Si uwah jelek berhenti sebentar, untuk menghela napas, guna entengi hatinya.
"Begitu aku dapat tahu dia ambil tiga-tiganya mustika, segera aku merasakan firasat jelek," dia melanjuti selang sesaat. "Maka aku lantas desak dia supaya dia tinggalkan Kim-tjoa-tjoei dan peta bumi itu....""Peta apakah itu?" Tjeng Tjeng memotong. "Ayahku cuma berniat keras mencari balas, mustahil dia kehendaki juga peta bumi kamu?"
"Aku sendiri tidak tahu, peta itu ada peta apa," sahut Ho Ang Yo. "Apa yang kami tahu itu adalah mustika yang telah diwariskan sejak beberapa puluh turunan. Hm! Dia benar-benar kandung maksud tidak baik! Dia tidak perdulikan permintaanku, dia cuma awasi aku sambil tertawa. Sudah disebutkan, adalah aturan Ngo Tok Kauw kita, siapa memasuki guha Tok-liong-tong, kita dilarang mengenakan pakaian meski cuma selembar, maka bisalah dimengerti keadaan kita berdua pada waktu itu. Demikian aku, tanpa aku sadar, aku telah lantas serahkan diri kepada dia. Sejak itu, aku tidak tanyakan suatu apa lagi terhadapnya.
Secara demikian, kita telah curi ketiga mustika. Dia sudah bilang padaku, setelah selesai mencari balas, dia bakal kembali, untuk kembalikan tiga mustika itu. Setelah dia pergi, setiap hari aku harap-harap kembalinya, tetapi, sampai dua tahun, dari dia tidak ada kabar-ceritanya. Baharu belakangan aku dengar cerita antara kaum kang-ouw bahwa di Kanglam telah muncul satu pendekar luar biasa yang bersenjatakan sebatang pedang aneh serta bor emas, karena mana, dia dijuluki Kim Tjoa Long-koen, Pendekar Ular Emas. Aku percaya betul, pendekar itu mesti dianya. Aku terus pikiri dia, aku menduga-duga, sudahkah dia menuntut balas atau belum. Lewat lagi sekian lama, kauwtjoe bercuriga, dia lantas periksa guha Tok-liong-tong, dengan kesudahannya pecahlah rahasia pencurian ketiga mustika. Atas itu, kauwtjoe wajibkan aku menghukum diriku sendiri. Dan sebagai kesudahan beginilah jadinya rupaku....."
"Kenapa kau jadi begini?" Tjeng Tjeng tegasi.
Ho Ang Yo ada sangat murka, tak sudi ia menjawabnya.
Tapi Ho Tiat Tjhioe, dengan pelahan dia kata kepada ahliwarisnya Kim Tjoa Long-koen: "Ketika itu yang menjadi kauw-tjoe ada ayahku, Ayah sangat berduka yang adiknya sendiri melakukan pelanggaran hebat itu, saking malu dan berduka, ia dapat sakit, terus dia menutup mata. Bibi telah jalankan aturan agama kita, ia hukum diri dengan masuk ke dalam guha ular, hingga ribuan ular gigiti dia. Begitulah, rusaknya muka bibi."
Tjeng Tjeng menggigil, dia jeri sendirinya, akan tetapi berbareng, terhadap si uwah dia tidak lagi membenci seperti tadinya.
"Setelah bibi obati diri dan sembuh," Ho Tiat Tjhioe terangkan lebih jauh, "ia lantas bikin perjalanan sebagai pengemis. Adalah aturan perkumpulan kita, siapa lakukan pelanggaran hebat, dia mesti hidup sebagai pengemis lamanya tiga-puluh tahun, selama mana dia dilarang mencuri uang baik satu boen atau mencuri nasi satu butir, malah dia dilarang juga menerima tunjangan dari sesama kaum Rimba Persilatan."
Ho Ang Yo perdengarkan suara di hidung."Mulanya masih saja aku ingat dia, maka itu sembari mengemis di sepanjang jalan, aku susul dia di Kanglam," cerita terus uwah ini. "Begitu lekas aku memasuki wilayah Tjiatkang, aku lantas dengar kabar hal dia sudah bunuh orang di Kie-tjioe, untuk pembalasannya. Ingin aku menemui dia, maka aku cari padanya. Tapi ia tidak punyakan tempat kediaman yang tentu maka adalah sulit untuk cari ketemu padanya. Ketika akhirnya aku bertemu juga dengannya di Kim-hoa, waktu itu dia telah kena ditawan orang. Beberapa kali aku mencoba menolongi dia, selalu aku tidak berhasil. Musuh-musuhnya telah jaga dia kuat sekali hingga tak bisa aku turun tangan. Dia telah dibawa ke Utara. Aku merasa sangat heran, aku tidak tahu, kenapa dia ditangkap dan dibawa pergi. Baharu kemudian aku dengar kabar, orang hendak paksa dia supaya dia serahkan peta yang dicurinya. Nyata peta itu ada peta lukisan dari suatu tempat simpan harta besar. Pada satu wkatu, bisa juga aku dapatkan ketika akan bicara sama dia. Dia kasi tahu aku bahwa orang telah bikin putus semua urat-uratnya, hingga ia jadi seorang yang bercacat. Menurut dia, semua pengantarnya ada orang-orang liehay, maka sendirian saja, tidak nanti aku bisa tolongi dia. Dia bilang, dia punya cuma satu harapan untuk bisa hidup terus. Ialah kapan ia bisa pancing musuh-musuhnya pergi ke puncak gunung Hoa San. Dan itu waktu, dia sedang memancingnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/98063774-288-k750487.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Ular Emas (Kim Coa Kiam/Sword Stained with Royal Blood) - Jin Yong
General FictionSalah satu karya emas Master Jin Yong. Pedang Ular Emas mengisahkan tentang usaha Sin Ci untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Ayahnya adalah panglima setia namun difitnah oleh para kasim istana sehingga dijatuhi hukuman mati. Ia berhasil did...