Chapter 42

1.7K 89 12
                                    

Sudah dua hari Kinan dirawat dirumah sakit namun masih belum diizinkan untuk pulang. Dan Malam ini menjadi malam ketiga Kinan dirumah sakit. Dan sampai saat ini juga ia belum bertemu dengan Revan.

Sejauh ini keadaan Kinan mulai membaik. Jantungnya juga mulai stabil serta tubuh Kinan sudah bisa menerima asupan gizi dan tahan akan udara. Selera makan Kinan mulai naik.

"Nih, roti nya udah siap". Kata Renita yang kemudian duduk didekat anak gadisnya itu. "Mau mama suapin?".

Kinan menggeleng, "makan sendiri aja". Jawabnya.

"Oke. Mama shalat isya dulu kalau gitu".

Kinan hanya mengangguk lalu menoleh kearah Daniel yang ikut berkata,

"Habisin makanannya biar cepet sembuh. Bisa cepet pulang kalau gitu".

Kinan mengangguk mengiyakan perkataan Daniel. Kemudian mengoleskan selai pada roti yang siap ia santap.

"Sini mama bantu". Renita pun membantu Kinan mengoleskan selai pada roti lainnya.

"Makan yang banyak". Kata Renita lagi kemudian mencium anak gadisnya itu pada bagian kepala dengan sayang sebelum berlalu ke luar ruangan untuk ke mushalla.

Daniel yang melihat moment itu dengan cepat mengabadikannya melalui kamera. Kemudian ia tersenyun melihat hasil yang ia ambil sangat pas. Tanpa menunggu lama ia langsung mengirim hasil jepretan foto itu pada Revan.

Sesusai janjinya dengan Revan di cafeteria rumah sakit waktu itu Dimana Revan meminta Daniel untuk terus mengabari setiap perkembangan yang Kinan lewati.

Foto itu pun sudah terkirim ke Revan. Tinggal menunggu Revan membuka isi chatnya saja.

"Nafsu makan Kinan mulai membaik"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nafsu makan Kinan mulai membaik".

Tambah Daniel lagi. Kemudian ia mematikan ponselnya untuk melihat adik perempuannya itu yang sedang serius makan.

"Kamu yakin ga mau kasih kabar apapun ke Revan?".

Kinan menoleh menatap Daniel yang memulai pembicaraan. Kemudian mengangguk sebagai jawaban. Setelah Kinan menjawab pertanyaan Daniel, laki-laki itu kembali bertanya,

"Kenapa?".

Kinan diam sambil terus menyantap rotinya.

"Kasian loh  Revan-nya selalu tanyain kabar kamu. Dia frustasi banget gak dapet kabar apapun dari kamu". Sambung Daniel lagi.

Sesaat Kinan sedikit sulit menelan roti nya mengingat bagaimana susahnya Revan. Gadis itu sadar pasti Revan sangat khawatir pada dirinya dan itu menjadi beban untuk Kinan karena sebenarnya ia sendiri tidak mau Revan khawatir.

Namun hanya saja Kinan tidak tau harus memberi alasan apa pada Revan hingga beberapa waktu ini tidak bisa bertemu.

"Kakak, Radit, Bella, juga Gita udah bingung banget ga tau mau jawab apa lagi setiap Revan tanyain kamu".

Kinan dan RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang