Chapter 9

1.7K 77 0
                                    


Makan siang berlangsung sangat canggung untuk Kinan. Begitu pula dengan Revan. Ia merasa tidak enak dengan Kinan. setelah Kinan ditegur oleh Renita tadi, Kinan berpikir keras bagaimana cara nya untuk ngobrol dengan Revan. Untuk berbicara saja susah untuk Kinan. Yang berhasil dikatakan oleh Kinan tadi adalah 'Revan lo cobain minuman ini deh seger banget tau'. Itupun Kinan tidak memandang Revan.

Setelah selesai makan siang, Renita mengajak untuk pergi ke pantai. Pantai? Wahh.. Kinan suka sekali pantai. Mood nya langsung naik ketika Renita mengajak mereka ke pantai.

"kita ke pantai ,Ma?". Tanya Kinan dengan girang.

Revan tertegun sejenak melihat Kinan yang mulai tersenyum dan girang sekali. Biasanya ia melihat Kinan yang jutek dan judes juga jarang senyum. Tapi sekarang? Gadis itu tersenyum. Ahh manisnya, pikir Revan dalam hati.

"iya. Kita ke pantai Kuta, yuk". Jawab Renita.

******

Kinan, Revan, Renita, dan Vega saat ini sedang menikmati suasana sore di pantai Kuta sambil minum air kelapa yang segar. Ini Suasana yang benar benar dirindukan oleh Kinan. Sudah lama rasanya ia tidak ke Pantai dan saat ini ia berada di Pantai yang benar benar indah. Kinan meminta Renita setelah sunset dan itu disetujui oleh Vega karena ia juga ingin melihat sunset.

"Ga, itu ada jajanan apa ya kok rame banget?". Tanya Renita kepada Vega.

"nggak tau. Kita liat yuk". Ajak Vega.

Akhirnya, Renita dan Vega pergi dan hanya tinggal Kinan dan Revan berdua disana. Seketika suasana canggung kembali menyelimuti Kinan. Kinan teringat akan apa yang dikatakan Renita tadi untuk mengajak ngobrol Revan. Yahh, barangkali agar laki laki itu tidak bosan. Jujur sebenarnya Kinan tidak mau melakukan ini. Tapi karena tadi Renita menegurnya di depan Vega membuat Kinan malu. Yap, jadi mau tidak mau Kinan harus melakukan apa yang dikatakan Renita. Ah, ini kan hanya untuk sementara waktu.

"lo suka pantai?".

Karena terlalu larut dengan pikirannya, Kinan sedikit kaget mendengar ucapan Revan. "hah?".

"lo suka pantai?". Revan kembali mengulangi perkataannya.

"suka". Jawab Kinan. "hmm, lo?". Kali ini Kinan membalas bertanya.

"gatau sih, biasa aja". Jawab Revan lalu menoleh ke Kinan "kaki lo gimana? Masih sakit?".

"udah baikan". Jawab Kinan sambil memegang kaki nya.

Kinan menoleh ke Revan sesaat pada awalnya. Namun, ia melihat raut wajah Revan yang berubah. Seperti ingin menemukan sebuah jawaban darinya.

"kenapa?". Tanya Kinan.

"gapapa". Jawab Revan lalu tersenyum. Seperti biasa senyumnya manis sekali. Kinan mengakui itu dalam hatinya. Kinan tidak membalas senyuman Revan, Kinan cukup mengangguk sebagai jawaban.

Keduanya kembali memandang lautan disertai ombak kecil dan langit yang berwarna jingga. Pemandangan yang indah ini benar benar membuat keduanya terlihat tenang.

"gue mau kesana. Lo mau ikut?".

"kemana?". Tanya Kinan.

"ikut aja. Yuk?".

Kinan melihat Renita dan Vega sedang kembali. Jadi, Kinan memutuskan utnuk menerima ajakan Revan. "kalian mau kemana?". Tanya Vega.

"aku Cuma mau jalan aja disekitar sekitar sini sama Kinan,Ma. Boleh kan Tante?". Kata Revan.

"ohh boleh bolehh dong". Jawab Renita bersemangat sekali. Kinan sendiri sempat dibuat bingung dengan sikap Renita. Setelah mendapat persetujuan Renita, mereka pergi bersama.

"nak, jangan lama lama ya nanti kue nya dingin". Kata Vega.

******

Kinan dan Revan berjalan dipesisir pantai bersama. Sesekali Kinan mendekat ke air untuk membasuh kaki nya agar sejuk.

"jadi, lo deket sama Bella dan Gita?".

Kinan menoleh ke Revan dengan bingung. Bagaimana Revan ahu. "kok lo tau?".

"tau dong". Jawab Revan,enteng.

"lo merhatiin gue?". Tanya Kinan.

"ya enggak lah. Kan kelihatan kalian deket banget disekolah. Emang siapa sih yang nggak tau kalian bertiga disekolah". Jawab Revan. Dan dia kembali melanjutkan "geer lo".

"yee siapa juga yang geer. Ya wajar lah gue nanya darimana lo tau". Jawab Kinan dengan jutek. Revan hanya tertawa kecil melihat ekspresi Kinan.

"emang gue sama temen temen gue kenapa sih sampe segitu dikenal sama anak anak sekolah yang kadang kita nggak kenal?". Kinan kembali bertanya.

"nggak tahu. Kalau menurut gue pribadi, karena kalian aktif aja sih dalam organisasi. Punya prestasi juga". Jawab Revan sambil mendekatkan kaki nya ke air laut yang ada dipesisir pantai. Revan memandang Kinan sejenak dan bertanya, "kalau gue boleh tahu, lo kenapa berhenti?".

"maksudnya?". Kinan tidak mengerti.

"hmm.. gimana ya bilang nya.. hmm.. kenapa lo berhenti aktif gitu?".

Damn

Revan mengungkit hal yang tidak ingin Kinan bahas. Iya, karena alas an yang membuat Kinan berhenti itu sangat di benci olehnya. Benar benar mengganggu hidupnya saat ini. Tidak! Kinan tidak boleh cerita sama Revan. Tidak boleh!.

"nggak tahu. Gue balik duluan". Jawab Kinan dan berlalu pergi.

Dari situ, ada sebuah hal yang Revan yakin sesuatu yang ia tidak ketahui. Bukan hanya dia. Tapi juga orang lain. Sesuatu yang Revan yakin yang membuat gadis itu terluka. Sebuah luka yang ia simpan cukup rapi jangan ada orang lain yang tahu. Terpancar jelas dari mata gadis itu ketika ia bertanya. Sebuah rasa gelisah, gusar, dan kecewa bercampur menjadi satu di dalam sana.

Dari situ pula, akan dimulai sebuah hal yang sama sama belum mereka ketahui tapi akan mereka lalui bersama.




#TBC

HAI READERSSS!!.

nah hari ini saya menyempatkan waktu untuk mempublikasikan 1 chapter untuk Kinan dan Revan.  gimana menurut kalian? tulis di komen yaa. juga jangan lupa buat di vote :)


saya sebagai author Kinan dan Revan mengucapkan Selamat hari Raya Idul Fitri 1438 H Mohon maaf lahir dan batin :). selamat berhari raya Idul Fitri untuk seluruh kaum muslimin di Indonesia dan seluruhnya :)

Kinan dan RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang