part 6

2.4K 173 7
                                    

"Selamat pagi nona," sapa Indra.

"Selamat pagi," kataku.

"Cle???? Kamu?" kata Indra yang seolah tak percaya bahwa yang ada dihadapannya adalah aku.

"Ini SIM dan STNKku," kataku sambil memberikannya.

"Cle bisa kita bicara nanti sore?" tanya Indra sambil menyerahkan SIM dan STNKku

"Maaf aku sibuk," kataku lalu berlalu begitu saja.

Entah apa yang di mau Indra hingga memintaku untuk berbicara dengannya. Apa yang dia mau sekarang?

Belum cukupkah dia menyakiti dan melukai hatiku? Belum puaskah dia membuatku jatuh dan terpuruk?

Aku mulai memasuki kantor dengan wajah yang tak seceria biasanya. Aku benar-benar terganggu dengan semua pertemuanku dengan Indra. Dan tentu saja dengan kado sialan yang berisi boneka Hello Kitty.

Aku begitu kaget saat masuk ke dalam ruanganku aku melihat ruanganku penuh dengan bunga mawar. Sebuah bingkisan juga sudah teronggok di atas meja kerjaku.

Melihat bingkisan itu aku langsung terbayang dengan kejadian semalam. Saat aku menerima bingkisan berisi boneka Hello Kitty berdarah.

"Jasmine...masuk ke ruanganku," kataku kepada sekertarisku melalui telepon.

Tok....tok....terdengar suara pintu kantorku di ketuk.

"Masuk," kataku.

"Ada apa nona?" tanya Jasmine.

"Dari siapa semua ini?" tanyaku.

"Mr. Akihiko nona," jawabnya.

Akihiko??? Tadi pagi dia sudah mengejutkanku dengan kedatangannya ke rumah dan membawa sebuket mawar merah.

Dan sekarang.....sekarang kantorku sudah penuh dengan bunga mawar. Dan sebuah bingkisan dan entah apa isinya.

"Minta office boy untuk membereskan semuanya," pintaku.

"Baik nona," jawabnya.

"Aku di ruang meeting, beri tahu kalau semua sudah bersih," kataku sambil melenggang ke ruang meeting.

Aku tak suka jika ruanganku berantakan dan penuh dengan apa pun yang diluar dengan pekerjaanku. Aku ingin semua tetap rapi dan hanya ada berkas-berkas yang perlu saja.

Aku mengerjakan semua pekerjaanku di ruang meeting. Aku kesampingkan semua permasalahan pribadiku. Ini kantor tempat urusan pekerjaan bukan yang lainnya.

Tok...tok...pintu ruang meeting di ketuk seseorang. Tanpa mengangkat kepalaku dari laptop aku memintanya masuk.

"Semua sudah beres nona," kata Jasmine.

"Baiklah, bawa semua berkasku ke ruanganku," kataku.

Aku melangkahkan kakiku kembali ke ruanganku. Semua mata tertuju ke arahku. Aku penuh tanya ada apa hingga mereka melihatku seperti itu?

Aku terus berjalan menujua ruanganku dan menghiraukan semua tatapan karyawanku. Aku begitu kaget saat melihat seseorang  tengah marah-marah di hadapan ruangaku.

"Saya ingin bertemu dengan Cleo," kata orang itu.

"Tapi maaf nona Cleo tak bisa diganggu," jawab karyawanku.

Dia terus saja mengoceh dan berteriak-teriak hingga karyawanku angkat tangan menghadapinya. Aku mengangkat tanganku dan menyuruh karyawanku diam.

Aku terus memperhatikan ocehan orang itu yang semakin tak jelas. Lama-lama aku pusing sendiri mendengar semua ocehan orang itu.

"Ada apa ingin bertemu dengan saya?" tanyaku.

Seketika orang itu berbalik dan menatapku. Aku begitu kaget saat melihatnya.

Dia.....ya dia yang telah meluluh lantakkan hatiku 2 tahun yang lalu. Kembaki semua ingatanku tentang masa itu kembali.

"Akhirnya aku bisa bertemu dengan kamu, aku ingin bicara sama kamu Cle," kata orang itu.

"Jasmine, panggil keamanan dan suruh bawa dia keluar," kataku sambil ke dalam ruanganku.

Orang itu mengikutiku masuk ke ruanganku dan terus berbicara dengan nada yang tinggi.

"Ini kantor, bukan pasar. Jadi silahkan anda keluar sebelum keamanan datang dan mengusir anda," kataku sambil melanjutkan pekerjaanku.

"Tapi Cle pliisss aku ingin bicara sama kamu. Kasih aku waktu 10 menit saja," pintanya memelas.

10 menit bicara dengannya?? Jangankan 10 menit 1 menit pun aku tak sudi untuk mendengar apa yang dia katakan.

Tok....tok....sebuah ketukan di pintu dapat membuatku tersenyum. Aku segera menyuruhnya masuk.

"Tolong bawa dia keluar, dan jangan biarkan dia masuk kembali ke kantor kecuali kalau ada urusan pekerjaan," kataku.

"Baik non," kata keamanan.

"Cle dengarkan aku dulu," kata orang .

"Ayo pak keluar dari kantor ini," kata keamanan sambil menyeret orang itu.

Aku bernafas lega saat orang itu sudah keluar dari ruanganku. Entah apa yang diinginkan dia hingga dia berani-beraninya datang ke kantor.

Apa dia belum puas menyakitiku dulu? Apa dia masih ingin membuatku terluka lagi? Atau dia ingin kembali menguak kuka yang sudah hampir kering.

Telpon di ruanganku berbunyi dengan nyaringnya. Mau tak mau aku mengangkatnya.

"Selamat Siang," kataku.

"Nona ada telpon dari Mr. Akihiko, nona mau menjawabnya atau bagaimana?" tanya Jasmine.

"Sambungkan," kataku.

"Selamat siang Mr. Akihiko," kataku saat telponku telah disambungkan.

"Selamat siang nona Cleopatra. Anda suka dengan bunga di kantor anda dan bingkisannya?" tanya Akihiko.

"Terima kasih untuk semua itu Mr., tapi maaf sekali saya kurang suka jika urusan pribadi di bawa ke kantor," jawabku sopan.

"Maaf nona saya tidak tahu. Saya suka dengan profesionalisme anda," kata Akihiko.

"Terima kasih Mr. Tapi maaf Mr. saya sedang sibuk saat ini," kataku.

"Oh ya nona, terima kasih nona. Selamat siang nona," kata Akihiko.

"Selamat siang," kataku lalu menutup telpon.

Hhhuuuufffttt.....belum selesai satu masalah sudah muncul masalah lain. Apa yang salah denganku hingga begitu banyak hal yang memenuhi pikiranku saat ini?

Teringat kembali apa yang dikatakan oleh Devan, teman masa kecilku yang kini entah berada dimana dia. Dia pernah berkata padaku setahun lalu.

"Cle, kapan kamu mau tobat dari menjadi seorang 'Cleopatra'? Kamu ga cape apa tiap berapa bulan sekali ganti pacar atau pacaran lebih dari satu?"

Ya.....aku adalah seorang 'Cleopatra', aku tak pernah hanya memiliki pacar hanya satu saja. Dan aku tak pernah pacaran lama.

Aku mencoba memiliki pacar hanya satu yaiut Jimmny, tapi ternyata tetap aku tak bisa bertahan lama dengannya.

"Apa yang kamu cari Cle?"

Kembali teringat pertanyaan Devan sebelum ia pergi ke negeri yang aku tak tahu rimbanya setahun lalu.

Apa yang aku cari? Itu menjadi satu pertanyaan yang sampai saat ini aku sendiri tak mampu menjawabnya.

Aku tak tahu apa yang sesungguhnya aku inginkan dari pria-pria itu. Harta? Aku telah memikikinya mengingat orang tuaku adalah sekrang pebisnis yang sukses.

Jabatan? Dengan status orang tuaku aku mendapatkan jabatan yang mudah di perusahaan, bahkan jika mau aku bisa mendapatkan lebih dari saat ini.

Lalu apa yang sesungguhnya aku cari dari mereka? Pertanyaan itu tetap menjadi suatu pertanyaan yang tersimpan di dalam sanubariku tanpa aku ketahui apa jawabannya.

CLEOPATRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang