•Part 11•

6K 465 13
                                    

Ali adalah lelaki pertama selain Papaku yang menyentuh pipiku. Iya, aku sangat senang pastinya karena Ali adalah idolaku, orang yang selama ini aku kagumi. Aku akui kalau aku sering menghayal Ali akan menyentuh pipiku seperti ini, bahkan aku juga sering menghayal lebih bersama idolaku itu. Tetapi aku sama sekali tidak berfikir bahwa khayalan tinggiku itu menjadi kenyataan hari ini.

Suara ponsel menyadarkan kita berdua. Itu ponselku. Ali perlahan menarik tangannya dari pipiku. Aku sedikit kecewa karena adegan yang menurutku romantis ini berakhir. Tetapi sebenarnya aku juga legah. Karena jika Ali terus memegang pipiku mungkin aku akan pingsan.

"Ada pesan," kataku pada Ali yang sama sekali tidak bertanya. Biar saja, memang sengaja aku mengatakan itu supaya tidak terlalu canggung karena kejadian pegang-pegang pipi tadi.

Dia sama sekali tidak bertanya pesan itu dari siapa. Hanya mengangguk pelan dan setelah itu ia mengambil sebotol air mineral. Lagi pula, Ali juga tidak harus menanyakan hal seperti itu, kan. Huh, aku seperti berharap sekali bahwa Ali akan bertanya mengenai pesan itu.

Astaga, pesan dari Kak Arin!

Lo dimana?

Aku bingung. Aku harus menjawab apa? Tidak mungkin aku jujur, betul? Lalu aku harus merangkai kata-kata sempurna berisi kebohongan bagaimana? Aku benci terus berbohong.

Bodoh, bodoh, bodoh. Kenapa tadi tidak berfikir-fikir dulu pergi dengan Ali? Pesan Kak Arin belum juga ku jawab. Sampai-sampai ada pesan baru darinya lagi.

Sama Ali?

Ya ampun mati aku!

Gak usah bohong, gue liat kalian kok

Sekarang di mobilnya Ali, kan?

Aku sudah tak bisa berkutik lagi. Tidak ada gunanya lagi menyangkal. Aku senang karena aku tidak akan berbohong. Tapi, ada rasa tak enak menjalar di hatiku. Kak Arin juga fans Ali.

Iya

Lo marah sama gue?

"Prill, kenapa?" tanya Ali saat melihat raut wajahku yang berubah menjadi tegang melihat pesan dari Kak Arin. Aku menggeleng pelan, "Enggak apa-apa."

Ali terlihat tidak puas dengan jawabanku. Tapi setelah itu dia diam lagi, dan aku kembali fokus pada layar ponselku yang berisi chat Kak Arin.

Gue? Marah?

Marah kenapa coba? 😂

Serius Kak

2rius, 3 rius, 10 rius

Lagian untuk apa gue marah?

Beneran ih

Yee ni anak di bilangin. Gue tuh malah seneng lo bisa sedeket itu sama Ali. Toh, gue juga cuma fansnya, bukan pacarnya

Dari Fans Untuk Idola ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang