Author POV
Ali
Maaf, sayang. Jalan-jalan sore ini batal. Soalnya aku masih harus take sampai nanti malam. Gak apa-apa kan?Prilly yang baru saja membaca pesan dari Ali rasanya ingin membanting ponselnya. Tapi Prilly tidak mungkin melakukan itu karena ponselnya itu adalah ponsel berlogo apel keluaran terbaru. Prilly tentu masih punya otak untuk membanting ponsel kesayangannya hanya untuk melampiaskan kekesalan pada kekasihnya yang terus memberikan janji yang tak pasti.
"Ngapain juga gue di culik ke Bali kalau cuma di tinggal syuting!" gerutu Prilly untuk kesekian kalinya. Gadis itu benar-benar bosan terus berdiam diri di kamar hotel. Awalnya Prilly sangat senang saat Ali mengajaknya liburan ke Bali. Ia berfikir ini adalah pure liburan Ali dengannya. Tapi begitu di Bali, Ali justru terus di sibukkan dengan kegiatan syuting film terbarunya. Bayangkan jika kalian menjadi Prilly saat ini.
Prilly mengacak-acak rambutnya hingga tak terarur. Jika di Bali hanya menganggur begini, Prilly memilih berdiam di rumah saja untuk mengerjakan tugas kuliahnya yang tidak bisa dibilang hanya sedikit. Ini juga salah Ali yang tak menginjinkan Prilly membawa laptop dan buku yang di gunakan untuk mengerjakan tugasnya. Ali bilang Prily tidak boleh memikirkan hal itu saat liburan.
"Liburan apanya?!" desis Prilly. Ia pergi ke arah balkon kamar hotelnya yang berhadapan langsung dengan biru laut yang menyejukkan. Tapi untuk mengurangi kekesalan Prilly rasanya tak cukup jika hanya menatap hamparan laut. Yang Prilly mau saat ini hanyalah jalan-jalan bersama Ali.
Prilly jadi teringat sesuatu saat pertama kali datang ke hotel ini. Sebuah cafe yang berposisi di sebrang hotel yang ia tempati. Prilly yang suntuk memutuskan untuk pergi ke cafe itu. Mungkin untuk meminum secangkir coklat hangat sangat pas untuk memperbaiki suasana hatinya yang sedang berantakan.
Di cafe itu tak terlalu banyak orang. Tapi suara gemerincing lonceng kecil karena Prilly membuka pintu cafe mampu membuat beberapa orang menoleh padanya. Bahkan ada yang langsung meminta foto padanya. Ayolah, siapa yang tak kenal Prilly?
"Kakak kok cuma sendiri? Bang Ali dimana?" tanya perempuan berjilbab yang meminta foto pada Prilly barusan. Prilly tersenyum kikuk mendapat pertanyaan seperti itu.
"Ali lagi syuting, makanya aku cuma sendiri," jawab Prilly seadanya. Ia juga berusaha bersikap biasa di depan fans kekasihnya itu. Tidak mungkin kan Prilly menunjukkan rasa kesalnya secara blak-blakan. Walaupun kesal, Prilly juga harus menjaga nama baik Ali. Kan tidak lucu jika muncul berita dengan judul begini....
'Kekasih Aliando Syarief mengamuk karena termakan janji manis.'
"Oh gitu. Omong-omong aku fans Kakak sama Bang Ali. Aku berharap Kakak sama Bang Ali bisa cepat-cepat ke pelaminan," ujar perempuan satunya yang memiliki poni dan rambutnya di ombre bewarna biru muda, seperti ala-ala orang Korea.
Prilly malah jadi malu sendiri mendengar harapan perempuan di hadapannya itu, "Amin."
Saat sudah tidak ada yang meminta foto, Prilly mengambil tempat duduk yang berposisi di sudut bagian depan cafe itu, berbatasan dinding kaca bening sehingga dapat melihat sekitar dengan jelas. Ia menyesap coklat panasnaya yang menurutnya cocok diminum saat sore hari yang dingin karena angin laut di Bali.
Saat menikmati coklat panasnya, Prilly berdering pertanda pesan masuk. Ia segera mengecek pesan itu yang ternyata dari Sasa.
Sasa
Mampus aja lo cuma jalan-jalan ke Bali! Ujian dari dosen botak 3 hari lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Fans Untuk Idola ✔️
FanfictionKisah seorang Ranisa Prilly Diani yang sangat mengidolakan Aliando Syarief. Namun hidupnya harus bertolak belakang dengan sepupunya itu. Sepupunya yang sangat sering bertemu dengan Aliando, namun Prilly tidak. Sepupunya yang sering menonton Aliando...