•Part 20•

5.8K 401 8
                                    

Jam hampir menunjukkan pukul setengah 2 dini hari. Aku masih berhadapan dengan layar laptop dan setumpuk buku-buku tebal yang akan ku sulap menjadi serangkap tugas. Jangan kaget, karena ini sudah menjadi hal yang biasa bagi mahasiswa sepertiku. Bahkan sekarang anak SMP dan SMA pun sama sibuknya seperti orang kuliahan.

Aku mengambil cangkir kopi yang sudah kosong. Terhitung sudah 3 cangkir kopi ku habiskan untuk menangani rasa kantukku. Percayalah, aku bukan pecinta kopi dan jarang sekali meminum kopi. Tapi semenjak aku masuk kuliah, aku jadi sering meminum minuman itu.  Daripada aku ketiduran dan tugasku tak selesai, aku pun pergi ke dapur untuk membuat kopi sendiri. Tadinya ingin meminta tolong lagi pada Sasa untuk membuatkan kopi lagi, tapi sayangnya dia sudah tidur cantik di kasurku. Dia bisa tidur tenang karena tugasnya sudah selesai semua. Senangnya.

Setelah dari dapur, aku kembali duduk di depan laptopku. Tugasku ini harus selesai malam ini juga karena besok harus di kumpulkan ke dosenku. Iya besok. Besok pagi. Jadi aku harus cepat menyelesaikan tugas agar bisa istirahat setidaknya hanya tidur 3-4 jam.

Dering notif dari ponselku tidak membuatku mengambil benda pipih itu. Hanya kulirik sebentar, itu notif pesan dari Ali.

"Bentar ya sayang." Aku berbicara pada diriku sendiri, seakan itu adalah balasan pesan untuk Ali. Tapi aku tau Ali tidak bermaksud mengganggu aku yang sedang sibuk dengan tugas. Lelaki itu mengirim pesan dan sebentar lagi pasti menelfon ku untuk memastikan aku sudah tidur atau belum. Ali adalah orang yang sering mengomel karena aku sering tidur pagi karena tugas. Padahal tugas yang sedang aku kerjakan ini kan gara-gara dia menculik aku 1 minggu untuk di bawa ke Bali.

Ponsel yang aku abaikan tadi berbunyi lagi. Siapa lagi kalau bukan Ali. Seperti yang kubilang tadi, Ali akan menelfon setelah mengerimkan pesan. Aku menggeser tombol hijau di layar ponselku. Belum sempat aku menempelkan ponsel ke telinga, lelaki itu sudah mengomel duluan.

"Ngerjain tugas lagi? Bisa gak sih peduli sama tubuh kamu dulu?"

"Deadline besok, sayang.  Gak bisa di tunda lagi tugasnya. Lagian ini kan gara-gara kamu juga," kataku dengan terkekeh pelan.

"Aku khawatir sama kamu. Akhir-akhir ini kamu sering tidur telat cuma gara-gara tugas kuliah. Pagi, siang, sore juga masih aja sibuk sama tugas."

"Ih kok gemesih sih. Kalau aku males ngerjain tugas-tugas, kapan aku lulus kuliah?"

Aku mengapit ponsel di antara telinga dan pundakku. Sedangkan kedua tangankku membereskan laptop dan buku-buku karena tugasku sudah selesai. Aku bisa bernafas lega sekarang.

"Kapan aja, yang penting kamu gak begadang kaya gini."

"Ya gak bisa gitu dong."

"Iya-iya. Udah selesai tugas kamu?"

"Udah kok, barusan."

"Ya udah, langsung istirahat ya sayang. Gak ada tapi-tapian!"

Aku tertawa pelan, "Iyaaaa. Ini aku langsung tidur kok."

"Besok selesai jam kuliah aku jemput. Gak lupa kan besok mau fitting baju pernikahan kita?"

Seketika pipiku memanas mendengerkata 'pernikahan'. Iya, pernikahan, aku dengan Ali. Aku resmi dilamar di depan kedua orang tuaku dan orang tua Ali di pulau Bali. Sampai sekarang aku belum bisa melupakan tiap detik kenangan di pulau seribu keindahan itu.

Dari Fans Untuk Idola ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang