Chapter 16

1.9K 73 1
                                    

"tolong jaga kesetiaan itu karena kesetiaan berasal dari jiwa jiwa yang berkelas".

Kata kata itu terus terngiang ngiang di kepala Revan sampai sampai ia tidak bisa tidur dan benar benar mengganggu pikirannya. Revan bangkit dari tidurnya, melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 2 malam.

Revan beranjak masuk ke toilet membasuh tubuhnya agar bersih dan suci untuk menghadap sang maha kuasa. Dipilihnya pakaian yang bersih dan rapi untuk menutup aurat dan yang terakhir mengambil peci yang siap ia kenakan. Revan berdiri tegak di atas sajadah

"Allahuakbar".

Setelah mengucap kata itu, mulutnya dengan fasih melantunkan ayat ayat suci Al-Qur'an dengan khidmat serta khusyu. Tidak lupa dengan gerakan shalat yang pelan dan benar benar dilakukan dengan hati yang tulus. Setelah selesai menjalankan ibadah shalat tahajud malam, Revan memanjatkan do'a meminta pertolongan kepada Allah SWT.

"Ya Allah ya Tuhanku, maha pengasih lagi maha penyayang. Ya Allah, hanya padamu hamba meminta dan hanya padamu hamba memohon pertolongan.
Terimakasih ya Allah atas berkah dan Rahmat juga rezeki yang masih engkau beri kepada ku sehingga aku dapat menjalankan sebuah ibadah.
Ya Allah.. pada malam ini, aku ingin mengadu lagi tentang isi hatiku... Tentang isi hati yang sudah sering aku utarakan

"Ya Allah, bila benar bahwa hati ini sudah jatuh padanya, jagalah hati aku untuknya. Jagalah gadis itu untukku ya Allah. Ya Allah, aku yakin ada sesuatu yang terjadi padanya sehingga ia berubah. Hanya engkau yang maha tahu segalanya. Apapun itu, lindungi dia ya Allah, jaga imannya, mudahkan segala urusannya, berilah pencerahan untuknya, berkahkan umurnya, dan beri kesehatan untuknya.

"Ya Allah, yang aku rasakan saat ini selalu rasa hangat,nyaman ,dan senang saat sedang bersamanya. Selalu ada rasa bahwa aku ingin melindungi nya dan membahagiakannya. Jodohkan aku dengannya... Bila tidak, beri keikhlasan hati ini untuk menerimanya. Untuk menerima kenyataan bila ia, bukan pendamping hamba nanti. Sekali lagi, hamba mencintai dia, Kinan Adriana Wijoyo".

******

Malam berganti pagi. Hari ini tiba waktunya untuk siswa siswi kelas 10 dan 12 pergi bersama dalam rangka menyambut kedatangan anak anak kelas 10 dengan lebih baik. Mereka akan bersenang senang bersama.

Sesuai jadwal yang sudah ditentukan kemarin, Kinan sudah mengecek keadaan jantung nya kerumah sakit. Saat Kinan pingsan, Renita datang menjemput ke sekolah dan bergegas membawa kerumah sakit bersama Bella dan juga Gita.

Pagi ini, Renita membantu Kinan mengemas barang barang yang diperlukan nanti. "Mama gak mau kamu terlalu capek ya Kinan". Ujar Renita sambil mengoles selai roti di meja makan.

"Iyaa".

"Kak, gimana jantung Lo? Udah enakan?" Radit datang dari arah kamarnya menghampiri Kinan dan Renita di meja makan.

"Udah". Jawab Kinan lalu meminum teh hangatnya. Radit duduk disamping Kinan mengambil teh hangat lalu meminumnya.

"Jadi, kenapa Lo bisa disuruh lari sama Pak Anton?" Kata Radit.

"Entah". Jawab Kinan dengan cuek.

"Lo tau gak siapa yang bawa Lo ke UKS?".

"Cewe cewe kelas gue kan?".

"Salah"

"Terus?".

"Revan".

Hening

Kinan diam membisu mendengar nya. Ia sendiri yang dari tadi sibuk mengunyah roti seketika menghentikan aktivitas nya sama seperti Renita.
"Kenapa Lo? Kaget ya?". Kata Radit sambil tersenyum jail.

Kinan dan RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang