Mengatakan yang sejujurnya memanglah tidak mudah.
Tapi, mengikuti ego dan nafsu adalah hal yang paling mudah.
Hari ini, tepat satu hari sebelum aku Berulang tahun, aku berniat untuk memberitahukan kebenaran yang sulit dikatakan, aku akan memberitahukan kepada Dito bahwa aku menyukai dirinya.
Ya, aku tahu aku sedang berpacaran dengan Kak Marvin dan Kak Ferdi. Aku tahu itu adalah hal yang sangat buruk, yaitu berselingkuh. Aku melakukan ini karena Kak Marvin yang melakukan duluan.
Hari ini, aku berkesempatan untuk mengisi acara diacara pensi sekolah hari, aku bersama teman-teman akan melakukan Fashion Dance yang akan ditonton oleh seluruh warga sekolah SMP 25.
Aku merasa gugup, bukan karena audience yang banyak, tetapi karena Dito yang akan melihatku. Melihat Dito dari kejauhan saja aku sudah merasa gugup, apalagi saat ia melihatku di panggung?
Panitia pensi memanggilku dan teman-temanku untuk menuju ke belakang panggung. Aku merasa semakin gugup karena Dito juga berada di belakang panggung. Ya, ia juga selalu mengisi acara disekolah karena bakatnya menari.
Aku berniat untuk menghampiri Dito saat ia sedang duduk sendiri di belakang panggung, saat aku mulai melangkah, aku melihat ada beberapa kakak kelas yang menghampiri Dito lebih dulu.
"Ditoo, foto bareng dong" Ucap salah satu Kakak Kelas.
"Ohh ayo kak" Balas Dito.
"Eh deketan lagi dong deketann," Sahut salah satu temannya.
"Aahh jangan donggg hahaha" Sahut Kakak kelas itu dengan wajah malu-malu kucing
Ihhh, lenjeh banget sihh tu orang. Ewww
Aku menggerutu didalam hati, dan melirik tajam kearah Dito. Tetapi, saat aku sedang melirik kearah Dito, ia menoleh kearahku dan ia melambaikan tangan kearahku.
Aku memberikan seulas senyum kearahnya lalu pergi menghampiri teman-temanku.
"Eh Nindy... lo abis dari mana?" Tanya Sintia,
"Ohh.. itu tadi abis nyamperin temen gue disana.." Sembari menunjuk ke arah Dito.
"Ah yakin? Gue tadi ngeliat lo cuma diem aja disana" Sahut Sintia.
"Hahahaha iyaaa, gue... gue sebenernya malu mau nyamperin dia, akhirnya gue cuma diem aja..hehe.." Sahutku malu-malu.
"Temen-temen FD, ayo kita stand by disamping, dikit lagi giliran kalian." Ucap salah satu Panitia pensi.
"Ayo.. semangaaatt" Ucap Adela.
Aku semakin gugup saat Dito melihat kearahku, ia tersenyum kearahku dan penyakitku muncul lagi. Pusing, panas dingin, pucat, jantungku berdetak kencang.
Kami tampil dengan percaya diri. Tetapi, pada saat kami sedang berada diatas panggung, aku mendengar ada suara ribut dari sebelah kanan panggung, dan ternyata...
Itu adalah Kak Marvin dan Kak Ferdi. Semua mata tertuju kepada mereka berdua yang sedang bertengkar. Sontak aku berhenti dan langsung turun dari atas panggung.
"Eh eh stop stopp!!" Sahut salah satu Panitia.
"Yang harusnya diputusin tuh lo!! Lo yang selingkuh dari Nindy! Bang***!!!" Kata Kak Ferdi berteriak.
"Lo lahh yang harus diputusin! Mana ada cowok rela diduain!" Sahut Kak Marvin
"STOOOPPPP" Aku menghampiri mereka dan segera memisahkan mereka.
"Eh! Lo! Kenapa lo selingkuh dari gue?" Sahut Kak Marvin kepadaku.
"Kan Kakak duluan yang selingkuh sama Kak Rivka!"
Saatku berkata nama Rivka, Kak Rivka merasa terpanggil dan langsung menghampiriku.
"Dek.. apa maksudnya Marvin selingkuh sama gue?" Tanya Kak Rivka dengan nada sedikit kesal.
"Iya! Kakak tuh pacaran kan sama Marvin? Kalian smsan trus ngundang-ngundang kerumah segala lagi ketemu sama ortu" Kataku semakin memanas.
"Hah? Ortu? YaAmpun.. lo gak tau ya? Gue sih emang mantanan sama Marvin. Tapi gue masih saudaraan sama Marvin. Dan orangtua gue deket banget sama orang tuanya Marvin. Jadi kita ini saudaraan." Jelas Kak Rivka.
"Oh... saudaraan.." Aku mulai malu dan menggaruk-garuk rambutku.
Aku merasa mengacaukan acara hari ini. Dan aku merasa aku sudah menjadi pusat perhatian seluruh siswa SMP 25 hari ini.
"Clear kan? Siapa sekarang yang selingkuh? Hah?!" Kak Marvin membentakku dan aku sangat terkejut karena aku tidak pernah dibentak.
Aku berlari meninggalkan kerumunan, aku menuju ke kantin karena disana sangat sepi.
"Kenapa semua ini datang bersamaan? Kenapa semua jadi kacau? Besokkan hari ulang tahun gue. Kenapa semuanya gak berjalan lancaaarr? Kalau gini caranya, gue bakal terkenal se-sekolah karena mengacaukan acara sekolaah. Huaaaaaa." Kataku sambil menangis.
Saat aku sedang menangis tersedu-sedu, ada seseorang yang mengusap rambutku. Saat aku menoleh kearahnya, itu adalah Kak Marvin.
Ia memintaku untuk memberikan penjelasan dan aku hanya diam terpaku menatap jari-jariku.
"Jelasin ke gue, kenapa lo selingkuh? dan selingkuh sama sahabat gue sendiri? Asli lo tega banget sama gue."
"Ini semua diluar dugaan aku. Aku nerima Kak Ferdi juga aku kebawa kesel sama kamu. Kamu jadian sama yang lain, aku juga bisa dong jadian sama yang lain." Kataku sembari menangis.
"Haha gue salah pacaran sama anak kecil. Udah ya kita putus. Jangan sangkut pautin gue disegala kegiatan lo lgi. Jangan panggil gue lagi, jangan ngehubungin gue lagi." Jawabnya lalu pergi.
Aku merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Aku menangis tak henti-hentinya sampai ada seseorang datang menghampiriku.
"Di? Lo gapapa?"
Aku terhenyak dan menghapus airmataku, ia menatap kearahku dan penyakitku muncul kembali. Ya, itu adalah Dito. saat aku melihat kearahnya, ia tersenyum sendu.
Aku ingin sekali memeluknya, tapi sangat berat. Aku hanya bisa menangis menyesali yang ada. Dan keadaan ini menambahkan minus tentang diriku dimata Dito.
"Maafin abang gue ya, Di."
"Harusnya gue yang minta maaf To.. cara gue salah. Gue cuma terhanyut suasana."
Aku semakin terkejut saat Dito memelukku. Aku semakin ingin menangis karena ini adalah keinginan terbodohku.
"Mungkin... lo harus bisa jadi pribadi yang lebih baik, Di." Sahut Dito sambil melepaskan pelukannya.
"Sampein maaf gue ke Marvin ya, gue mohon maaf sebesar-besarnya." Sahutku.
"Gue gak mau ngeliat lo sedih, gue gak mau ada orang yang merasa sakit hati karena kakak gue." Kata Dito
"Dito.. sebenernya.... ada sesuatu yang harus gue omongin sama lo.." Kataku
"Iya ngomong aja Di." Jawabnya
"Tapi sehabis ini lo jangan langsung ngejauh atau gimana gitu ke gue ya.."
"Iya Di, emang kenapa?" Katanya.
"Iya... gue... sebenernya..." Sahutku dengan gugup.
"Gue... suka....."
-----------------
Bantu vote&share kalau mau tau kelanjutannya yg lebih seru!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Hope
RomanceCinta tak berbalas memang sangat menyakitkan, sudah bertahun-tahun Nindy menunggu dan mencintai seseorang secara sepihak, jalan yang ditempuh Nindy sangat berat. Banyak rintangan yang ia lewati. kesenangan, kesedihan, dan Nindy terus berusaha sekuat...