MAYBE

8.5K 783 12
                                    

Matahari menggelitik wajah pucatnya, mata Luhan mengerjap beberapa kali, sinar itu perlahan menyeretnya kembali menuju kesadaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari menggelitik wajah pucatnya, mata Luhan mengerjap beberapa kali, sinar itu perlahan menyeretnya kembali menuju kesadaran. Dia merasakan kenyamanan yang luar biasa, seluruh tubuhnya kesakitan, merasakan benar-benar nyeri. Tak bertenaga. Menjijikan.

Ingatannya berkabut, hancur, dan kekosongan dalam pikirannya diam-diam memohon untuk kembali mengingat. Dia pasti telah memimpikan sesuatu hal yang menyakitkan seperti neraka kan? Hal itu menjelaskan ingatannya yang kurang baik. Tapi kenapa tubuhnya—

Lelaki pirang itu menyadari sebuah tubuh telanjang menekan pada punggungnya yang telanjang, jantung pemiliknya berdetak luar biasa. Apalagi lengan yang berada disekitar pinggang telanjangnya. Telanjang.

Oh. Sehun.

Namanya berbunyi nyaring di dalam kepalanya, dan kehadirannya tentu sangat cukup untuk mengulang kejadian semalam di dalam kepalanya.

Tambatan hatinya benar-benar memperkosanya, namun—

.

.

.

Luhan mengcengkram seprai yang telah lusuh, menggerakan pantatnya kebelakang dan memaksa penis itu untuk merengsek masuk lebih dalam. Matanya yang berair menyipit, rambutnya yang kacau terhempas, cakaran merah melingkupi punggung dan pinggulnya, bibirnya yang membengkak terbuka dengan saliva yang mengalir turun dari ujung bibirnya, ya, dia benar-benar terlihat kacau dan hancur saat ini, dan pemandangn itu sungguh tak senonoh.

"A-aku mencintaimu, Sehun, Aku—ahhhh mencintaimu! S-sangat!" dia melenguh jelas, terengah-engah mengalunkan nama Sehun, dan sepenuhnya mabuk dalam kenikmatan tiap kali yang terlebih dulu menghantam prostatnya. "Tolong… k-katakan itu kembali, c-cintai aku… cintai t-tubuhku."

"I love your body, baby," Sehun mengeram, mencengkram pinggul yang telah memerah lainnya semakin kasar, dan kembali mengulangi tusukan kasarnya lagi dan lagi.

.

.

.

—namun dia menyukainya.

Luhan mendorong lengan yang berada di sekitar tubuh dinginya menyingkir, membebaskan dirinya dengan penuh semangat sambil melompat kesamping dan hampir menginginkan untuk kabur. Ia menatapi lelaki yang maisih tertidur di ranjang itu dengan mata yang terbelalak, mengigit keras bibir bawahnya; dadanya bernapas berat melalui hidungnya. Jantung yang lebih tua itu terasa seperti akan menerobos keluar, dan dia mencoba untuk menenangkan ketidaksadarannya.

Dan kemudian kesakitan bagian bawahnya mulai muncul.

Mereka melakukan sex dan Ia kehilangan keperjakaanya pada satu-satunya orang yang Ia cintai namun tak lagi meyakini tentang cintanya.

Hal itu tak mendebarkan hatinya. Hal itu menghancurkan.

Dia telah dipakai.

Luhan mengambil langkah mundur, dengan cepat memunguti pakaiannya untuk dipakainya, matanya tak meninggalkan targetnya Ia masih menatapi Sehun. Dia terlihat damai. Innocent. Hampir seperti seorang malaikat. Sangat… berkilau.

I F*CKED YOUR BOYFRIEND [INDO TRANS : END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang