Hujan

3.7K 224 0
                                    

“Rat,lo lagi sebel,kan? Kita makan mi setan,kuy. Ini lidah gue udah gak tahan!” teriak Tia

Ratu dan Tia sedang berada di kamar Ratu.Ratu sudah berhenti menangis,tapi masih sedih.

Tia tidak tega,makannya dia sebisa mungkin menghibur Ratu.

Dimulai dari lawakan yang benar-benar lucu menurut orang-orang,sampai kepada lelucon yang hanya dirinya saja yang mengerti.

“Udahlah,Rat. Jodoh itu ada di tangan Tuhan. Tuhan yang atur semuanya. Kalo dikata nih ya,Tuhan itu sutradara plus penulis skenario. Kita manusia apanya? Tentu saja sebagai pemainnya,dimana kita akan memerankan peran yang udah Penulis Skenario buat.”

“Kalaupun jodoh lo emang Azhar,ya pasti dia bakal balik ke lo,gak? Lagian gak guna juga loh nangis. Malah buang buang tenaga,mending tenaganya kita pakai buat karaoke-an.”saran Tia.

Ratu menolehkan wajahnya menatap Tia. “Karaokean?”

Tia mengangguk antusias.

“Karaokean pala elu botak! Heh,tugas gue numpuk udah setinggi gunung everest,dan lo masih ajak gue buat karaokean? Jatohin gue pas lagi paralayang,Ya,jatohin astolo punya temen otak kaga bener amat etdah.” Gerutu Ratu.

Sontak Tia tertawa.

“Bwahahaha,nyadar juga lo punya tugas seabrek. Makannya,mending lo kerjain tuh tugas yang katanya setinggi gunung everest. Daripada lo nangis gini,”

Ratu yang melihat Tia tertawa pun ikut tertawa.

Setidaknya dia menemukan moodbooster untuk saat ini.

YUSUFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang