Hari ini,Azhar meminta Ratu untuk bertemu di kafe dekat kampus. Azhar bilang,ada yang ingin dia bicarakan dengan Ratu.
"Rat,"panggil Azhar.
Ratu tersenyum tipis.
Azhar berjalan menghampiri Ratu,lalu duduk di hadapan gadis itu.
Azhar datang lengkap dengan pakaian pilotnya,menimbulkan banyak pasang mata yang melihat mereka berdua.
"Udah lama?" tanya Azhar.
Ratu menggeleng, "Baru aja sampe,mau ngomong apa?"
Azhar mendengus pelan. Ia memanggil pelayan,lalu menyebutkan pesanannya.
"Saya cuman mau kasih kejelasan ke kamu,dan saya mohon jangan jauhi saya setelah ini."jawab Azhar.
Hening sebentar. Keheningan terpecah ketika seorang pelayan datang memberikan pesanan Azhar dan Ratu.
"Iya,saya suka sama kamu,Rat. Dan saya gak bisa bohong,kalau perasaan saya ke Regina juga sudah berubah. Semalam saya sudah memberitahu Regina,itu artinya saya sudah tidak berpacaran lagi."
Ratu,bukannya bahagia,kini ia malah menatap Azhar dengan tatapan yang Azhar sendiri sulit untuk mengartikannya.
"Maksud kamu? Kamu mau ngebuat hubungan diantara aku sama Regina renggang? Kamu mau membuat kita bertengkar cuman gara-gara cowok?"
"Rat,"
"Engga,Zhar. Aku sayang sama Regina."
"Oke Fine,aku juga sayang sama kamu,tapi rasa sayang aku ke Regina jauh lebih besar! Aku tau kalau Regina juga pasti sayang banget sama kamu,kamu kok tega?"
Air mata Ratu mulai menetes.
"Ratu,"
"Atau kamu emang seneng bikin aku tampak jahat di mata Regina? Haha,gila gak percaya aku sama Ratu,ngerebut pacar sahabatnya sendiri. Kamu seneneng kalau Regina berfikiran seperti itu tentang aku? Seneng kamu,Zhar!"
Ratu kelewat batas. Baru saja dia berteriak kepada Azhar. Membuat pasang mata itu kembali menatap mereka berdua.
"Ratu,maksud saya gak kaya gitu. Saya cuman ga-."
"Gak apa? Gak bermaksud gitu? Gak sengaja? Basi Zhar! Basi! Aku udah sering baca yang kaya begituan!"
"Bukan,Rat. Saya cuman mau bilang,kalau justu karena saya gak mau menyakiti hati Regina,saya mutusin dia. Akan lebih jahat kalau saya tetap berpacaran dengan Regina,tapi hati saya memilih kamu."
Ratu diam.
Air mata masih mengalir di pipinya.
"Saya sudah membuat keputusan,Rat. Saya memilih,kamu atau Regina. Berat bagi saya,tapi lagi,saya harus memilih."
"dan saya sudah menemukan pilihan saya,saya pilih kamu,Rat."
Ratu semakin menatap garang Azhar.
"Bagus,dengan begitu semua orang akan melihat aku sebagai tokoh antagonis disini. Ratu,si perebut pacar sahabat sendiri."
"Tapi,Rat."
"Kasih aku waktu."
Ratu menghapus jejak air mata diwajahnya.
"Kasih aku waktu buat pikirin ini semua. Sudah kan hanya itu yang mau kamu bicarakan?" tanya Ratu.
Azhar mengangguk.
Topi khas pilot miliknya diremas pelan.
Ratu meminum segelas milk tea yang sejak tadi tidak tersentuh. Lalu bangkit dari duduknya.
"Saya pulang,Assalamualaikum."
Dan Ratu pun,pergi.
Baru beberapa langkah Ratu keluar dari kafe,sebuah pesan yang langsung menusuk hati Ratu menangkring dengan indah di gadget kecil miliknya.
Regina Cahyani : Rat,aku mau bicara.
Regina Cahyani : Di Tea House ya Rat. Tempat biasa
KAMU SEDANG MEMBACA
YUSUF
Short StoryKetika Zulaikhah mengejar cinta Yusuf,semakin jauh Yusuf darinya. Ketika Zulaikhah mengejar cinta Allah,Allah datangkan Yusuf untuknya. *** Ketika Ratu mengejar cinta Azhar,semakin jauh Azhar darinya. Tapi,kenapa ketika Ratu mengejar cinta Allah,All...