"Buset! Ada angin apaan itu para cogan dateng ke kantin?!" Alfryda langsung heboh melihat empat orang cowok yang tidak lain adalah Azka, Andra, Evan, dan Mikko datang bersamaan. Sedikit terkejut karena selama ini mereka jarang sekali mampir ke kantin. Istirahat begini, Azka, Evan, dan Mikko selalu main basket di lapangan, sementara Andra seringnya belajar dan baca buku di perpustakaan.
Para siswi di sekitar pun menunjukkan reaksi yang serupa, beberapa yang kecentilan memekik dan coba menyapa. Sementara yang malu-malu kucing meninggalkan makanan dan minuman untuk sekedar curi-curi pandang pada wajah-wajah tampan itu. Rejeki di siang hari! begitu pikir mereka.
"Anjay! Pada jalan kemari!" sekali lagi Alfryda memekik, tangannya refleks menggebrak meja tanpa alasan yang jelas.
Nazla langsung melongok dan mengikuti arah pandang cewek di sampingnya itu. "Kayaknya mau ada traktiran nih?" sahutnya.
"Traktiran? Dari siapa? Evan, Azka, atau Mikko? Perasaan tim basket cowok nggak habis menang turnamen?" Alfryda melirik Nazla ingin tahu.
"Bukan mereka, bukan urusan basket juga. Kali ini sepupu aku yang bakal kasih traktiran..."
"Andra? Emang ada apaan? Oh, karena dia menang olimpiade kimia ya? Eh, tapi itu kan udah seminggu yang lalu? Masa traktirannya baru sekarang? Telat banget...!"
Seulas senyum penuh arti tercetak di bibir Nazla ketika ia sengaja melirik ke arah cewek yang duduk di depannya sebelum menjawab. Kia daritadi sibuk mengunyah batagor. "Kan sepupu aku baru jadian semalem..."
Uhuuk! Uhuuk!
Kia tersedak, bersamaan dengan itu, Andra dan tiga cowok lain sudah berada tepat di belakangnya.
Menyadari kemana informasi dari Nazla mengarah, Alfryda seketika berdiri dari duduknya dengan mata melotot sempurna. "ASTAGA! ANDRA SAMA KIA BARU JADIAN SEMALEM?!" suara Alfryda menggelegar sampai hampir semua yang ada di kantin bisa mendengarnya.
Kabar tersebut jelas mengundang keterkejutan banyak orang tidak terkecuali Azka, Evan, dan Mikko, tiga cowok itu serempak menatap Andra. "Pesen aja sesuka kalian, hari ini gue traktir..." si 'tersangka' bersuara datar. Tapi kalimat itu sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan sehingga Azka, Evan, dan Mikko langsung bergantian memberi selamat.
Di tempatnya, Kia sudah tidak lagi bernafsu makan. Ia malah lebih bernafsu untuk menjejalkan semua batagor di piringnya ke mulut comel Alfryda. Bisa-bisanya cewek itu seenak jidat mengumbar privasi orang di tempat ramai begini?! Suara toak Alfryda sukses membuat Kia malu sekarang. Dan sikap Alfryda yang malah buru-buru ngacir memesan berbagai makanan itu benar-benar membuat Kia kesal maksimal!
"Sekarang gue nggak heran kenapa tadi lo maksa kita ke kantin, mau temenin pacar makan ternyata!" Mikko terbahak puas setelah menggodai Andra. Saat mendapat sebuah tatapan tajam, Mikko segera kabur dengan alibi berbaik hati mau memesan makanan untuk semua.
"Eh kalian jangan berdiri terus. Ayo duduk bareng disini aja!" ajak Nazla bersemangat. Meskipun yang diajak bicara ada tiga orang, ia lebih banyak melirik Evan.
Andra mendahului duduk. Tentu cowok itu memilih tempat di samping kanan pacarnya. Azka menyusul kedua, duduk di sisi kanan Andra. Sedangkan Evan masih belum bergerak-tampak sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Nggak duduk, Van?" Azka mengeluarkan suara. Memancing Andra ikut menyorot Evan dengan tatapannya.
Merasa terintimidasi, Evan menyeret kaki untuk ikut duduk. Binar di mata Nazla meredup ketika Evan justru menempati tempat kosong di sebelah kiri Kia, dan bukan di sebelahnya yang jelas-jelas masih sangat lapang. Kia, Andra, dan Azka memandang Evan tidak habis pikir. Tapi mereka sama-sama memutuskan untuk tidak bicara macam-macam agar Nazla tidak semakin bersedih dan karena takut suasana akan makin tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pal In Love
Teen Fiction[TELAH TERBIT] "Selalu ada luka, diantara persahabatan dan cinta." ÷×+-=Pal in Love=-+×÷ Masuk kelas unggulan di sekolah barunya jelas bukanlah hal yang diharapkan oleh seorang Kia-siswi dari kelas reguler sebelumnya. Kia sendiri malah lebih suka m...