Nyata di mulutnya tengkorak, terjepit di antara gigi, terdapat sepotong tusuk konde, yang pendek sekali, yang tidak nampak apabila tidak diperhatikan
Ho Ang Yo cabut tusuk konde itu dengan tangannya, dia tidak berhasil Jeriji-jeriji tangannya tidak dapat menjemput dengan seksama.Rupanya Kim Coa Long kun gigit tusuk konde di waktu hidupnya sampai ia mati maka perhiasan rambut itu jadi terjepit keras, itu adalah sebuah tusuk konde emas,
Ho Ang Yo penasaran, ia mencoba lagi sekali. Kali ini gigi-gigi tengkorak pada copot, maka tusuk konde itu jatuh sendirinya, Lantas ia pungut untuk disusuti debu-nya."Sekonyong-konyong saja uwa ini terperanjat hingga wajahnya turut berubah, ia menjerit ketika ia tanya, "Apakah ibumu bernama Gie?" tanyanya.
"Huruf "Gie" dari ibunya Ceng Ceng beda dari huruf "Gie" dari "Saat Gie" namanya ayah si nona,Ceng Ceng manggut dengan perlahan
Ho Ang Yo berduka berbareng panas hatinya, hingga ia kertak gigi,
"Baik, baik!" katanya dengan sengit "Meskipun disaat kematianmu kau masih ingat saja si perempuan hina dina! Sampai kau gigit tusuk kondenya!"Mengawasi dua huruf "Oen Gie" yang terukir di gagang tusuk konde, sinar matanya uwa ini bagaikan api hendak menyambar, dalam sengitnya, ia masuki tusuk konde itu ke dalam mulutnya, terus ia gigit dan ganyam hingga mulutnya itu mengeluarkan darah.
Ceng Ceng lihat kelakuan itu, ia percaya, pikiran sehat dari Ho Ang Yo sudah menjadi kabur ia pun insyaf, saat yang paling berbahaya bakal sampai, maka lantas saja ia keluarkan guci kecil yang memuat abu ibunya, ia buka tutup guci, akan tabur isinya ke dalam lubang, supaya bercampuran sama tulang-tulang rerongkong ayahnya,
Ho Ang Yo bengong mengawasi kelakuan si nona ini."He, kau lagi bikin apa?" tegurnya kemudian.
Ceng Ceng tidak berikan jawaban hanya setelah menuang habis, ia keruki tanah untuk dipakai menutupi lubang kubur itu, di dalam hatinya, ia memuji. "Ayah dan ibu, harap ketahui, anakmu sudah kubur ayah dan ibu bersama-sama...."Ho Ang Yo sambar guci kosong, ia pandang sebentar, segera ia sadar.
"Ha! ini jadinya abu ibumu!" serunya,
Ceng Ceng manggut dengan perlahanCepat luar biasa tangannya si uwa menyambar, Ceng Ceng lihat itu, ia berkelit, tidak urung pundaknya terkena juga, hingga ia terpelanting hampir ia rubuh.
Ho Ang Yo lantas menjerit-jerit, "Aku larang kau kubur mereka bersama-sama.
ia jadi seperti kalap, dia garuki lagi tanah untuk dibongkar pula,
Akan tetapi abu sudah bercampuran sama tulang-tulang dan tanah tidak dapat di angkat untuk dipisahkan lagi, Tapi dalam sengitnya, uwa ini tarik keluar semua tu!ang,"Aku nanti bakar kamu menjadi abu!" teriaknya, "Aku nanti sebar abumu di kaki gunung Hoa San ini supaya terbang berhamburan ke empat penjuru, buyar ke segala jurusan, hingga kau tidak dapat berkumpul sama si budak hina dina!"
Ceng Ceng menjadi gusar berbareng sibuk, ia tubruk si uwa untuk mencegah, ia menyerang, akan tetapi ia kalah kosen, baru beberapa jurus saja ia telah kena dirubuhkan, Untung untuknya, uwa ini tidak serang ia dengan kuku-kukunya yang lihay,Ho Ang Yo buka baju luarnya, untuk pakai itu sebagai umpan api setelah tulang ditumpuk di atas bajunya itu, ia mulai sulut itu. Kemudian ia kipasi api menjadi berkobar
Dilain saat tulang-tulang telah mulai terbakar nyala, hingga asap lantas mengu!ak di dalam kamar baru itu.
Memandang tulang-tulang terbakar Ho Ang Yo tertawa berkakakkan, tandanya ia sangat puas, Tiba-tiba saja ia melengak tatkala merasakan bau asap yang luar biasa, segera ia berteriak "Hee-Iong, oh, bagaimana kau kejam!"
Ceng Ceng juga lantas merasakan bau asap yang luar biasa itu, selagi ia merasa heran, ia pun segera merasakan kepalanya pusing, matanya kabur, hingga ia jadi kaget Tapi ia masih bisa lihat si uwa bengis menghadapi api unggun yang luar biasa itu berulang-ulang dia menyedot dan mengeluarkan napas, akan akhirnya dia berseru beru1ang-u!ang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Ular Emas (Kim Coa Kiam/Sword Stained with Royal Blood) - Jin Yong
Ficción GeneralSalah satu karya emas Master Jin Yong. Pedang Ular Emas mengisahkan tentang usaha Sin Ci untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Ayahnya adalah panglima setia namun difitnah oleh para kasim istana sehingga dijatuhi hukuman mati. Ia berhasil did...