Chapter 8

1.9K 82 0
                                    


BANDARA NGURAH RAI, BALI

Pagi ini, Keluarga Kinan dan Revan tiba di Bali. Posisi mereka masih di Bandara namun sekarang mereka akan segera menuju resort yang akan mereka tempati selama di Bali, yaitu Bulgali Resort Bali. Itu adalah tempat pilihan Renita karena disana di sajikan dengan pemandangan yang benar benar indah.

Mereka tiba di Resort pada pukul 9 malam. Mereka letih dan benar benar butuh istirahat sekarang. Kinan dan Renita segera memasuki kamar mereka untuk beristirahat. Kinan segera menghempaskan tubuhnya di tempat tidur "ahh leganyaaa". Kata Kinan.

"kinan kamu harus ganti baju dulu, lalu minum obat". Kata Renita.

"iyaa ma, 10 menit lagi". Jawab Kinan dengan suara serak.

"haduhhh.. begini nih kalo kamu udah nganuk. Susah banget kalo di suruh". Kata Renita sambil meletakkan barang barangnya.

Kinan mengubah posisi nya senyaman mungkin dan memejamkan mata sebentar.

"Kinan, mama mau tanya sesuatu deh sama kamu". Kata Renita kemudian.

"mau Tanya apa,ma?". Kata Kinan dengan mata yang masih terpejam.

"kamu ada hubungan apa sama Revan?". Perkataan Renita sukses membuat Kinan membuka matanya lebar lebar lalu menghadap kea rah Renita dan melanjutkan "mama kok nanyain gitu? Emang ada apa?".

Kali ini, Renita mulai kelihatan serius. Renita duduk di samping Kinan yang masih berbaring. "waktu malam pertama Revan sampai di Lembang. Mama perhatikan sikap kamu berubah waktu makan malam. Kamu kelihatan kaget banget waktu ketemu Revan. Memangnya kenapa?. Cerita semuanya sama Mama".

Kali ini Kinan mengubah posisi nya untuk duduk di samping Renita. "ohh gakpapa sih, ma. Aku Cuma kaget aja karena sebelumnya aku udah pernah ketemu sama dia". Jawab Kinan.

"yaa, kamu pasti pernah liat dia karena kalian satu sekolah,kan?. Kan Mama udah cerita sebelumnya kalau anak Tante Vega satu sekolah juga sama kamu". Kata Renita.

"hmm.. anu.. b.. bukann.. haduhh". Sekarang Kinan ragu apa ia harus cerita ke Renita bagaimana pertemuannya dengan Revan sebelumnya. Kinan khawatir Renita akan kaget apabila mendengarnya.

"kenapa sih?. Anu, anu, anu apa?".

"bukan ketemu disekolah. Aku nggak pernah peduli sama siapapun cowok di sekolah kecuali tentang hal hal tertentu yang menyangkut sama aku yang aku kenal,Ma". Kata Kinan

"terus?".

Oke. Sekarang Kinan sudah memutuskan untuk menceritakan yang sebenarnya ke Renita.

"aku cerita tapi mama janji ya jangan dipotong kalau aku lagi ngomong".

"iya deh. Ya udah, sekarang kamu cerita". Kata Renita

Kinan menghembuskan nafasnya, lalu mulai bercerita

"di hari dimana aku jalan jalan sore waktu itu, aku hampir aja ditabrak sama mobilnya Revan. Tapi untungnya enggak. Karena aku kaget, terus aku jatuh dari sepeda sampai kaki aku lumayan sakit,sih.."

Renita kaget mendengar penuturan Kinan namun ia tetap diam tanpa mau memotong kata kata Kinan. Renita benar benar ingin tahu kelanjutan ceritanya bagaimana.

"... pas aku jatuh Revan keluar dari mobil untuk bantuin aku. Terus, aku kan kaya kesel gitu sama dia Ma. Gara gara dia aku jatuh. Untung aja penyakit aku nggak kambuh". Kata Kinan yang mulai memegang dada bagian kiri. Tatapannya sedikit sendu saat ini.

"terus dia Tanya aku baik baik aja nggak sih?. Aku sama sekali nggak peduli dengan omongan dia. Terus dia juga nawarin aku pulang dan aku nggak mau. Awalnya Ma, aku sempat kepikiran kalo dia itu pasti anaknya Tante Vega. Karena dia tahu nama aku. Kok dia bisa kenal gitu sama aku sementara aku enggak apalagi dia bilang kalau kita satu sekolah. Dari situ deh, aku pikir kayanya dia yang namanya Revan yang mau ketemu orang tuanya di Lembang. Toh, Mama sama Tante Vega kan deket. Tapi aku juga mikir pasti banyaklah anak anak yang pengen liburan di Lembang termasuk anak anak sekolah aku, jadi aku mikirnya ahh.. pasti dia bukan Revan. Cuman kebetulan aja kali. Gitu deh cerita nya, Ma. Makanya aku kaget ternyata bener dia orangnya".

Renita segera memeluk Kinan dengan erat dan berkata, "kenapa kamu nggak bilang sih sama Mama?. Tapi kamu bener nggak papa kan? Kaki kamu masih sakit?". Tanya Renita.

"enggak ma". Jawab Kinan dan melepaskan pelukannya.

"ehh, tapi pertemuan kalian unik banget lho. Kaya drama Korea". Kata Renita

"Hah? Hahahahhahah". Kinan tertawa terbahak mendengar omongan Renita. Renita bingung mengapa anaknya tertawa begitu.

"apaan sih,Ma? Apanya yang kaya drama Korea?. Biasa aja tau". Kata Kinan

"yaudah ter serah kamu. Sekarang kamu beres beres dulu terus istirahat sana".

"Iyaa Mama". , Jawab Kinan.

*******

Di pagi hari, Kinan, Revan,Renita,dan Vega sudah siap untuk pergi jalan jalan. Sebelum itu, mereka memutuskan untuk sarapan terlebih dulu di hotel. Suasana sarapan berlangsung khidmat seperti biasa, Kinan hanya diam tanpa berbicara kecuali jika diajak bicara.

Setelah selesai sarapan, Kinan dan yang lain nya bergegas pergi ke daerah daerah dekat hotel untuk melihat lihat suasana di sana dan sesekali mampir di toko perbelanjaan. Selama dalam perjalanan berlangsung tidak ada obrolan antara Kinan dan Revan. Kinan hanya berbincang bincang dengan Renita dan sesekali dengan Vega bila perlu. Sementara Revan, terlihat diam saja tanpa perduli apapun kecuali jika di ajak bicara dengan Vega.

Setelah selesai berbelanja, mereka mampir di salah satu restaurant khas Bali untuk makan siang. Mereka memilih duduk di pojokan dan menghadap ke arah luar dengan pemandangan yang indah. Ketika mereka sedang memesan makanan, tiba tiba Revan berseru

"Mah, aku duluan gapapa,ya?".

"memangnya kamu mau kemana?" Tanya Vega dengan bingung.

"aku mau ngumpul sama temen temen aku di sini". Jawab Revan

"lho? Kok tiba tiba,nak?". Tanya Renita, lalu menyambungkan "kamu bosen,ya?".

Mendengar penuturan Renita yang sepenuhnya benar membuat Revan mau tidak mau harus menyangkal juga karena tidak mungkin ia mengaku kalau ia bosan.

"oh enggak Tante. Hmm.. cu ..Cuma temen aku ngajak ngumpul". Jawab Revan.

"haduh besok besok aja deh Van. Ini kan hari pertama kita,nak". Kata Vega kemudian.

"Kinan kamu ajak ngobrol dong Revan nya. Untuk apa juga ada kamu sebagai temen kalau nggak di ajak ngobrol temennya". Kata Renita.

"i.. iya Ma". Jawab Kinan. Jujur, perasaan Kinan tidak enak mendengar penuturan Renita barusan. Biasanya Kinan tidak pernah diminta untuk berbicara dengan laki laki semenjak kejadian itu.

Dan berbincang bincang dengan Revan layaknya seorang teman? Akankah Kinan mampu untuk memulai semua seperti dulu?. Meruntuhkan benteng pertahanannya terhadap laki laki dan memulai semua seperti dulu yang dimulai dengan Revan?. Kinan mampu?




#TBC

Hello guyssss!!!! author kembali lagi.

akhirnya bisa update cerita juga secepat ini.  hehehheh! seperti biasa jangan lupa ya guys buat di vomment jangan cuma di read!. karena vomment dari para readers itu sangat membantu saya untuk membuat cerita ini menjadi lebih bagus lagi dan makin semangat.

terima kasih :)

Kinan dan RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang