•Part 9•

6.9K 579 16
                                    

Aku di depan gerbang😘

Pesan singkat dari Ali itu mampu membuat senyum dibibirku merekah, bahkan sudah hampir mirip seperti orang gila. Aku sangat rindu dengan Ali, sudah beberapa hari ini aku tak bertemu dengannya.

"Sa, gue duluan ya!" Pamitku kepada Sasa saat bel pulang sudah berbunyi dan Pak Darman sudah berlalu pergi. Aku mempercepat langkah kakiku menyusuri koridor yang sudah lumayan ramai karena siswa siswi yang lain juga ingin cepat-cepat pulang.

Begitu sudah sampai didekat gerbang, aku mengedarkan pandanganku, mempertajam penglihatan mencari mobil hitam yang biasa Ali kenakan.

Ponselku berbunyi pertanda ada pesan masuk, aku segera membuka pesan tersebut yang ternyata dari Ali.

Aku pakai mobil merah, persis depan kamu.

Ku hampiri mobil merah mengkilap tersebut sambil mengembangkan senyumku, aku terlalu rindu dengan dirinya. Aku membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Satu pemandangan indah yang aku lihat saat memasuki mobil Ali, yaitu senyum Ali yang sangat manis yang sangat aku rindukan.

"Aaaaaa kangen!" Aku memekik girang karena bertemu Ali, rasanya seperti sudah berabad-abad tidak bertemu. "Kamu kemana aja seminggu ini?" Lanjutku sambil mengerucutkan bibirku. Karena memang selama ini Ali hanya bilang bahwa ia sibuk, namun sama sekali tak memberi tahu ia sedang sibuk apa.

"Aku kan sibuk," balasnya yang membuatku berdecak kesal.

"Kalo itu aku tauuuuu. Maksud aku, kamu sibuk ngapain? Seminggu ini susah banget dihubungi," aku semakin mengerucutkan bibirku membuat Ali tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya.

"Gemesin banget sih!" Ali mengacak puncak rambutku membuat aku memekik, "Aliiiiiiii! Aku tuh keringetan, badan lengket, rambut udah lepek! Jangan pegang-pegang, aku bau!"

"Apaan sih, Prill. Wangi kok wangi. Sinii sinii, peluk!" Ali menarikku kedalam pelukannya, menenggelamkan kepalaku ke dada bidangnya yang kekar serta harum. Aku sangat suka aroma tubuh Ali, harumnya menenangkan.

"Aku kangen sama kamuuuu," rengekku dan Ali semakin mengeratkan pelukannya seakan-akan dia menjawab melalui pelukannya.

"Jalan yuk? Sebelum besok aku sibuk," ajak Ali yang mampu membuat mataku berbinar. Aku menjawab dengan anggukan penuh semangat yang malah membuat Ali terkekeh gemas melihat kelakuanku.

Oh iya, untuk kalian yang nanya status ku dengan Ali, aku dengannya hanya sebatas fans dengan idola. Bedanya aku itu fans yang diperlakukan dengan spesial, beda dengan fans-fans lainnya. Coba kalian yang berada diposisi aku, kira-kira kalian akan seperti apa? Ngelunjak minta status lebih, atau menikmati masa-masa seperti ini walau hanya sekedar fans dengan idola?

Ya, kalo aku sih lebih milih kayak gini walaupun aku dan Ali hanya sekedar fans dengan idola, kenapa ya? Mmm... mungkin lebih enak kayak gini. Coba kalo punya status lebih, terus putus. Mending kalo putusnya secara baik-baik, hubungan pertemanan juga akan baik. Tapi kalo putusnya secara tidak baik? Udah pas pacaran dibully fansnya, terus pas putus juga dibully fansnya. Emang enak? Nggak! Mending kayak gini, gak ada status tapi bahagia.

"Kamu kok diem?" tanya Ali membuyarkan lamunanku tentang status serta memecahkan keheningan yang terjadi di dalam mobil.

"Nggak papa. Kita mau ke mana?" Balasku serta bertanya pada Ali kemana kami akan pergi.

"Kamu maunya ke mana? Nonton?"

"Ntar kalo fans kamu liat gimana? Ntar heboh." Jujur sih ya, aku emang pengin banget nonton bareng Ali. Ya iya lah, secara siapa coba yang nggak mau nonton bareng idola? pasti pada mau kan? yang jawab nggak, pasti munafik, aslinya juga pasti mau.

"Udah tenang aja, ntar aku masuk studionya pas lampunya udah mati," kata Ali menenangkanku. Aku sebenarnya tidak mau mengambil resiko, karena jika ketahuan fans pasti aku yang akan dibully.

Saat sudah sampai mall, Ali langsung mencari parkiran yang kosong, setelah itu kita masuk ke dalam mall yang cukup ramai. Ali memakai hoodie serta kacamata hitam yang mampu menutupi sebagian wajahnya agar tak terlalu terlihat. Aku berharap sih tidak ada yang menyadari kehadiran Ali di sini, kan bahaya kalo tiba-tiba di instagram muncul candid Ali bersamaku.

Ali membeli tiket untuk 2 orang, dan dia mengambil set yang paling atas serta paling pojok. Alasannya sih supaya tidak ada yang menyadari serta melihatnya. Aku hanya mengangguk mengiyakan alasannya itu yang entah mengapa terdengar aneh. Tak mau ketahuan tapi mengajak nonton berdua, ada-ada saja.

Ali melihat jam dipergelangan tangannya, lantas menarikku pelan agar mengikutinya untuk masuk ke dalam studio. "Katanya mau masuk pas lampu mati?" bisikku agar tak terdengar orang lain.

"Kan gak ada yang tau, langsung masuk aja lah. Nggak usah tunggu lampu mati," jawab Ali sama berbisiknya seperti ku yang lagi-lagi aku balas dengan anggukan.

Sebelum masuk Ali sempat membeli popcorn serta minum untuk menemani nonton kami agar tidak terlalu krik.

Lampu mulai dimatikan, aku dan Ali langsung fokus menonton film yang bahkan aku tak tahu judulnya apa. Tapi kalau dilihat dari judul seru, tapi kan nggak tau bagaimana filmnya.

Kurang lebih 2 jam kami menonton, akhirnya film telah selesai dan kami keluar. "Mau ke mana lagi? Makan ya?" tanya Ali saat kami sedang berkeliling mall mencari hal-hal seru. Padahal aku ingin sekali pulang mengingat badanku lengket, rambut juga sudah acak-acakan, tapi kalau aku pulang akan susah sekali mencari waktu Ali. Tadi aja Ali sudah bilang kalau besok dia akan sibuk.

Kami memasuki sebuah restoran yang tak terlalu ramai, dan Ali memilih tempat di pojok ruangan agar tak terlalu terlihat orang. Ali mengangkat tangannya hingga seorang pelayan datang memberi buku menu, aku hanya memilih diam saat Ali memesan satu menu yang sama namun dalam 2 porsi.

"Kenapa kok diem aja?" tanya Ali saat melihat aku hanya terdiam daritadi. Aku melihat jam yang melingkar dipergelangan tanganku, sudah lumayan sore. "Kamu kenapa?" tanya Ali lagi saat aku tak kunjung menjawab.

"Yah udah sore..." jawabku yang malah membuat Ali mengerutkan dahinya bingung atas jawabanku yang ambigu.

"Emang kenapa? Kamu ada janji lain?"

"Nggakkk.... nanti habis makan kita pulang?" Ali makin mengerutkan dahinya saat pertanyaannya tak dijawab dan aku malah menanyai hal yang lain lagi.

"Iya lah. Emang kenapa sih?" Ali menuntut penjelasan atas ucapan-ucapanku yang sedari tadi terdengar ambigu.

"Aku masih kangen, trus besok katanya kamu sibuk. Kamu sibuk apa sih emang?" Aku mengerucutkan bibirku, masih rindu tapi terhalang oleh pekerjaan. Ya memang sih harusnya aku sadar dan tau bahwa aku bukan siapa-siapanya Ali yang bisa seenaknya saja menghalang pekerjaannya. Tapi ya mau bagaimana lagi, namanya juga rindu.

"Aku besok harus shooting, sayang. Kamu ke loksyut aja ya besok?" Kalimat yang keluar dari bibir Ali mampu membuat senyumku merekah. Serius besok aku dibolehin ke lokasi shooting?

"Beneran? Aku boleh ke loksyut?" tanyaku dengan mata berbinar dan Ali menjawab dengan anggukan serta senyum yang kelewat manis.

Aaaaa Mamaaaa besok aku ketemu Ali lagiii!!

•••

Maafin baru update😭 aku nggak enak gantungin kalian, tapi mood baru datang wkwkwk. 😂

Sebagai gantinya Insha Allah nanti malam update lagi, ya kalau gak nanti malam paling besok. Jangan nungguin ya, kali aja nanti aku lupa.😂

-Calon istrinya Jeon Jungkook, selingkuhannya Park Jimin😝
13/05/17 - Yang jomblo pasti di rumah😝😂😂

Dari Fans Untuk Idola ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang