Saya persembahkan masa masa terakhir dibangku SMA melalui cerita ini, Kinan dan Revan.
Hingga mobil yang mereka tumpangi tiba didepan rumah seseorang, mereka pun masih diam. Mobil sudah berhenti beberapa saat ketika mesinnya sudah dipadamkan namun keduanya tetap diam.
"Maksud kamu apa?". Kinan mulai bertanya dengan suara yang pelan namun jelas terdengar begitu menusuk. "Apa kamu tau ada yang aku tutupi selama ini?. Memangnya apa?".
Revan diam seribu bahasa. Lidah nya begitu kelu untuk berkata-kata bahkan bibirnya serasa terkatup cukup erat hingga tidak mampu untuk dibuka lagi. Ia mulai memutar otak apa yang harus ia katakan pada gadis itu agar semua nya tidak ketahuan. Yang Revan inginkan adalah Kinan sendiri yang terus terang padanya. Ia akan menunggu saat itu tiba.
"Maksud aku tu gini.." Revan diam sebentar dengan tangan kanan yg melayang ke udara pun ikut terhenti, khas orang yang sedang memainkan tangan saat berbicara. "Kebiasaan kamu kan gitu". Revan melanjutkan perkataannya seraya dengan tangan yang ikut bergerak dan kembali meletakkan pada stir mobil.
"Kenapa dengan kebiasaan aku?". Tanya Kinan sedikit tajam.
"Kebiasaan kamu yang setiap lagi gak pas sama aku selalu menghindar. Contohnya yang waktu itu tentang Alena. Kamu lebih memilih diam dan menghindar tanpa mau ngomong dulu sama aku biar clear".
Sehabis mengeluarkan pernyataan itu Revan diam bersamaan dengan menghembuskan napas. Sedikit lega ia bisa memutar otak mencari pernyataan yang harus ia katakan ke Kinan. Pernyataan palsu yang bisa menutupi semua kebenaran yang telah ia ketahui.
Melihat Kinan diam, Revan tau Kinan mulai termakan dengan omongan nya tadi. Ia rasa gadis itu tidak berpikir yang mengarah tentang kondisi jantung nya itu.
"Paham kan maksud aku?". Revan bertanya walau sebenarnya sudah tau jawabannya apa.
Kinan diam dengan mata yang masih lurus kedepan. Melihat Kinan yang masih diam, Revan melanjutkan perkataannya lagi.
"Dulu, sebelum kita pacaran kamu pernah menghindar dari aku karena kamu pikir aku pacarnya Alena. Tapi buktinya kan enggak itu. Itu maksud yang aku bilang tadi.".
Kinan berpikir lagi. Apa yang dikatakan Revan benar. Bahkan tadi Kinan sempat berpikir jika ia tidak suka dengan Revan yang bersikap tertutup, seharusnya ia juga tidak boleh bersikap tertutup. Misalnya dengan kondisi jantung Kinan yqng sampai saat ini masih ia rahasiakqn dari Revan.
Kinan yang sedari tadi menatap lurus kedepan mulai beralih menatap Revan sembari berpikir. Gadis itu berpikir apa benar Revan masih tidak tau tentang kondisinya. Jika memang iya, maka Kinan bisa bernapas lega.
"Bener cuma itu maksud dari omongan kamu?". Kinan kembali memastikan.
"Iya". Jawab Revan yang tentu saja berbohong. Padahal maksud dari omongan nya tadi adalah Kondisi jantung gadis itu. Kinan menutupinya maka dari itu Revan kecewa.
"Yaudah lah sayang gak usah kita bahas. Masa hanya karena pembahasan Rifad diawal tadi bikin kita jadi ribut".
"Aku minta maaf". Ucap Kinan. "Maaf kalau selama ini sikap aku itu bikin kamu gak nyaman".
"Yaudah sayang gakpapa". Jawab Revan dengan suara yang pelan dan sambil mengelus pelan kepala Kinan dengan sayang. "Dan aku bener gak punya masalah sama Rifad. Kamu percaya yaa". Tambah Revan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan dan Revan
Teen Fiction"Van, seandainya suatu saat nanti lo tau apa yang gue rahasianya selama ini dari lo apa lo akan pergi ninggalin gue?". -Kinan Adriana Wijoyo "Kinan, seandainya lo tau tentang perasaan gue ke elo selama ini kalau gue sayang banget sama lo. lo adal...