Chapter 37

1.3K 72 7
                                    

Saya persembahkan masa masa terakhir dibangku SMA melalui cerita ini, Kinan dan Revan.


Malam Minggu ini, Kinan tertidur pulas dikamar nya. Ia butuh istirahat yang cukup setelah penyakitnya kambuh.

Tadi, setelah ia minum obat dan rasa sakit nya sedikit berkurang, Kinan berjalan tertatih-tatih untuk pulang dengan taxi online yang ia pesan sendiri. Dan setibanya dirumah, tanpa mengatakan apapun ia langsung masuk kamar dan tertidur pulas hingga saat ini.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam dan Kinan baru saja bangun dari tidurnya. Begitu Kinan membuka matanya, orang yang pertama kali ia lihat adalah Renita. Wanita itu tampak sedang membersihkan buku-buku Kinan yang berantakan diatas meja.

"Mama.."

Kinan memanggil Renita dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. Mendengar anaknya memanggil, Renita menoleh dan duduk disamping Kinan.

"Kamu gakpapa?. Pulang gak ada basa-basi langsung tidur aja dikamar sampe jam segini". Kata Renita sambil merapikan rambut Kinan yang berantakan.

Kinan cukup menggeleng sebagai jawaban.

"Lagi ada masalah ya sama Revan?". Tanya Renita dengan hati-hati.

Kinan pun mulai tidak nyaman ketika harus membahas soal itu lagi. Tidur itu memang sangat menyenangkan karena dengan tidur, seseorang dapat menyingkirkan dirinya dari masalah sejenak. Namun ketika ia harus bangun tidur lagi, pernyataan itu kembali diungkit membuat perasaan nya semakin diombang-ambingkan.

"Gak papa,kok". Kinan menjawab lalu berdehem.

"Yakin?". Renita memastikan. "Terus kenapa tadi kamu pulang sendiri gak diantar sama Revan?".

"Iya karena Revan mendadak ada urusan lain".

Renita pun mengangguk memaklumi jawaban Kinan. "Terus kamu-nya gimana? Yakin perasaan kamu baik-baik aja?".

Kinan mengambil pengikat rambut lalu bertanya sembari mengucir rambutnya, "maksud nama?".

"Mama tau kamu berusaha maklum dengan keadaan Revan. Tapi kamu gak bisa bohong sama mama kalau kamu kecewa,kan?".

Kinan terdiam, sulit rasanya untuk meneguk Saliva nya.

"Gak perlu kamu jawab juga mama udah tau jawabannya. Mendingan sekarang, kamu makan ya. Kita makan sama-sama dibawah. Dibawah juga ada Irsyad yang tungguin kamu dari tadi".

"Irsyad? Irsyad siapa?". Kinan berusaha mengingat siapa sosok Irsyad. Ada hubungan apa orang itu dengan dirinya.

"Temannya kak Daniel. Yang kemarin kesini".

"Ohh". Kinan baru mengingat siapa sosok Irsyad. Orang itu yang baru saja dikenalkan oleh Daniel waktu itu.

"Yaudah kamu siap-siap ya. Mama tunggu dibawah". Kata Renita sambil terus berjalan meninggalkan Kinan dikamar.

Setelah kepergian Renita, kinan bergegas menuju toilet untuk membersihkan dirinya agar lebih segar dan wangi. Setelah selesai urusannya dikamar mandi, Kinan memilih baju yang layak ia pakai.

Sebelum Kinan benar-benar keluar dari kamar, ia mengambil gadget nya yang terletak diatas nakas untuk mengecek kabar dari Revan. Namun tidak ada kabar sama sekali dari Revan. Bahkan telpon darinya juga tidak ada. Akhirnya, Kinan memutuskan untuk menelpon Revan, memastikan keadaan nya baik-baik saja.

Tapi panggilan nya tidak dijawab. Lagi-lagi perasaannya kembali membuncah menjadi tidak karuan. Akankah Revan juga seperti ini pada dirinya?. Kemudian perasaan takut menguasai dirinya seakan Revan akan pergi meninggalkan dirinya demi Alena, mengingat bagaimana rasa peduli Revan yang cukup besar pada Alena.

Kinan dan RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang