•Part 18•

7.1K 499 16
                                    

Aku memekik melihat mobil bewarna hitam milik Ali di depan rumahku. Ternyata lelaki itu tak bercanda saat mengatakan akan membawa ku jalan-jalan di hari pertama libur ini. Pas sekali, aku juga sudah selesai bersiap-siap.

Dengan perasaan yang amat senang, aku melangkah menuju mobil Ali. Di sana Ali menyambutku dengan senyuman yang sangat manis. Di tambah penampilannya kini yang menurutku makin tampan karena jambulnya itu. Duh aku meleleh.

"Mama kamu ada di rumah?"

"Eoh? Enggak. Tadi keluar sama Mamanya Dinda. Katanya mau belanja-belanja gitu mumpung diskonan."

Ali tertawa, lalu bertanya lagi, "Udah ijin sama Mama kamu kan kalau mau pergi sama aku?"

"Iya udah. Katanya jangan pulang sampai larut malam, Mama aku percaya sama kamu. Aduh ini bukan Mama aku banget," jawabku sambil mengingat perkataan Mama tadi. Mama benar-benar berubah 180°.

Kalian pasti bertanya...

Kok bisa?

Jadi begini, Mama dan Ali bertemu saat Ali menjagaku di rumah sakit saat itu. Sayangnya aku tertidur, karena aku melewatkan peristiwa Mama yang bersikap ramah dan terus memuji ketampanan Ali. Mama dan Ali juga saling berbincang tentang 'masalah' ku yang sempat membuat Mama dan Papa marah waktu itu dan juga Mama menanyakan bagaimana Ali dan aku bisa dekat. Singkatnya, Ali sudah berhasil mengambil hati Mama dengan sekejap. Sekarang aku jadi geleng-gelang kepala jika Mama mengoceh tentang Ali padaku. Di mana Mama yang dulu? Wkwkwk.

"Mama kamu lucu ya," ucap Ali dengan kekehannya. Ia pun mulai menjalankan mobilnya meninggalkan rumahku.

"Bukan lucu. Tapi aneh," bantahku.

"Kok gitu?"

"Dulu aja bilang gak suka sama kamu. Eh pas ketemu langsung berubah, kemakan sama omongan sendiri." Aku melihat ke arah Ali yang sedang menyetir, "Tapi aku senang karena Mama udah gak ngelarang aku lagi. Makasih ya?"

Ali menautkan alisnya,"Makasihnya kok sama aku? Ya sama Mama kamu dong."

"Ya pokoknya makasih."

"Kembali kasih," balas Ali dengan senyuman lagi. Mungkin satelah ini aku akan mendapat penyakit diabetes karena senyumannya itu. Gak kuat Li!

"Kamu gak ada jadwal hari ini?"

"Enggak. Emang hari ini sengaja ngosongin jadwal."

Aku hanya menganggukkan kepalaku mengerti mendengar jawaban Ali.

Cuaca hari ini sangat cerah, sesuai dengan suasana hatiku. Lagu-lagu  yang mengalun di radio mobil Ali membuat pagi menjelang siang di hari liburan ini makin sempurna. Ali memang mempunyai selera musik yang sama denganku.

"Oh iya, kita sekarang mau kemana Li?" tanyaku bingung karena memang Ali belum memberi tau kemana arah tujuan mobilnya saat ini.

"Aku sebenarnya mau ke mall, tapi kayaknya kamu bosen kalau ke mall terus. Jadi aku mau bawa kamu ke toko kue Bunda aku. Terus ke rumah keluarga aku," jawab Ali yang membuat aku cengo dan mengedipkan kelopak mataku berkali-kali. Aku tidak salah dengar kan? Kerumah keluarga Ali?

"Prill? Gimana? Mau gak?"

Aku masih diam bergelut dengan fikiranku yang sudah jauh menerka-nerka sifat keluarga-keluarga Ali. Keluarga Ali pasti tau masalah yang kubuat. Apakah nanti aku akan di sindir pedas seperti di drama-drama karena kelakuanku yang mencium Ali waktu itu?

"Aku takut," kataku pelan.

Ali tersenyum dan menggenggam tanganku kuat, "Kenapa takut? Semua keluarga aku masih doyan sama nasi kali."

Dari Fans Untuk Idola ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang