Chapter 32

1.5K 71 8
                                    

Saya persembahkan masa masa terakhir dibangku SMA melalui cerita ini, Kinan dan Revan.

Seminggu sudah setelah hari dimana anak-anak SBMPTN maupun SNMPTN dipanggil untuk diberi peringatan juga nasehat.

Walaupun begitu, masih saja ada dinding batasan diantara mereka walau tidak sebesar waktu itu. Mereka tetap mempertahankan bahwa jalur yang mereka tempuh, apakah SNMPTN atau SBMPTN, itulah jalur yang terbaik. Bagi yang SNMPTN, itu jalur yang terbaik, dan bagi yang SBMPTN, itulah jalur yang terbaik. Masing masing mempertahankan jalur sendiri.

Hubungan dingin juga masih terasa. Sindir menyindir juga ada walau tidak sepanas dulu. Para guru juga tau tentang ini. Namun mereka masih bisa sedikit tenang karena setidaknya mereka tidak berbuat nekat seperti waktu itu. Seperti dimana mereka saling bertengkar lewat media sosial.

Dan sudah seminggu ini juga tanpa Revan tahu, gadis bernama Maura, sedang membuntuti Revan. Tujuan gadis itu tidak lain ingin menghancurkan hubungan Revan dan Kinan. Langkah pertama nya harus mencari tahu aktivitas Revan, supaya perlahan Maura bisa masuk kedalam kehidupan Revan.

Seperti hari ini, tepatnya hari Minggu sore, Revan sudah berjanji untuk berkumpul bersama teman temannya untuk bermain futsal.

Tetapi Maura belum tau kemana tujuan lelaki itu sore ini. Namun gadis itu tetap mengikuti kemana Revan pergi. Maura mengikuti kemana Revan menggunakan mobil. Ia terus fokus menyetir mengikuti revan yang dengan motor besar yang ia kendarai.

Lalu Maura mendapati Revan menghentikan motornya dipinggir jalan.

"Dia mau apa?". Tanya Maura.

Ternyata Revan ingin membantu seekor induk bebek dengan anak anaknya menyeberang jalan. Aksi Revan itu membuat kendaraan yang lain harus berhenti. Revan berkali kali mengacungkan tangan sebagai tanda meminta kendaraan yang lain untuk berhenti sebentar.

Diam diam Maura ikut kagum.

"Gue penasaran sebaik apa sih Lo? Sedermawan apa sih sikap Lo sampe segitunya mencintai Kinan? Gue penasaran, apa rencana gue mampu membuktikan setulus apa Lo ke kinan. Gue rasa Kinan juga belum kasih tau Lo tentang penyakitnya".

Maura mengakhiri kalimatnya dengan smirk khas miliknya. Lalu cepat cepat ia mengeluarkan gadget untuk mengambil foto Revan itu yang sempat membuatnya kagum.


Entah untuk apa tujuannya menyimpan foto itu. Maura yakin, Revan akan menjadi target selanjutnya untuk Maura. Laki laki mana sih yang tidak tertarik padanya? Begitulah pikir Maura.

*******

Malam Senin.

Malam sudah menunjukkan pukul setengah satu malam tapi Revan memutuskan untuk keluar membeli sesuatu ke supermarket terdekat yang dapat mengganjal perutnya yang lapar.

Usai membeli makanan dan minuman dari sana, Revan bergegas keluar. Laki-laki itu hendak menyalakan motornya lalu ia dikagetkan dengan kehadiran seorang cewek.

"Mas! Mas! Tolong saya!".

Revan kaget. Ia berbalik, dan lebih kaget lagi begitu mengenal siapa cewek itu.

"Maura? Lo Maura,kan?".

Cewek itu, Maura, datang tiba-tiba membuat revan kaget. Maura terlihat sangat kusut. Wajah sembab, rambut yang mulai berantakan, juga dengan pakaian yang tidak rapi lagi.

Kinan dan RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang