Kejutan (2)

32.3K 2.5K 621
                                    

Hampir pukul sepuluh malam, dan Pesta ulang tahun Nazla masih meriah. Tentu saja tidak satupun orang yang menunjukkan wajah mengantuk atau lelah di tengah suasana penuh musik begitu. Kegalauan Nazla soal Evan pun sudah menguap sejak acara dimulai, gadis itu tampak sangat berseri-seri sekarang. Setelah acara potong kue, sekarang ia siap untuk acara buka kado.

Dari sekian banyak kotak kado yang ia terima, MC acara menginstruksikan agar Nazla ambil 10 saja. Pilihan pertama dan kedua jelas kado dari sang Mama dan sang Papa. Lalu, kado dari Kia, Andra, Andi, Mikko sedangkan lima sisanya ia pilih acak saja. Dengan Nazla tidak memilih kado dari Evan karena ia tidak mau ambil resiko. Takut isinya justru sesuatu yang bisa memancing perih di hati.

Satu per satu kado mulai Nazla buka. Lalu, setiap kali menemukan isinya, tepuk tangan meriah pecah bersama senyuman lebar di wajah cantik Nazla. Bintang-bintang di atas langit sampai dibuat iri melihat betapa bahagianya gadis itu malam ini.

Sementara itu, di barisan depan kerumunan, Kia berdiri dengan Derril di sampingnya. Ia tidak bisa menahan ketika Nazla membuka kado darinya dan seketika memekik heboh di pengeras suara. Album orisinil terbaru penyanyi idolanya—Randy Pandugo: The Journey—memang sudah diidam-idamkan Nazla sejak sebulan lalu. Namun belum sempat terbeli olehnya.

Nazla mulai membuka kado dari Mikko, Kia yang sudah tidak tersorot lagi oleh mata Nazla meraih ponsel dari dalam sling bag dan membuka whatsapp.

Giliran kado spesial buat masuk!

Begitu ketik Kia. Sedetik kemudian pesan singkat tersebut langsung ia kirim pada Ina. Rencana kejutan yang sudah direncanakan sejak tiga minggu lalu mulai dijalankan!

“SMS siapa, Ki?” tanya Derril saat Kia baru saja mematikan nyala layar ponsel.

“Temen.” Jawab Kia singkat. Derril hanya ber-oh ria karena ia memang hanya berbasa-basi tadi.

Sementara itu, Kia atau Derril sama-sama tidak sadar kalau seorang Andra berdiri tepat di belakang mereka sejak tadi.
Cowok itu diam-diam mendesis mengamati bagaimana Derril terus menempeli Kia sepanjang acara. Sebagai pacar tentu saja Andra cemburu, malah ingin rasanya menendang Derril sekuat tenaga dan menyingkirkan cowok itu sejauh mungkin, sampai ke kutub utara kalau bisa. Tapi Andra juga tidak tahu kenapa ia tidak benar-benar melakukannya tapi malah diam-diam menguntit di belakang Derril dan Kia tanpa alasan yang jelas begini.

Satpam yang bekerja di rumah Nazla tiba-tiba masuk ke area pesta dengan mendorong troli. Perhatian semua orang langsung teralihkan kearahnya, lebih tepatnya, ke arah sebuah kotak raksasa dengan bungkus kertas kado warna pink yang sedang nangkring di atas papan troli.

“Dari seseorang, Non. Nggak mau disebutin namanya. Tapi dia tadi pesen biar kado inj dibuka sekarang.” Hanya itu yang Pak satpam jelaskan sebelum kembali menghilang dari keramaian pesta anak-anak remaja.

“Wih! Kelihatannya spesial, nih! Buruan dibuka dong sayang!” Mama Nazla tampak antusias. Melihat ukuran kotak kado yang persis dengan ukuran kardus pembungkus kulkas, wanita itu jadi penasaran apa isi di dalamnya. Papa Nazla pun terlihat sama penasarannya.

“Buka! Buka! Buka!” tiba-tiba Kia berseru sambil bertepuk tangan menyemangati. Satu per satu orang disekitarnya kemudian mulai meniru dan lima menit kemudian semua tamu undangan sudah melakukan hal yang sama. Nazla akhirnya tidak dapat menahan penasaran juga seperti semua orang. Gadis itu mendekati kotak raksasa dan mengamatinya sebentar dengan mata penuh binar.

Pal In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang