selamat, bapak akan menjadi seorang ayah."

"Terimakasih dok. Maaf kalau saya tadi sempat berbicara kasar sama dokter." Ali langsung menjabat tangan dokter Nindi penuh semangat.

"Tidak apa-apa pak. Ya sudah saya permisi dulu. Pasien sudah bisa dijenguk."

Setelah kepergian dokter Nindi, Ali masih saja terdiam dengan wajah yang berseri-seri.

"Ya Allah terimakasih ya Allah, akhirnya istri ku hamil. Buaya gue tokcer juga," kata Ali terkekeh dan langsung sujud syukur.

"Woiii sebentar lagi gue jadi ayah. Istri gue hamil, tokcer banget ya gue," pekik Ali membuat orang-orang menoleh kepadanya.

Denganmu Cinta (CCS sesi 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang