Jilid 26

1.4K 20 1
                                    

Orang itu memakai pakaian kasar dan sepatunya sepatu rumput, di bebokongnya ada golok panjang, Sin Qe lantas kenali, dia adalah Cui Hie Bin, keponakannya Cui Ciu San.
"Ada apakah?" ia tanya pemuda itu.

Hie Bin tidak lantas menyahuti, ia hanya keluarkan sesampul surat dari sakunya, ia haturkan itu kepada ini "paman cilik" (siauw susiok),
Sin Cie awasi surat itu, ia baca alamatnya, "Kepada murid-muridku!" ia kenali surat gurunya, maka ia lantas menjura, habis itu ia menyambuti dengan kedua tangan nya. Kemudian ia buka sampul itu, akan keluarkan suratnya untuk dibaca,
Guru itu menulis ringkas saja.

"Kami kaum Hoa San Pay mempunyai pesan turun menurun ialah sesuatu murid tak dapat pangku pangkat di dalam pemerintahan Karena sekarang Giam Ong sudah berhasil dengan pergerakannya yang besar, murid-murid kita pun sudah lakukan tugasnya, maka sesuatu murid mesti lantas undurkan diri Nanti di malaman bulan purnama dari bulan keempat kamu mesti berkumpul di puncak Hoa San.
Surat itu dibubuhkan tanda tangan dua huruf "Jin Ceng".

Sin Cie kaget
"Kalau begitu temponya rapat tidak ada satu bulan lagi kita mesti berangkat sekarang!" kata dia.

"Memang, Pamanku juga hendak lantas berangkat," Hie Bin kasih tahu.
"Mari kita pulang!" Sin Cie mengajak
Maka mereka berjalan dengan cepat
Begitu lekas Sin Cie memasuki gang di mana terletak rumahnya, ia dengar ramai suara beradunya pelbagai alat senjata, ia juga dengar suara cacian, ia jadi kaget maka ia lantas lari

Beberapa serdadu Beng kelihatan lari serabutan.
Tentara Beng Tiauw sudah buyar kenapa di sini masih ada lagi?" pemuda ini pikir.
ia lari semakin keras, hingga tibalah ia di depan rumahnya.

Di ambang pintu, Ho Tek Siu sedang labrak belasan serdadu Beng, yang berada di dalam rumah yang nampaknya hendak nerobos keluar Untung untuk mereka ini mereka hanya diancam saja, untuk dicegah lo!os, Kapan Tek Siu lihat gurunya datang, ia bersenyum ia lantas lompat minggir

Maka serentak belasan serdadu peng itu lari keluar, saling tabrak hingga ada yang ngusruk jatuh, sebentar saja tidak kelihatan bayangan mereka juga,
Selagi gurunya pandang dia, Tek Siu tertawa,

"Serdadu-serdadu Beng itu lihat rumah kita besar, mereka menyerang masuk untuk menggarong!" katanya,
Sin Cie bersenyum,

"Syukur aku keburu pulang, kalau tidak celakalah mereka!" bilangnya,
"Bertiga mereka masuk ke dalam, justru mereka berpapasan dengan Ang Seng Hay, yang mendatangi sambil berlari keras, mukanya pucat sekali romannya sangat tegang,
"Celaka! Celaka!" demikian teriakannya beru1ang-ulang,

"Ada apakah?" tanya Sin Cie yang menjadi kaget
Thia.... Thia... Thia Lo hucu...!" kata Seng Hay yang tak dapat bicara jelas,
Melihat demikian, Sin Cie serta yang lainnya segera memburu ke kamarnya Thia Ceng Tiok, ketua dari Ceng Tiok Pay. Begitu sampai di dalam kamar, semua orang kaget tidak terkira,

Thia Ceng Tiok berlutut dengan tubuh sudah menjadi mayat golok tajam mengkilap nancap di dadanya,
Tangkap si pembunuh!" berteriak See Thian Kong yang menjadi gusar bukan kepa1ang. Malah ia segera mendahului lompat keluar jendela,
Ouw Kui Lam Ho Tek Siu dan beberapa yang lain turut lompat keluar untuk susul si pembunuh,

Sin Cie cari tahu napasnya Ceng Tiok hidungnya benar-benar napasnya ketua Ceng Tok Pay itu sudah berhenti, malah tubuhnya pun sudah jadi dingin, Jadi dia telah menutup mata sejak sekian lama, jadi kematiannya diketahui sesudah terlambat
Kemudian anak muda itu perhatikan golok yang nancap di dada kawan itu. Di gagang golok terikat selembar kertas yang ada tulisannya, terdiri hanya dari delapan huruf yang artinya, "Hamba yang rendah mati bersama-sama Sri Baginda."
Surat peninggalan itu membuktikan Thia Ceng Tiok bukan mati dibunuh, dia hanya bunuh diri berkorban untuk junjungannya, Rupanya bekas pahlawan raja ini telah lantas dengar kematian dari kaisar Cong Ceng dan segera korbankan diri karenanya, untuk unjuki kesetiaannya terhadap raja itu yang dia tetap cintai.

Pedang Ular Emas (Kim Coa Kiam/Sword Stained with Royal Blood) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang