Chapter 11 < Who's that? >

175 27 1
                                    

Aku terhenyak saat membaca isi surat yang diberikan Dito.

~~~~~~~~~~~~~
Dear Nindy...

Aku mau ngucapin, selamat ulang tahun untuk kamu, aku udah nyiapin kado ini jauh sebelum ulang tahun kamu, dan aku juga gak bisa ngasih ini tepat waktu, dengan segala kekurangan aku yang membuat kamu sampe berpaling dari aku, aku ingin meminta maaf sebesar-besarnya. Aku belum bisa jadi yang terbaik untuk kamu walaupun aku terus berusaha, dan juga.. semoga kamu selalu bahagia dengan yang baru, siapapun itu, jangan sampai kamu sia-siakan. Aku gak bisa ngasih kado ini secara langsung, aku hanya bisa titipkan lewat Dito. Semoga, kado ini bisa bermanfaat untuk kamu, cangkir bernama M&N. Semoga ini bisa ngebuat kamu selalu inget sama aku.

Love,
Marvin.
~~~~~~~~~~~~~

Aku tersenyum, melihat kearah cangkir plastik berwarna ungu muda, berukuran sedang, bertuliskan M&N.

"Kirain... ini dari Dito. Geer tingkat dewa banget sih gue. Tapi, kalo ini dari Kak Marvin, semoga tandanya dia gak benci sama gue."

Ddrrrrrttttttttt.....dddrrrrrttttttt

Aku mencari sumber bunyi itu dan menemukan hpku dibawah bantal.

Aku mengambilnya, dan merebahkan diriku dikasur.

Aku membuka hpku dan melihat siapa yang mengirimku pesan

Dito vous a envoyé un message
Dito mengirim pesan kepada anda.

"Ditooo?" "Diiiittooooo? Dito ngeline gue? Mimpi apeee gue?"

Aku membuka pesan tersebut dan....

"Nin? Udah dibuka kadonya?"

Aku terhenyak sejenak dan tersenyum.

"Udah Dito... makasih yaa, bilang makasih juga ke Kak Marvin.. bilang ke Kak Marvin maafin kesalahan gue yang fatal itu." Aku membalas dengan perasaan sedikit canggung.

"Iya Nin.. nanti aku sampein ke Kak Marvin"

Aku tersenyum membacanya dan mematikan hapeku.

"Heh? Kok? Tunggu dah tunggu"

"Kok? Dia manggilnya Aku? Ga salah liat gue?"

Aku membuka kembali pesan itu dan memastikannya. Ternyata benar. "Aku" adalah kata-kata terindah yang kudengar hari ini dari Dito.

Aku mengirim stiker "oke" dan menutup mataku kembali.

Setelah beberapa saat, aku mendengar suara Ibu memanggil namaku dari luar.

"Nindy..... Naakkk..."

Aku menghampiri Ibu keluar.

"Iya Bu."

"Ini.. ada kiriman paket, untuk kamu.."

Aku bingung karena aku tidak merasa memesan paket apapun.

"Oh ya? Perasaan Nindy gak belanja apa-apa deh Bu. Salah alamat kali, ini Nindy RT sebelah." Kataku.

The Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang