•Part 8•

7.3K 631 26
                                    

"Aaaa gue belum bisa move on, Sa. Ternyata Ali lebih ganteng kalau di lihat langsung. Putih bening menawan gitu. Dia juga baik banget orangnya ih, mau nganterin gue pulang, Sa! Astaga gue bahagianya tuh pake banget nget nget nget!!! Rasanya jantung gue tuh mau copot, terus melayang di langit ke tujuh! Aaaa Sasa gue pengen ketemu Ali lagi. Gue kangen sama dia, padahal baru kemarin ketemu. Wajahnya itu loh yang kebayang terus di fikiran gue. Eh iya, suaranya itu masih nempel di telinga sama hati gue!"

Aku sangat bersemangat menceritakan kejadian kemarin pada Sasa. Tak lupa senyum lebar yang belum pudar dari kemarin. Senyum terus di sangka orang gila. Aku tidak peduli, aku lagi sangat bahagia sekarang!

Tapi, bukan ekspresi senang yang ku dapatkan dari Sasa. Ia memasang muka datar sedatar triplek padaku. Dan  "Udah pidatonya?" Tanya Sasa yang membuat senyumku hilang dan hanya menyisakan wajah datar seperti punya Sasa.

"Sasa lo nyebelin banget ih! Cuma gitu doang respon lo?" Tanyaku kesal dan memukul lengan Sasa pelan. Seenggaknya dia ikut senang atau apa gitu supaya aku makin senang dengarnya.

"Lo tuh udah nyeritain ini berapa kali weh? Dari kemarin di chat, sampe sekarang lo masih cerita juga tentang Ali," balas Sasa ikut kesal.

"Biarin, wlee. Gue kan lope lope sama dia. Lo bisa ngerasain gak sih waktu idola nganterin kita pulang ke rumah? Pasti bahagia banget kan lo?"

Sasa mengunyah bakso yang ada di mulutnya lalu minum es tehnya sedikit menggunkan sedotan kecil di gelasnya. "Iya tau yang kemarin di anterin Ali pulang ke rumah. Iya tau pasti bahagia banget deh. Masih inget gak ada ulangan fisika?"

Aku melebarkan mataku hingga membulat sempurna. Ulangan matematika? Jangankan belajar, buka buku aja enggak. Cuma chat di grup dan on sosmed.

"ASTAGA SASA GUE GAK BELAJAR SAMA SEKALI!!! Aduh gimana dong, gue gak mau di hukum kalau nilai gue jelek, huaaa!"

"Gue tadi malam balesin chat lo pendek doang karena gue lagi belajar ngapalin rumus yang ruwet itu,"
Makanya jangan Ali muluk yang di fikirin. Pokoknya gue gak mau nyontekin lo ya kali ini!" Ucap Sasa.

"Ah Sasa, masa lo gak mau nyontekin gue sih. Lo kan ibu peri gue yang paling cantik, baik hati dan tidak sombong," rayuku pada Sasa agar mau menconteki aku saat ulangan nanti. Ah kalian harus tau, guru matematika ini punya peraturan sendiri. Jika nilai ulangan matematika di bawah kkm, hukumannya adalah membersihkan wc atau koridor-koridor sekolah.

"Gak ya Prill! Itu salah lo sendiri gak belajar tadi malam."

"Plisss sekali ini lagi, Sa. Gue gak mau entar di suruh bersihin wc."

"ENGGAK!" Ucap Sasa tak terbantahkan. Ia melanjutkan makan baksonya yang tinggal sedikit.

Aku rasanya ingin membolos supaya tidak mengikuti ulangan matematika yang membuat kepala pecah itu. Tapi kalau membolos pasti dapat ceramah dari Papa Mama di rumah. Adehh!

Aku menelungkupkan kepalaku di atas kedua lipatan tanganku di atas meja kantin. Pasrah saja menerima apa yang akan terjadi padaku. Mau belajar sekarang juga percuma, pasti tidak akan masuk ke dalam otak.

Handphone ku bergetar di dalam saku seragamku menandakan sebuah pesan masuk. Aku tak langsung mengeceknya. Mungkin hanya pesan dari pacarku yang gak pernah nelfon itu. Iya pacarku yang selalu ngirim pesan doang setiap hari. Ini pesan yang terakhir aku baca dari pacarku,

'Paket penawaran spesial KartuHALO utk teman atau saudara, mulai 100rb dapat 20GB,100menit, 200sms,300 TselPoin, 50rb Tcash,kunjungi GraPARI setempat.S&K berlaku'

Oke gak penting! Aku singel!

Dan bel yang tidak aku harapkan akhirnya berbunyi. Aku berdecak malas. Sebelum pergi aku menyeruput es teh milikku yang sisa setengah.

"Sa, bayarin es teh gue ya?"

Aku cengengesan di tatap jengah oleh Sasa. "Es teh doang ya ampun," kataku lagi.

"Iya iya ah!" Sungut Sasa kesal dan langsung membayar bakso dan es teh tadi. Setelah itu kami berdua berjalan menuju ke kelas untuk mengikuti ulangan terkutuk itu.

Pak Amran, guru matematika kami sudah berada di dalam kelas. Aku dan Sasa langsung duduk di tempat kami masing-masing sebelum Pak Amran membagikan kertas ulangan.

"Ingat, jangan ada yang menyontek ke teman, menyontek di kertas atau apapun itu. Kalau ada yang berani menyontek, saya akan robek kertas ulangan kalian dan keluar kelas. Tidak tuntas kkm seperti biasa membersihkan sekolah saat jam istirahat. Kalian mengerti?"

"Mengerti Pak!" Jawab seluruh siswa yang ada di dalam kelas serentak, kecuali aku.

•••

Aku keluar kelas dengan wajah yang berseri-seri. Ternyata otakku masih bisa bergungsi juga. Hampir semua soal ulangan matematika tadi bisa ku jawab yang menurutku jawabannya memang benar. Jadi aku yakin kalau aku tidak akan di hukum oleh Pak Amran.

Sekarang aku sedang menunggu jemputan supirku. Sasa pulang duluan karena ada urusan. Dan juga ternyata hari ini Mama dan Papa akan pulang. Bukannya tidak senang kalau mereka pulang, tapi aku hari ini ingin main ke apartemen Ali lagi, hehehe.

"Ini Pak Surya mana sih? Kok belum nyampe juga." Aku melihat jam ungu cantik favoritku di pergelangan tanganku. Memang sih belum lama menunggu, tapi aku orangnya paling tidak suka menunggu.

Aku duduk di kursi yang terdapat pada pos satpam sekolahku. Sama seperti yang lain jika bosan menunggu pasti akan memainkan handphone, aku pun begitu. Ku rogoh saku seragamku untuk mengambil handphoneku.

IG
putri_134 started following you
amnda.jp , dwiairin_ , and 49 others liked your post

WA
NabilahAS : Prill!!!!!! Gue gabut nih 😩
Hanifa : Lupa Prill hehehe
Aliando Syarief : Hai 😊
Agit Cucok : Ogah ah, lo aja sana

BBM
Faniapl : PING!!!
Putriii : 📣 KARPET ANIMASI LUCU.....
MaximeB. : Prill 💣

Banyak notifikasi yang masuk, tapi mataku hanya terfokus pada notifikasi wa yang bernama Aliando Syarief.

"HAH?! INI GAK MIMPI KAN?!" Tanyaku pada diriku sendiri. Aku memencet notif wa itu. Jam 11 tadi Ali mengirimkan pesan. Jantungku dag dig dug ser melihat pesan itu. Aku masih tidak percaya, akhirnya aku menampar pipiku dengan keras, "Awh!"

Aliando Syarief

Hai 😊

Aduh, aku ingin berteriak sekarang juga. Mimpi apa aku semalam sampai di wa idolaku. Ya ampun mau jawab apa ya?

Ali nge wa aku 😍
Demi apa?!
Ini gak mimpi kan?

Aku tidak peduli jika Ali akan illfeel padaku. Coba saja kalian yang ada di posisi aku, mau bersikap malu-malu juga susah.

Tak lama kemudian, notif wa dari Ali pun berbunyi lagi. Aku makin tambah senang dan berteriak di dalam hati. Tentu senyumku makin lebar setelah ini.

Kamu gak mimpi kok 😊

Tidak sampai 20 detik dan dengan semangat 45 aku membalas pesan Ali lagi. Ya ampun gemetar tanganku saat membalas pesan Ali. Nanti aku akan bilang sama Mama dan Papa untuk membuat syukuran atas kejadian langka ini. 😄😜

AAAA ALI AKU BERUNTUNG BANGET YAK 😂😍
Ya ampun masih gak percaya
Btw, kenapa kamu nge wa aku?

Kangen sama kamu 😝
Enggak cuma iseng aja sih tadi heheee

Butuh oksigen! Oksigen!! Please oksigen!!!!!!!

[•••]

I know, pendek, gak ngefeel, gak bikin ngefly, dsb 😞
Maaf atas keterlambatannya. Vote + komen jangan lupa!

27 03 2017

Dari Fans Untuk Idola ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang