"Punya pacar, tapi yang antar jemput masih aja tetep supir!"
Sindiran Nazla Kia tanggapi dengan tawa ringan. Sambil membetulkan posisi tas di punggung, Kia berjalan mendekati sahabatnya. Kebetulan pagi ini Kia dan Nazla sampai ke depan gerbang sekolah pada waktu yang bersamaan, bedanya Nazla naik taksi sementara Kia diantar supir seperti biasa. "Yah gimana, pacar nggak jemput sih..." balasnya dengan nada bercanda.
"Really? Aku kira kamu yang emang nggak mau dianter jemput sama Andra?" sembari berjalan bersisian dengan Kia, Nazla menyambung percakapan.
"Setelah jadian, sepupu lo jadi canggung. Setiap ketemu gue, si Andra pasti kayak orang bingung."
"Bingung gimana?"
"Mmm... Gimana ya? Ah iya, contohnya kemarin pas pulang sekolah, tiba-tiba dia nyamperin gitu, gue paham kalau sebenarnya dia mau ngajakin pulang bareng, tapi buat bilangnya itu loh kayak susah banget. Pake segala belibet nanyain keadaan supir gue lah... akhirnya gue beneran di jemput supir dan kita nggak pulang bareng." Wajah lucu dan tingkah aneh Andra kemarin berputar di benak Kia, membuat cewek itu sesekali terkekeh sendiri saat bercerita.
Nazla tidak langsung menyahut lagi. Ia menyelipkan rambut ke belakang telinga dengan pandangan yang menerawang asal ke ujung koridor. Caranya menghela napas menunjukkan kalau Nazla sudah cukup bisa memahami situasi. "Andra pasti bingung dan canggung karena ini pengalaman pertamanya..."
Kia menoleh, lalu mengangguk pada Nazla yang sedang menatapnya. "I think so. But it's ok. Gue bisa maklum..."
"Ih, jangan it's ok dong! Kalau Andra kaku terus kamunya juga cuek aja, nanti hubungan kalian malah jadi aneh!"
"Mungkin Andra cuma butuh waktu deh, Naz? Kayak gue pas pertama dideketin Andra, awalnya canggung banget, tapi makin lama canggungnya juga hilang sendiri."
"Bukan hilang sendiri! Tapi hilang karena Andra berhasil bikin kamu terbiasa." Nazla meralat cepat. Nadanya sedikit berteriak seakan sengaja untuk mengenyahkan pemikiran Kia yang ia anggap keliru. "Masa kamu nggak sadar kalau pas PDKT kemarin Andra ngelakuin ini itu biar bisa bikin kamu terbiasa sama perubahan yang ada?"
Pertanyaan Nazla memaksa Kia memutar mundur ingatan. Kembali pada saat pertama Andra memberitahu soal perasaannya. Kia masih ingat betul kalau ia selalu menghindar tanpa alasan yang jelas setelahnya-canggung saja. Tapi kemudian, seperti yang Nazla katakan, Andra melakukan banyak hal yang berbau pendekatan. Kadang-kadang terkesan lebay dan sangat tidak cocok dengan karakter asli cowok itu. Tapi memang akhirnya semua usaha Andra berhasil membuat Kia nyaman dan perlahan rasa bingung dan canggung itu teratasi.
"Ini bukan cuma masalah waktu, Ki. Andra butuh dibantu juga." Kembali Nazla yang bicara karena Kia masih diam dan sibuk sendiri dalam pikirannya. "Dan satu-satunya yang bisa bantu dia ya kamu sendiri-pacarnya Andra."
"Gue?" Kia menunjuk wajah sambil mengernyit.
Nazla mengangguk. "Karena keadaan sekarang kebalik, jadi mungkin emang harus gantian..."
"Ya tapi! Masa gue harus ngeromantisin Andra? Kan gue ceweknya Naz!" protes Kia setengah bergidik ngeri.
"Ya nggak perlu begitu juga. Pokoknya cukup bikin Andra paham kalau pacaran nggak sesusah yang dia bayangin. Dan kalian juga masih tetep bisa santai kayak pas masih berteman biasa. Ngerti, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pal In Love
Teen Fiction[TELAH TERBIT] "Selalu ada luka, diantara persahabatan dan cinta." ÷×+-=Pal in Love=-+×÷ Masuk kelas unggulan di sekolah barunya jelas bukanlah hal yang diharapkan oleh seorang Kia-siswi dari kelas reguler sebelumnya. Kia sendiri malah lebih suka m...