•Part 7•

7.5K 703 26
                                    

"A....a...a...ALI!!!" Ucapku terkejut melihat laki-laki yang di hadapan aku saat ini.

"Maaf ya mbak?" Ucap laki-laki tersebut lalu pergi dari hadapanku. Aku langsung berusaha mengejar Ali, namun di tahan oleh Dinda.

"Din, lepasin gue! Itu ada idola gue, Aliando!" ucapku yang terus berusaha agar Dinda melepas cengkraman tangannya, namun nihil karena Dinda malah memperkuat cengkramannya.

"HEH! Lo tuh gila atau gimana?! Itu bukan Ali, idola lo! Lo ngehalu terus sih!" Sentak Dinda yang mampu membuat aku terdiam. Aku? Ngehalu? Bukankah tadi benar-benar Aliando, idola ku?

"Jadi, itu bukan Ali ya?" tanyaku yang sudah lemas karena ternyata salah orang. Tapi bukankah tadi Aliando? Mengapa kata Dinda bukan?

"Sudah yuk, pulang!" Ajak Dinda sambil menarik tanganku meninggalkan food court mall tersebut dan menuju parkiran. Dinda langsung melajukan mobilnya menuju arah pulang. Di sepanjang jalan aku terus memikirkan kejadian yang tadi, bagaimana bisa kalau ternyata aku salah orang.

"Sudah sana, lo masuk! Jangan pikirin kejadian yang tadi, lo cuma salah orang!" Ucap Dinda saat sudah di depan rumahku. Aku hanya menjawab dengan anggukan dan keluar dari mobil Dinda langsung masuk ke kamar, menghiraukan panggilan Mama yang heran akan sikapku. Ya sudah lah, mungkin saja masih beluk rezeki bertemu dengan idola. Mungkin suatu saat akan bertemu dengan idola, dan mengobrol bersama kalo bisa.

Aku langsung membersihkan diri dan melanjutkan aktivitasku seperti biasa, yaitu belajar.

•••

Sudah seminggu soal kejadian saat itu, di mana ternyata aku salah orang yang ternyata bukan idolaku. Aku juga sudah berusaha untuk tidak mengingat kejadian itu lagi, malah sekarang aku lebih optimis untuk bertemu idolaku. Mama dan Papa sudah pergi ke luar negeri dari minggu kemaren, dan tepat hari ini yaitu hari minggu, aku akan ke apartemen idolaku! Benar-benar gak sabar untuk kesana, karena akhirnya aku akan bertemu idolaku. Ya aku harap sih nggak sia-sia aku kesana.

Nabilah

Prill, di mana? Langsung ketemuan depan apartemen aja ya!

Pesan line dari Nabilah langsung membuat aku membuka aplikasi dan memesan ojek online. Aku memang lebih memilih naik ojek online daripada terjebak macet di jalan. Kalian harus tau jalanan Jakarta saat macet seperti apa, kadang tidak gerak atau hanya jalan sedikit-sedikit.

Saat ojek online nya telah sampai di depan rumahku, aku langsung menjelaskan alamat yang aku tuju dan mas-mas ojek online itu langsung mengangguk paham. Aku segera naik dan motor itu pun melaju membelah jalanan yang macet.

Nah, benar kan dugaanku. Jalanan Jakarta memang kalau libur selalu macet. Lihat aja, mobil tidak gerak sama sekali. Untung saja aku tadi lebih milih untuk naik ojek online daripada naik mobil.

Nabilah

Prill, di mana? Gue udah sampe depan nih.

Iya, ini sebentar lagi kok, Bil.

Tepat di depan apartemen Ali, aku menyuruh mas nya untuk berhenti, lalu langsung aku bayar. Di sana sudah ada Nabilah yang sejak tadi menunggu. Aku langsung menghampirinya dan berpelukan erat.

"Aaa Bibil... kita ketemuuu!" Pekikku girang yang makin mempererat pelukannya.

"Gue gak nyangka akhirnya kita ketemu, dan ketemu Ali!" Pekik Nabilah tak kalah girang.

Dari Fans Untuk Idola ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang