#DC17

12.1K 1K 80
                                    

Bahagia itu memang butuh proses. Bahagia bisa diciptakan oleh kita sendiri, tapi terkadang bisa diciptakan oleh orang lain juga. Seperti halnya kebahagiaan yang di dapatkan oleh Baja dan Aya. Mereka bisa bersatu dan berbahagia atas bantuan Ali.

Kini saatnya Baja dan Aya mempersiapkan acara pernikahan mereka. Baja dan Aya pun sudah menghubungi orang tua masing-masing dan membicarakan semua yang sudah terjadi diantara mereka berdua.

Kebahagiaan Baja dan Aya turut dirasakan oleh Ali dan Prilly. Mereka kembali ke aktivitasnya masing-masing. Ali dan Baja bekerja dengan giat dan semangat. Sementara Prilly sibuk dengan butik yang akan launching bulan depan. Dan hal itu dibantu oleh Aya.

Aya pun ikut serta dalam usaha Prilly. Karena dalam sekali launching, Prilly akan membuka 3 butik sekaligus. Yang akan ditangani langsung oleh dirinya sendiri dan juga Aya. Namun tetap saja sesibuk-sibuknya Prilly, ia juga tetap membantu Aya untuk mempersiapkan rencana pernikahannya.

Mulai dari gedung, Catering, WO, cincin pernikahan, suvenir, undangan, dan juga baju pengantin sudah dipersiapkan dan diperhitungkan. Tinggal fitting baju untuk Aya dan Baja. Aya menginginkan baju yang di desain khusus oleh Prilly. Dengan senang hati Prilly mengabulkan permintaan Aya.

"Pril, pokonya gue nggak mau tau lo harus desain bagi pengantin gue se-elegant dan se-glamour mungkin. Kalau bisa gaun nya ngalahin Princess Syahrani," ujar Aya heboh.

"Haduh yang kebelet kawin. Kemaren aja nangis kejer sama gue. Bilang rela ikhlas kalau si Baja sama Meta," kata Prilly sambil memilih-milih kain.

"Itukan sebelum gue tau kalau si jalang itu menjebak Baja."

Prilly menatap Aya, "perasaan, gue dulu pernah bilang, kali Baja itu dijebak. Tapi lo sendiri yang nggak percaya."

"Habisnya gue kan esmosi Ay, darah gue mendidih, tubuh gue membara gara-gara suami gue tidur sama sampah itu."

"Heleh lebay lo." Prilly menoyor kepala Aya, "lagian suami-suami. Belum sah kali Ay."

"Hidih mentang-mentang lo sudah teken sama Ali. Lo tenang aja sebentar lagi gue juga bakal bisa mainin buaya gue," ceplos Aya membuat Prilly berhenti memilih kain.

Prilly merasakan wajahnya memanas. Apa-apaan Aya, di tempat umum seperti ini yang dibahasnya adalah buaya. Memangnya buaya apa yang Aya pikirkan?

"Buaya lo? Plis deh Ay, lo jangan mesum. Lagian memangnya lo tau buaya yang lo maksud itu apa?"

"Tau lah Pril, gue kan suka sharing sama sahabat sekaligus kakak terganteng gue," jelas Aya sambil menarik turunkan alisnya.

Prilly menghela nafasnya. Ia tau sahabat sekaligus kakak yang Aya maksud itu siapa.

"Jangan di dengerin apa kata Ali Ay. Yang penting lo fokus sama rencana pernikahan lo."

"Kan biar gue tau teori malam pertama gimana."

Prilly menggelengkan kepalanya melihat Aya yang sudah kembali seperti sedia kala. Senyum nya selalu menghiasi wajah cantik Aya.

"Pril, muka lo kok pucat? Lo nggak apa-apa?"

Prilly mengerutkan keningnya lalu tersenyum, "gue nggak apa-apa kok Ay. Nggak usah khawatir ya."

"Ah kok gue malah jadi khawatir sama lo. Lebih baik kita pulang aja Pril, gue anter lo pulang ya?"

"Gue pulang nya langsung ke kantor Ali Ay. Males gue di rumah nggak ada kerjaan."

"Ya sudah terserah lo aja Pril. Kita kelarin dulu pilih-pilih nya terus gue anter lo ke kantor Ali ya."

***

Di kantor, Ali nampak sibuk dengan berbagai berkas yang da di mejanya. Begitu juga dengan Baja, ia terlihat sibuk menangani perekrutan karyawan baru untuk kantor cabang barunya.

Denganmu Cinta (CCS sesi 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang