Lebih Mengenal

44.2K 3.5K 310
                                    

Day second being their 'Boss'

"Lo punya tiga babu Ki. Kenapa cuma gue yang selalu lo recokin?!"

Pertanyaan Andra menyambut Kia saat cewek itu menggeser kursi baca yang posisinya pas di depan Andra. Kia baru menjawab setelah dirinya duduk dengan nyaman. "Pertama, karena waktu gue jadi babu, lo yang paling ngeselin."

"Dan kedua, ini menyangkut PR fisika yang belum gue kerjain, jadi lo adalah babu terbaik untuk direcokin." Larangan bicara keras di perpustakaan memaksa Kia mencondongkan badan saat berbisik.

"Yang namanya PR tuh harusnya udah dikerjain dari rumah!"

Kia berdecak menanggapi cibiran Andra. "PR fisika ini susah. Gue nggak akan bisa ngerjainnya. Biar lo aja..." gaya bicara sok dramatis itu Kia akhiri dengan kekehan geli.

Walaupun tidak ikhlas, Andra mulai meraih bolpoin dan buku tugas yang Kia letakkan di atas meja. Sementara buku pengetahuan antariksa yang belum selesai ia baca terpaksa ditutup dulu. Cowok itu mendengus saat mengetahui Kia sama sekali tidak mencoba mengerjakan satu soal pun, hanya soal saja yang sudah ia tulis di bukunya. Ingin rasanya Andra mengomel lagi, tapi tak jadi ia lakukan sebab tahu hal itu sama saja dengan buang-buang energi. Cepat-cepat mengerjakan PR Kia lebih baik supaya cewek itu lekas pergi.

Sekitar 10 menit berjalan dan Andra masih berkutat. Keheningan membuat Andra heran, tumben sekali Kia diam saja dan tidak mengoceh seperti biasa. Sejenak Andra menjeda fokus pada buku untuk sekedar mendongakkan kepala, hal pertama yang ia lihat adalah Kia sedang menopang dagu dengan kedua tangan, matanya terpejam dan ada earphone menyubat di telinga cewek itu. Sekarang Andra sudah tidak heran lagi.

Andra tidak tahu pasti apakah Kia benar-benar tertidur atau hanya tengah menikmati musik. Tapi ia membiarkan cewek itu dalam mode tenangnya. Hal ini bagus karena Andra memang butuh konsentrasi untuk mengerjakan dua soal terakhir yang sedikit rumit. Tapi berkat keenceran otaknya, Andra hanya perlu waktu enam menit untuk merampungkan dua soal tersebut.

"Udah beres. Balik sana, udah mau-" Andra tidak melanjutkan kalimat saat tersadar kalau bicara dengan suara pelan pada orang yang telinganya sedang tersumbat earphone adalah tindakan bodoh. Sejenak Andra memicingkan mata mengamati Kia. Posisinya sama sekali tidak berubah dan deru napasnya begitu teratur. Dia tidur beneran?

Bel tanda berakhirnya jam istirahat terdengar dari luar. Pengunjung perpustakaan beranjak satu per satu. Andra mengibaskan tangan di depan wajah Kia. Tapi cewek itu masih diam tak membuka mata. Satu hal yang baru Andra ketahui adalah Kia punya bakat yang begitu alami dalam hal tidur. Entah bagaimana Kia bisa terlelap dengan posisi duduk begitu.

Bangunin atau tinggalin. Ada dua hal yang terpikir di benak Andra. Lalu kemudian, sisi baik dan sisi jahat dalam dirinya mulai berdebat membahas pilihan. Andra menggelengkan kepala beberapa kali sebagai penegasan kalau ia sudah punya pilihan sendiri, ia akan adil dengan tidak hanya menuruti satu sisi saja. Membangunkan sambil mengerjai adalah idenya.

Dengan sengaja Andra menarik salah satu tangan Kia sehingga penopang dagunya berkurang dan membuat Kia langsung hilang keseimbangan. Kepala cewek itu jatuh membentur meja kayu sehingga matanya sontak terbuka, rasa sakit akibat terbentur mengembalikan kesadarannya. Andra menahan tawa melihat kekonyolan ekspresi Kia saat mengucek mata sambil mengelus dahinya.

"Gue duluan. Udah bel." Andra langsung mengambil langkah besar-besar, berlalu meninggalkan Kia sebelum cewek itu sempat mengomel padanya. Lagipula ia sudah cukup puas karena baru saja mendapat hiburan gratis.

Pal In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang