Ketika

12.8K 369 36
                                    

“Hai,Azhar! Kita sekelas,ya? Waah,”

Teriakan seorang gadis empat belas tahun menggema di seantero kelas sembilan D. Ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang dalam rangka kenaikan kelas,tetapi suasana sudah seperti pasar malam. Sangat ramai.

Suara teriakan orang bercerita bercampur dengan teriakan orang-orang yang bermain video game.

“Re! Kita sekelas sama Azhar,Re! Ah,senengnya!”

Gadis itu berteriak,lagi. Membuat pemuda dihadapannya mau tidak mau mengangguk sambil tersenyum manis.

“Ajigile! Azhar senyum ke gue,Re! Ah,hidung gue udah gak berada bertempatnya ini!”

Pemuda tampan dihadapannya lantas berlalu keluar kelas,tidak mau telinganya mengalami gangguan bahkan dihari pertama ia sekolah.

Azhar. Namanya Azhar. Usianya baru menginjak empat belas tahun beberapa bulan yang lalu,tapi kemampuan dalam bidang agamanya sudah hampir setara dengan anak-anak lulusan pesantren.

Azhar melangkahkan kakinya menuju kelas sebelah.

Seharusnya,dia berada disana. Bukan berada di kelas sembilan D. Pengacakan kelas yang tiba-tiba ini menuai banyak sekali pro-kontra. Azhar sendiri pun kurang setuju dengan keputusan pihak sekolah,selain karena hampir semua temannya berada dikelas sembilan E,dikelas sembilan D terlalu berisik untuknya.

Disana ada Nurul,Intan,Tia,dan jangan lupakan Ratu-Reysita.

Lengkaplah penderitaan kelas itu.

“Eh,Zhar!” panggil Udin,teman Azhar.

“Gimana? Misah sendiri ya?” tanya Udin begitu Azhar menempatkan diri di bangku sebelah Udin dan Revan.

“Iya,boleh pindah gak sih?” tanyanya.

“Gak tau tuh,tanya aja,Bapa lo kan guru. Yakali kaga boleh pindah.”jawab Revan santai seraya memakan kacang polong.

“Semoga aja boleh,”gumam Azhar,mengambil beberapa butir kacang polong milik Revan,lalu memakannya.

Sementara itu,keadaan kelas sembilan D berbanding tebalik dengan keadaan kelas sembilan E.

Disudut kanan ruangan sudah dipenuhi dengan anak-anak yang bermain game,memukul-mukul meja,seraya meneriakan berbagai kata-kata kasar.

Sedang disudut kiri,tampak Ratu dan teman-temannya sedang asyik bergosip ria. Tangan mereka memegang minuman masing masing.

Es segar dingin dan sebungkus keripik setan di tangan kiri Ratu,sedang tangan kanan ia gunakan untuk memasukan keripik setan kedalam mulutnya.

“Hushh,,Haaahh,gila. Ini,pembakar amarah rasa senang gue!” teriak Ratu terpotong-potong karena saat ini ia sedang kepedasan.

“Eanjir,kalo si Vina kaga bisa pindah gimana?” tanya Riska disela-sela tangisnya.

Tangis karena kepedasan tentunya.

“Huaah,Pasti,hsshh,boleh,hsshh,lah.Yakali,hssh,gak boleh. Anjir,Re anter beli minum lagi,yuk.”

Ratu,tanpa mendapat persetujuan dari Reysita,langsung menarik tangan gadis bertubuh gempal tersebut keluar kelas.

Memesan kembali segelas es segar dingin,lalu meminumnya.

“Gila,gak lagi-lagi gue makan tuh setan.”

YUSUFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang