Chapter 5 < Soon >

241 25 0
                                    

Malam ini menjadi malam yang penuh rasa. Rasa sakit, rasa senang, rasa bingung, dan semacamnya.

Sampai jam 22.00 aku belum memberikan jawaban kepada Kak Marvin. Aku harus memastikan dengan benar dan teliti, mengapa Kak Marvin buru-buru seperti ini.

"Kak, sebelumnya aku mau tanya, apa sih alasan kakak mau jadi pacar aku? Padahal.. kita kenal belum terlalu lama, dan menurut aku ini terlalu cepat." Aku menuliskan pesan kepada kak Marvin

"Iya Dek, aku tau ini terlalu cepat, tapi, lebih cepat lebih baik, kan? Haha. Iya aku ngerasa nyaman sama kamu, ngerasa kamu bisa ngelengkapin hidupku, eak. Hmmm, aku juga suka setiap gerak gerik kamu, lucu gitu deh dimataku. Terus mama kamu juga baik dan asik, pasti bisa ngerestuin kita." Balas Kak Marvin.

Aku terus tersenyum melihat chat itu, dan setengah jam kemudian, aku sudah membulatkan niatku untuk menjadi pacarnya. Pikiranku yang pertama adalah, selagi ada, kenapa enggak? Yang kedua, aku ingin cepat menyingkirkan nama Dito dari hidupku dan aku ingin merasakan yang namanya pacaran.

"Hmmm... iya deh kak, aku mau jadi pacar kakak" Balasku dengan tangan gemetar.

"YESSSS. Di jam 22:33 malam ini tepat kita jadian. Yessss gue punya pacarr, akhirnya gue punya pacar cantik&baik kayak lo. Gue harus pamer nih ke temen-temen. Hhaahaha" Balasnya

Aku tertawa melihatnya, karena waktu yang juga sudah terlalu malam, aku harus tidur karena besok aku harus cepat-cepat bertemu pacar baruku.

"Hahaha, terserah lah Kak, udah yaa aku tidur duluan, ngantuk banget."

"Goodnight sweetheart, have a nice dream, mimpiin aku yaa, :* " Balasnya

************

Keesokan harinya, aku sangat bersemangat pergi kesekolah. Sesampainya disekolah, aku memberitahukan kabar bahagiaku kepada sahabat baruku, Adela dan Destria.

"Haiii.. selamat pageeehh" Sapaku kepada teman-teman kelasku.

"Wuih, tumben nih senyum-senyum asem gini pagi-pagi. Hahaha" Ledek Destria.

"Hahahaha iya dong.... karenaaaa.... gue.... baru.... jadian...." Kataku

"Hah? Serius Di? Sama siapa? Sama Dito?" Tanya Adela

"Ish bukaan, hahaha Aamiin banget kalo sama dia, hahaha. Sama Kakaknya, Kak Marvin." Jawabku

"Dasar si Nindy ini. Haha. Palingan juga cinta monyet, hihi" Ledek Destria.

"Yeeeeh bilang aja iriii jomblo nih yee hahahaha" Ledekku sembari memeluk Destria.

"Kok Destria doang yang dipeluk? Gue engga?" Sahut Adela

"Uuuu cini cini hahaha" Jawabku lalu kita bertiga berpelukan

"Idih, kalian pagi-pagi udah pelukan, kaya homo hahaha" Ledek Sintia, salah satu teman kami juga, teman sebangku Destria.

"Hahaha kebawa suasana jadi jomblo yaa jadinya pengen ada yang meluk terus, hahahaha" Ledekku, Adela dan Destria menempeleng kepalaku dan berpindah tempat duduk.

Krriiingggggg

Bel pulang berbunyi, aku membuka hpku dan melihat apakah ada pesan masuk. Ternyata ada 12 panggilan tak terjawab, 51 Line dari Kak Marvin.

The Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang