Saya persembahkan masa masa terakhir dibangku SMA melalui cerita ini, Kinan dan Revan
Dengan ragu gadis cantik itu melangkah menuju kamar inap seseorang. Dia adalah Kinan."Cepet masuk ". Ujar Radit.
"Sabar!. Gak usah dorong dorong". Jawab Kinan.
Dari pintu ruang itu terdapat celah sehingga gadis itu dapat melihat aktivitas orang orang yang ada didalamnya. Kinan dapat melihat Revan yang berbaring lemah di atas ranjang tapi masih bisa tertawa. Sepertinya kehadiran Kevin, Nathan,dan Rifad disana sangat membantu keadaan Revan.
Sebelum masuk, Kinan menoleh ke Bella, Gita, dan Radit. Mereka mengangguk memberi keyakinan untuk Kinan agar segera masuk kedalam. Setelahnya, Kinan mengetuk pintu terlebih dulu.
"Masuk".
Kinan membuka pintu secara perlahan membuat keempat laki laki yang ada didalamnya tertegun atas kehadiran Kinan. Kinan sendiri tahu bahwa kehadiran nya akan membuat mereka kaget karena bagaimana pun yang selama ini mereka tahu, Kinan tidak pernah peduli dengan orang lain juga cuek.
Nathan yang mengerti situasi memberi kode ke Kevin dan Rifad agar memberi waktu untuk Kinan juga Revan.
"Van, gue lupa kalau nyokap nitip sesuatu nih, gue beli pesanan nyokap dulu ya". Kata Kevin.
"Van, gue sama Rifad belum makan. Kita makan dulu ya. Lo mau dibeliin apa?". Ujar Nathan.
"Gue udah kenyang. Yaudah kalian kalau ada perlu masing2 cabut aja dulu, dari tadi udah nemenin gue disini. Thanks bro!".
Tak lupa, ketiga laki laki itu juga berpamitan dengan Kinan. Setelah kepergian mereka, suasana menjadi canggung. Hening beberapa saat.
"Duduk sini,Kinan". Kata Revan sambil menunjuk kursi yang berada di samping tempat istirahat nya. Mau tidak mau, Kinan duduk disaana.
"Gimana keadaan Lo?". Ucap Kinan
"Udah lumayan. Lukanya udah dibersihin".
"Apa kata dokter?".
"Dokter cuma bilang harus banyak istirahat aja. Nanti juga harus sering kesini untuk dapat perawatan khusus".
Kali ini hening. Tidak ada jawaban.
"Lo kenapa kesini?". Tanya Revan.
"Menurut Lo? Ya karena gue khawatir sama Lo?!".
Hening.
Beberapa detik kemudian Revan terkekeh pelan dan menatap Kinan dengan serius "Lo khawatir beneran sama gue?". Ucapnya lalu mendekatkan wajahnya ke Kinan.
Kinan spontan menjauhkan wajahnya. "Heh, Lo jangan salah paham ya! Gue khawatir karena bagaimana pun lo yang udah nolongin gue. Udah! Gitu aja".
Revan hanya mengangguk seraya tersenyum jail kearah Kinan membuat gadis itu gondok setengah mati. "Apa Lo?!". Ucap Kinan dengan ketus ketika melihat Revan yang masih menatapnya.
"Gue cuma mau liat lo doang. Salah?".
"Salah".
"Yaudah berarti Lo yang salah. Siapa suruh cantik".
"Semerdeka lu aja". Kinan menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi sambil memijat pelipisnya. Dalam hatinya kapan ia bisa keluar dari ruangan ini? Kapan Bella, Gita, dan Radit yang katanya akan datang untuk masuk juga?.
"Boleh minta tolong?"
Tiba tiba Revan berujar kembali."Apa?". Mau tidak mau Kinan harus membantu Revan yang sudah berkorban untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan dan Revan
Fiksi Remaja"Van, seandainya suatu saat nanti lo tau apa yang gue rahasianya selama ini dari lo apa lo akan pergi ninggalin gue?". -Kinan Adriana Wijoyo "Kinan, seandainya lo tau tentang perasaan gue ke elo selama ini kalau gue sayang banget sama lo. lo adal...