part 4

2.9K 205 6
                                    

Semakin cepat aku menjalankan mobiku semakin ringan rasanya kepalaku. Ini adalah kebiasaan birikku.

Ketika aku sedang banyak pikiran maka aku akan melajukan mobilku dengan sangat kencang. Aku tak peduli lagi dengan yang namanya kecelakaan atau apa, aku hanya perlu ketenangan.

Aku membuka bagian atap mobil agar semua beban dikepalaku terbang bersama angin. Tak lupa ku kenakan kacamata hitamku agar lebih nyaman.

Aku membelah jalanan ibu kota yang cukup padat dengan deru mesin mobil yang halus. Semua masalahku benar-benar terbang dan menguap.

Prrriiiiitttt.....terdengar bunyi peluit di tiup dengan sangat nyaringnya. Shit.....baru saja aku akan bernafas lega sudah muncul masalah baru.

Ya....lagi-lagi aku diberhentikan oleh polisi. Aku menepi di pinggir jalan dan mengamati polisi tersebut menghampiriku.

Lagi dan lagi.....rasanya aku mau berteriak ketika aku menyadari siapa yang berjalan ke arahku. Ya....dia Indra yang karenanya aku ingin menjalankan kendaraanku dengan begitu kencangnya.

"Selamat siang nona," kata Indra.

Aku membuka kacamata hitamku. Aku menatapnya dengan pandangan yang tajam dan tak bersahabat.

"Sepertinya anda sudah dua kali melanggar nona," katanya.

"Lalu?" tanyaku.

Wwwwwuuuusssshhh......deru angin dari mobil truck yang melewati kami menerpa rambutku. Asap knalpot mobil tersebut mengenai mataku yang membuat mataku menjadi pedih.

Aku segera berusahaan mengambil air mineral yang ada di mobilku. Aku membersihkan mataku hingga softlensku terjatuh.

"Nona dengarkan saya," kata Indra.

"Sebentar," kataku sambil mengambil kacamata dari dalam tasku dan mengenakannnya.

Mataku memang minus. Dari SMA sampai kuliah aku mengenakan kacamata. Tapi begitu keluar kuliah aku mengenakan softlens.

"Cle......," kata Indra yang terlihat sangat kaget.

"Ya kenapa Pak Indra?" tanyaku.

"Kamu benar-benar Cleopatra mahasiswa.....," kata Indra kaget.

"Ya....aku Cleopatra si gadis berkacamata dan lugu," kataku.

Indra terdiam memandangku. Entah apa arti diamnya itu. Apakah dia kaget, atau menyesal?

Menyesal?? Tidak, laki-laki seperti dia tidak mungkin menyesal atas semua yang telah terjadi.

"Cle...." kata Indra.

"Jadi....mana surat tilangnya?" tanyaku memotong perkataannya.

"Kamu ga' ditilang," jawabnya.

"Kenapa? Buat nebus dosa? Profesionallah," kataku sini.

"Cle...." kata Indra.

"Ya sudah kalau tak mau menilangku," kataku sambil masuk ke dalam mobil.

Aku kembali menjalankan mobilku. Kali ini aku hanya menjalankan dengan kecepatan sedang.

Kenapa softlensku harus terjatuh hingga harus mengenakan kacamata? Kenapa dia harus mengenaliku?

Entah kemana aku menjalankan mobilku. Aku hanya ingin menenangkan diri dan menerbangkan semua masalahku bersama angin.

Malam beranjak, ibu kota telah dihiasai lampu-lampu yang indah. Deru mesin mobilku masih terdengar dengan jelas ditelingaku.

Lelah....itu yang aku rasakan saat ini, aku menepikan mobilku disebuah taman. Aku turun dari mobil berjalan mengitari taman.

CLEOPATRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang