"Lo jawab aja ya pokoknya, ini lagi genting banget" Tanya Kak Marvin.
"Iya iya, kenapa Kak? Ada apa?" Tanyaku kembali dengan jantung yang berdebar.
"Ini.... kan gue disuruh buat project pelajaran seni rupa, nah gue gaada temen buat beli bahan-bahannya. lo mau nemenin gue beli bahan-bahan lukisnya gak malam ini? Hehehehe"
"Astaga Kak, aku pikir ada yang genting apaa gitu mungkin Kakak diculik atau sebagainya hahaha, bentar deh ya Kak aku izin dulu sama ibu," Pintaku lalu pergi ke dapur menemui Ibu yang sedang memasak.
"Bu, nanti malam Kak Marvin ngajak Nindy beli bahan-bahan lukis, Nindy boleh ikut nggak?" Tanyaku
"Jam berapa? Jangan lama-lama ya pulangnya. Langsung pulang kalau udah selesai, suruh Marvin jemput kamu di rumah ya" Sahut Ibuku
"Siap bos." Aku kembali ke kamarku dan melompat ke kasur kegirangan.
"Kak, kata Ibuku boleh.. tapi kakak harus jemput dirumah dan kalau udah selesai harus cepet-cepet pulang. Hehee"
"Boleh nih? Aseeiiik. Oke nanti gue jemput jam setengah 7 ya. Yang cantik ya yang wangi, pake jaket juga nanti kedinginan." Balasnya.
Aku tersenyum melihat chatnya, aku mengirimkan simbol love and smile. Aku bangun dari kasur, menyiapkan pakaian, dan pergi mandi.
Sekarang sudah jam 18.05, berarti sebentar lagi Kak Marvin datang. Aku memakai parfume ku dan memilih jaket warna kesukaanku yang bagus, aku berkaca sekali lagi dan melihat hpku
"Gue otw kerumah lo sekarang ya Nin"
Aku tersenyum kegirangan dan menuju ke ruang tengah. Ibuku sedang menonton tv acara kesukaannya, Golden Memories.
"Udah mau pergi, Nin?" Tanya Ibuku
"Iya nih, katanya Kak Marvin udah jalan kesini, Bu."
"Ibu jadi penasaran gimana dia.. nanti kenalin ke Ibu ya" Sembari tersenyum kecil
"Ih ibu ini kenapa sihh kan kenalan tinggal kenalan kenapa minta tolong aku? Huhhh" Gerutuku
Tingg....toonggg...tiinnngg..toonggg...
Suara bel rumahku berbunyi. Pasti itu Kak Marvin. Aku segera membukakan pintu dan mempersilahkan masuk.
"Assalamualaikum, Tante." Sapanya kepada Ibuku.
"Waalaikumsalam, ini Marvin yaa" Sahut Ibuku
"Iya tante, saya mau ngajak Nindy keluar sebentar, boleh ya?" Pintanya
"Iyaa boleh Nak, dijagain yaa Nindynya. Kalau nanti Nindy nakal laporin aja sama Ibu. Dan jangan pulang malem-malem yaaa"
"Hahaha, iya Bu. Kita berangkat ya Bu" Kataku sembari cium tangan Ibu.
************
Aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan Kak Marvin, kami sedang memarkirkan motor, dan hanya ada kami di parkiran itu. Suasananya sangat sepi, bahkan melebihi kuburan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Hope
RomanceCinta tak berbalas memang sangat menyakitkan, sudah bertahun-tahun Nindy menunggu dan mencintai seseorang secara sepihak, jalan yang ditempuh Nindy sangat berat. Banyak rintangan yang ia lewati. kesenangan, kesedihan, dan Nindy terus berusaha sekuat...