Heran Wan Djie karena orang gotong joli secara demikian rupa, dari heran, hatinya lantas kebat-kebit, ia berkuatir juga sedikit. Ia tidak menduga bahwa keempat tukang gotong itu adalah orang yang bertenaga besar dan berkepandaian silat. Pun dengan menangkel di kolong joli, ia merasakan hawa yang sangat dingin. Itu waktu ada di musim dingin, ada salju yang nempel di joli, sekarang salju itu jatuh ke mukanya, disebabkan hawa panas pada mukanya itu, salju lumer menjadi air. Tidaik berani ia susut mukanya, ia kuatir dengan geraki tangannya, ia akan menerbitkan goncangan hingga orang bisa timbul kecurigaannya.
Perjalanan baharu dilakukan kira setengah jam, mendadak Wan Djie dengar suara bentakan keras, menyusul mana, joli dihentikan dengan tiba-tiba. Tentu saja keempat tukang joli dan nona di dalamnya dengar bentakan itu.
Segera menyusul bentakan lain, suaranya seorang lelaki: "Budak she Ho yang hina-dina, lekas kau keluar untuk terima binasa!"
"Aneh!" pikir Wan Djie. "Aku rasa kenali suara ini....Siapa dia?"
Habis itu, menyusul bentakan lain lagi: "Kamu kaum Ngo Tok Kauw malang-melintang di dunia, siapa tahu kamu toh ketemu harimu ini!"" Itulah Bin Tjoe Hoa!" ingat si nona Tjiauw. "Ya, suara yang pertama ada suara soehengnya, Tong Hian Toodjin..."
Segera terdengar tindakan kaki berisik disekitar joli, rupanya ada sejumlah orang yang datang mengurung.
Joli segera dikasi turun, keempat tukang gotongnya lantas hunus senjata.
Wan Djie singkap ujung tenda, untuk mengintai,Di arah timur terlihat lima orang, semua memakai jubah suci, tangan mereka menyekal pedang. Yang berada di depan nampaknya ada Tong Hian Toodjin.
"Di arah barat, utara dan selatan, tentu ada kawan-kawan mereka..." pikir pula nona Tjiauw. "Rombongan Boe Tong Pay ini rupanya berniat mencari balas untuk guru mereka."Selagi ia memikir demikian, Wan Djie rasai joli bergoyang.
Itulah gerakan disebabkan Ho Tiat Tjhioe telah berloncat keluar dari jolinya itu.
"Bukankah Tjoei In si imam telah mampus?" demikian bentakannya pemimpin Ngo Tok Kauw ini. "Sungguh besar nyali kamu semua? Apakah kamu mau?""Kasi tahu kami, sebenarnya dimana adanya guru kami, Oey Bok Too-tiang?" Tong Hian tanya "Lekas bicara, supaya kau bisa bebas dari siksaan!"
Ho Tiat Tjhioe tertawa terbahak-bahak."Guru kamu bukannya bocah cilik umur tiga tahun," katanya, "Gurumu hilang, kenapa kamu menanyakannya kepadaku? Apa memangnya gurumu itu diserahkan dibawah penilikanku? Baiklah, kita sama-sama kaum Rimba Persilatan, aku nanti bantu kamu mencari dia! Kasihan kalau sampai dia terlantar diluaran, tidak ada yang urus!..."
"Hai, suaranya orang ini benar-benar halus dan merdu..." pikir Wan Djie. "Dia omong keras tetapi manis didengarnya... Tadinya aku sangka dia bicara sama Wan Siangkong dengan lagu-suara dibikin-bikin, untuk menarik hati orang..."
Lalu terdengar suara penuh kemurkaan dari Tong Hian Toodjin."Kamu kaum Ngo Tok Kauw telah malang-melintang dimana-mana!" demikian suaranya imam ini. "Sekarang kami hendak bikin kamu insyaf, perbuatan jahat mesti terima pembalasan jahat juga!"
Tong Hian geraki pedangnya, tubuhnya juga, agaknya ia hendak lantas menyerang.
Masih Ho Tiat Tjhioe tertawa manis."Boe Tong Pay kesohor sebagai partai jantan," katanya, "tapi buktinya kamu tidak pernah secara terang-terangan mencari aku! Begitulah sekarang, selagi orang aku banyak yang terluka, diam-diam bagaikan hantu-hantu, kamu sembunyi di sini untuk memegat aku!..... Ha-ha-ha-ha!"
Beraneka warna suara tertawanya ketua Ngo Tok Kauw ini, lalu sebelum berhenti suara tertawanya itu, diarah barat utara terdengar satu suara jeritan hebat: "Aduh!"
Nyatalah nona ini sudah lantas mendahului turun-tangan, karena mana, ia menambah membangkitkan hawa-amarah musuh-musuhnya, maka tidak ampun lagi, orang lantas maju, untuk terjang padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Ular Emas (Kim Coa Kiam/Sword Stained with Royal Blood) - Jin Yong
General FictionSalah satu karya emas Master Jin Yong. Pedang Ular Emas mengisahkan tentang usaha Sin Ci untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Ayahnya adalah panglima setia namun difitnah oleh para kasim istana sehingga dijatuhi hukuman mati. Ia berhasil did...