Hari sudah hampir gelap ketika Kinan memasuki pelataran rumah Vega yang ternyata sudah ada Renita di depan rumah yang sedang menunggu Kinan pulang. Renita tampak sangat lega ketika melihat Kinan sudah sampai tanpa terjadi sesuatu dengannya.
"aduh sayang kamu habis jalan darimana aja,sih?". Kata Renita
"maaf Ma, aku keasyikan karena pemandangan disini bagus bagus banget,deh heheh". Jawab Kinan.
"tapi kamu nggak kenapa kenapa,kan?".
Mendengar Renita melontarkan pertanyaan seperti itu membuat Kinan teringat akan kejadian tadi. Kejadian dimana ia terjatuh dari sepeda karena terkejut ketika sebuah mobil dengan kecepatan tinggi lewat disampingnya. Kinan memang tidak kenapa kenapa hanya saja tumit dan kakinya sedikit sakit sekarang. Tapi itu bukan masalah besar dan Kinan rasa tidak perlu memberitahu kepada Renita yang ada hanya membuat Renita cemas.
"nggak kok,Ma". Jawab Kinan yang tidak sepenuhnya berbohong.
"yaudah kalau gitu kita masuk ya anaknya Tante Vega udah dateng". Kata Renita
"iya Mama".
*******
Kinan, Vega,dan Renita sedang duduk di meja makan siap untuk makan malam bersama. Akan tetapi, mereka belum mulai makan karena sedang menunggu seseorang,yaitu anaknya Vega yang masih berada di dalam kamar. Sejak Kinan pulang tadi, Kinan belum bertemu dengan anak Vega karena Kinan langsung masuk kedalam kamar untuk shalat magrib lalu barulah ia turun ke bawah dan bersiap siap untuk makan malam.
"maaf. aku kelamaan,ya?". Ucap seseorang yang tiba tiba hadir di meja makan sambil menarik kursi kosong di samping Kinan untuk duduk. Kinan menoleh ke samping dan ia tahu itu pasti anaknya Vega. Karena siapa lagi kalau bukan?. Dirumah ini yang sejak tadi dinanti nantikan kedatangannya adalah anaknya Vega.Karena hanya ia yang akan datang kesini. Untuk semua pelayan yang bekerja dirumah ini tidak mungkin duduk untuk makan malam disini karena mereka punya tempat sendiri untuk makan malam bersama. Akan tetapi bukan itu masalahnya. Kinan merasa ini semua seperti mimpi. Bagaimana tidak?. Lelaki yang hampir membuatnya celaka sore tadi sedang berada disampingnya, sedang duduk disampingnya. laki laki itu adalah Revan Putra Pratama, anak kandung Vega yang sedari tadi ditunggu tunggu kehadirannya. Manik manik mata mereka bertemu. Mereka sama sama terkejut.
Renita dan Vega yang menyadari akan sesuatu yang aneh diantara anak anak mereka bingung. Bingung ada apa sebenarnya.
"kenapa,sih? Kok kayak kaget gitu kalian?".
Kinan menoleh ke Vega yang duduk tepat dihadapannya. Jujur, Kinan tidak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan laki laki ini. Kinan berusaha menetralkan kondisinya kembali,lalu menjawab "ahh, nggak papa kok Tante".
"oh tante tau, kalian kan satu sekolah ni, pasti kaget ya kalau kalian bisa ketemu disini, sama sama disini, akan liburan ditempat yang sama pula". Kata Vega sambil mengisi air mineral di gelasnya.
Kinan dan laki laki disampingnya hanya tersenyum menanggapi ucapan Vega. Mereka berdua tidak tahu harus menjawab apa. Renita yang sangat peka terhadap sikap anaknya yang tiba tiba berubah langsung curiga ada apa sebenarnya. Renita sangat yakin, Kinan bukan tipikal anak yang dekat dengan laki laki kecuali dengan laki laki tertentu, Renita tahu Kinan tidak mengenal anaknya Vega walau mereka satu angkatan. Apalagi Kinan sudah katakan pada Renita dari awal kalau ia tidak mengenal anaknya Vega. Rasanya Renita tidak sabar ingin cepat cepat usai makan karena ia ingin tahu dari Kinan ada apa sebenarnya.
"Revan, ini anaknya Tante Renita, namanya Kinan". Kata Vega yang hanya dibalas dengan Revan sebuah anggukan kecil. Lalu Vega melanjutkan, "kalian sering ketemu di sekolah?".
Kinan diam tidak tahu harus menjawab apa. Rasanya tidak mungkin ia menjawab bahwa ia tidak pernah kenal sebelumnya dengan Revan. Rasanya tidak enak. Apalagi Revan yang mengenal dirinya bagaimana jika Kinan menjawab "sebelumnya aku nggak kenal sama Revan. Baru kali ini aku ketemu sama dia,tante". Agh, itu memalukan sekali. Kinan berharap Revan saja yang akan segera menjawab pertanyaan Vega. Sementara Kinan pura pura sibuk menyantap makan malamnya karena tak ingin menjawab pertanyaan Vega.
"pernah sekali kali,Ma. Nggak sering sering banget. Kita nggak pernah sekelas". Jawab Revan.
Kinan mendesah lega didalam hati akhirnya Revan telah menjawab pertanyaan Vega. Kinan dan Revan melanjutkan makan malam mereka dengan rasa sedikit canggung. Setelah selesai makan, mereka berkumpul di ruang tengah sambil membahas masalah ini itu. Vega dan Renita tampak bersemangat sekali, berbeda dengan Kinan dan Revan yang hanya diam namun sesekali menjawab apa yang dikatakan oleh Vega dan Renita. Kinan merasa sangat bosan dengan situasi saat ini sampai akhirnya ia berkata
"hmm.. Ma, Tante, aku ke kamar dulu,ya". Kata Kinan
"iya sayang. Kalau kamu perlu sesuatu kamu boleh ambil aja yaa". Kata Vega
"Iya Tante. Makasih banyak ya tante". Jawab Kinan sembari tersenyum lalu bangkit dari duduknya dan bergegas menuju kamarnya.
Melihat Kinan pergi, Revan ingin menyusul Kinan. Ada hal yang harus ia bahas dengan Kinan saat ini. "Tante Renita, Mama aku permisi ke toilet bentar,ya?". Kata Revan tanpa menunggu jawaban dari keduanya lalu bergegas menyusul Kinan.
*******
"aduhh.."
Saat ini Kinan berusaha menaiki anak tangga yang membawanya ke lantai dua dimana kamarnya berada. Sulit untuk Kinan karena kakinya benar benar sakit sekarang. Saat ia pulang tadi sakitnya tidak begitu tapi lama lama rasa sakit di kakinya semakin terasa.
" perlu bantuan?".
Kinan terpekik kaget ketika mendengar suara seseorang sehingga Kinan kehilangan keseimbangan dan tubuhnya terhuyung ke belakang. Kinan menutup mata dan bersiap siap untuk jatuh saat ini juga tidak perduli lagi dengan rasa malu yang akan ia rasakan ketika ia jatuh.
Kinan membuka matanya perlahan karena merasakan tubuhnya tertahan oleh sesuatu. Ketika mata Kinan dengan sepenuhnya terbuka, manik manik matanya bertemu dengan sebuah manik manik mata Revan. Revan merasakan ada sebuah desiran aneh di dalam dada nya ketika menatap Kinan dengan sedekat ini. Ternyata wajahnya sangatlah manis dan anggun.
Kinan segera melepaskan dirinya dari Revan. Revan menggenggam tangan Kinan untuk menuntunnya menaiki anak tangga. Lagi lagi, Kinan membiarkan Revan membantunya. Setelah melewati semua anak tangga Kinan bukan malah berterima kasih melainkan mengeluarkan kata kata ketus untuk Revan.
"Lo ngapain disini? Lo ngikutin gue?. Kalau tadi gue beneran jatuh gimana?. Udah 2 kali lo hampir bikin gue celaka".
"Gue minta maaf. Gue sama sekali ga punya niat buat bikin lo celaka". Jawab Revan. Kinan membuang pandangannya ke arah lain. Dia benar benar jengkel sekali dengan seorang Revan Putra Pratama. Kinan melangkah pergi meninggalkan Revan di sampingnya namun pergelangan tangannya ditahan oleh Kinan.
"ternyata lo anaknya Tante Renita?".
"menurut lo?". Jawab Kinan jutek
"yaaa, sebenernya gue nggak nyangka kalau lo anak nya. Dan tadi kita ketemu gue bener bener nggak tahu kalau lo lagi tinggal di rumah gue. kaya kebetulan banget".
Kinan hanya diam tanpa berbicara sepatah kata pun. Di dalam hati ia mengiyakan apa yang di alami Revan sama seperti yang ia alami saat ini. Sama sama tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu disini dan akan berlibur bersama sama.
"Kaki lo masih sakit,kan? Gue pijit mau,nggak?". Tanya Revan
"udah nggak sakit lagi". Jawab Kinan sambil berlalu pergi ke kamarnya dengan langkah tertatih tatih yang membuat Revan yakin kakinya belum sembuh total.
#TBC
HAI HAI PARA READERS.. Gimana menurut kalian di chapter ini? Nah di chapter ini lebih panjang dari chapter sebelumnya.. yeyy
jangan lupa di vomment yaaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan dan Revan
Teen Fiction"Van, seandainya suatu saat nanti lo tau apa yang gue rahasianya selama ini dari lo apa lo akan pergi ninggalin gue?". -Kinan Adriana Wijoyo "Kinan, seandainya lo tau tentang perasaan gue ke elo selama ini kalau gue sayang banget sama lo. lo adal...