Part 15

1.9K 146 16
                                    

"Cleo awas...." kata seseorang.

Seketika aku berbalik ke arah suara yang tadi memperingatkanku akan sesuatu. Aku masih tak mengerti apa yang dia katakan, apa yang harus aku hindari dan kenapa dia berkata demikian?

Brruuukkk....aku terjatuh dengan sangat keras karena di dorong seseorang. Aku masih bengong dan menyangka semua ini adalah mimpi, tapi ternyata bukan.

Beberapa detik lalu sebuah mobil berkecepatan tinggi berusaha untuk menabrakku saat aku menyeberangi jalan menghindari pengejaran Aldo.

Aldo mencoba memperingatkanku tapi aku tak paham dengan apa yang dia maksud.

"Cle...kamu baik-baik saja," terdengar suara Aldo memenuhi telingaku.

Aku mengerjapkan mataku selama beberapa saat dan berusaha menyadari apa yang telah terjadi padaku.

Beberapa orang mengerumuniku dan mencoba mencari tahu bagaimaba kondisiku setelah hampir di tabrak oleh mobil tadi.

"Cle...," terdengar suara Riana yang begitu cemas.

"Aku gak apa-apa, makasih Do," kataku.

Aku di bantu oleh Riana dan Aldo untuk berdiri dan berjalan ke tempak duduk di depan sebuah caffe.

"Air putih dan ice cream ya," kataku pada seorang pelayan.

"Capuccino," kata Aldo.

"Aku jus srowberry saja," kata Riana.

Aku mencoba menenangkan diriku atas apa yang baru saja aku alami. Aku teringat bahwa tempat kejadian sangat dekat dengan kantorku dan sudah barang pasti semua orang kantor tahu akan hal itu.

Mama...bagaimana jika kabar itu sampai di telinga mama? Mama pasti akan sangat shock terlebih kami baru saja di tinggalkan papa.

Aku segera mengambil ponselku dan menelpon Jasmine, sekretarisku. "Hallo Jas," kataku saat telponku di angkat.

"Nona...nona tidak apa-apa? Barusan saya dengar ada yang berusaha menabrak nona,"

"Saya tidak apa-apa, saya agak telat masuk kantor karena ada yang keperluan sebentar. Tolong kamu sampaikan pada semuanya jangan sampai ada yang telpon ke rumah dan mengabarkan apa yang terjadi barusan. Kalau ada yang menyampaikan itu ke rumah maka saya pecat!"

"Baik nona,"

"Ada jadwal meeting tidak?"

"Jam 14.30 meeting dengan clien nona,"

"Siapkan semua berkas di meja saya, jam 13.30 saya kembali ke kantor," kataku lalu menutup telpon.

Aku tahu papa dan mama tak pernah mengajarkanku untuk mengancam karyawab menggunakan kedudukan dan posisiku, tapi kali ini terpaksa aku melakukan semua ini. Aku tak ingin jika kabar itu sampai di telinga mama dan kesehatan mama kembali drop.

"Terima kasih," kataku pada pelayan yang mengabtarkan pesanan kami.

"Aku ingin bicara Cle, sebentar saja," kata Aldo.

"Kamu punya waktu sampai jam 13.20," kataku.

"Aku hanya bisa menemani kalian sampai jam 12.55, sekarang baru 12.40 jadi aku ada waktu 15 menit lagi," kata Riana.

"Aku minta maaf atas kejadian itu Cle, harusnya aku jujur dari awal tentang semuanya," kata Aldo.

****
3 tahun lalu

Aldo Pov

Aku baru saja kembali dari berjalan-jalan dengan Cleopatra, kekasihku. Aku tahu mungkin ini akan menjadi kali terakhir dari acara jalan-jalanku dengannya.

Aku salah padanya, aku tak pernah mengatakan semuanya dengan jujur. Aku tak pernah mengatakan jika aku seorang duda.

Dan sekarang...lagi-lagi aku harus membohongi dia. Bukan mauku untuk membohongi dia seperti ini, tapi bagaimana lagi, aku tak dapat membohongi diriku bahwa aku mencintai dia.

Memang aku hanya sekejap mengenal dia, menjalin hubungan dengannya, tapi aku sangat nyaman dengannya. Seandainya aku belum bertunangan dengan Riana, sahabat Cleo dan juga kekasihku.

Apa yang akan terjadi jika Cleo tahu semuanya? Apakah dia akan memaadkanku dan Riana yang telah membohonginya, bermain curang di belakangnya?

Tapi aku juga tak dapat lari dari tanggung jawabku, tanggung jawab seorang lelaki. Ya...Riana tengah mengandung anakku karena kesalahan yang kuperbuat beberapa bulan lalu.

Kring...dering telpon membuyarkan lamunanku. Ternyata Riana menelponku, entah apa yang ingin dia bicarakan.

"Hallo Ri," kataku dengan suara yang begitu berat.

"Maafkan aku Do karena telah membuatmu harus meninggalkan Cleo,"

"Tidak, semua salahku Ri. Seandainya waktu itu aku gak mabuk dan melakukan semua itu, mungkin tak akan seperti ini ceritanya,"

"Ini juga salahku. Tapi kumohon Do, jangan katakan pada Cle soal semua ini, aku tahu telah menyakitinya, dan aku tak ingin membuatnya semakin hancur,"

"Aku tak akan melakukan semua itu, aku sangat mengerti persahabatan kalian,"

Lalu telpon itu kututup dan aku kembaki dengan semua pemikiranku, semua lamunanku.

Aku beranjak dari tempat tidur dan mengambil sebuah photo yang terbingkai indah. Photo seorang Cleopatra Williams yang selalu membuatku tersenyum.

"Kamu benar-benar cantik Cle, seperti Ratu Cleopatra," kataku lirih.

Hari berganti dengan begitu cepatnya dan aku telah menjadi suami dari Riana, sahabat Cleo.

Berulang kali Cleo menelponku tapi aku selalu merijek telponnya dan tak ada satu pesan pun dari dia aku balas. Bukan aku membencinya, tapi aku tal ingin menyakitinya dengan semua kenyataan yang menyakitkan ini.

"Ponselmu bunyi Do," terdengar suara Riana dari belakangku sambil memelukku mesra.

"Paling dari Cle, biarkan saja,"

"Aku merasa bersalah padanya, sampai kapan kita akan menyembunyikan semua ini darinya?"

"Entahlah Ri, setidaknya sampai kuliah dia selesai,"

"Tugas dia di kamu kan? Biar aku berikan,"

"Jangan Ri, itu akan membuat dia curiga nanti,"

Aku bukan tanpa beban menjalani semua ini. Bebanku sangat berat, entah sampai kapan aku akan dapat menyembunyikan semuanya.

***
Sekarang

Aku terdiam seriba bahasa mendengar semua penjelasan Aldo. Aku tak pernah menyangka jika yang membuatku selama ini hancur adalah sahabatku sendiri, Riana.

Aku menatap Riana tajam. Semua emosi selama bertahun-bertahun rasanya terkumpul sudah di dalam benak dan pikirnku.

Plak...sebuah tamparan mendarat dengan sempurna di pipi Riana. Aku benar-benar marah padanya, bukan hanya atas pengkhianatannya, tapi juga karena sikap diamnya selama 3 tahun ini.

"Maafkan aku Cle," kata Riana sambil menitikkan air mata.

"Maaf kamu bilang Ri? Kamu tahu bagaimana perasaanku selama ini atas pengkhianatan Aldo, dan ternyata kamu juga berkhianat," kataku marah.

"Aku gak maksud...," kata Riana.

"Bermaksud atau gak, kalian telah berkhianat," kataku.

"Cle...please maafin aku. Ini tak mudah bagi kami Cle," kata Riana.

"Cle...kita gak niat menutupi semuanya selama ini. Aku tahu kamu baru kehilangan papamu,gak seharusnya kamu bicara sekarang, tapi kami tak sanggup bungkam lagi," kata Aldo.

"Sudahlah," kataku sambil berlari meninghalkan cafe.

Entah bagaimana bentuk hatiku saat ini. Yang jelas hatiku kini benar-benar hancur berkeping-keping dan sudah tak berupa lagi.

Dulu aku hancur karena pengkhianatan Aldo, tapi sekarang...sekarang aku hancur atas pengkhianatan sahabatku dan kebungkaman mereka selama 3 tahun.

CLEOPATRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang