[18] MENYUSUP

90 10 0
                                    

Hai lovely readers...

Maaf atas keterlambatan jam update, authornya lagi sibuk . Maklumlah udah kelas ujian...

Untuk membayarnya sekarang akan update 3 chapter^_^

Tapi berita buruknya, aku nggak lama lagi bakal hiatus hiks :'(

Tapi tenang aja itu diberlakukan untuk cerita yang lainnya, psstt... bukan yang ini hehe (yeiiyyy!!!), cuma updatenya aja yang bakal nggak nentu tapi tetep hari senin kok ^^

So, happy reading, dont forget to leave your comments, vote, and critics...

***

Tatapan kami saling bertumbuk, memikirkan rencana untuk menyelamatkan para tawanan.

"Sepertinya kita harus berpencar..." Saran Julius.

"Kau yakin?" Tanyaku sedikit ragu-ragu.

"Iya, yang jelas kau akan berada di bagian yang lebih aman tentunya." Ujar Andre.

"Hhhmmm, jadi begini. Andre akan memancing perhatian mereka yang berjaga selain di tempat para tawanan dikurung, dan aku akan melumpuhkan penjaga yang menjaga para tawanan. Kemudian Ria dan bapak Lo'u akan membebaskan tawanan dan membawa mereka ke tempat yang aman. Bagaimana?"

"Sepertinya kalau Andre sendiri yang memancing perhatian mereka, ia akan kewalahan." Tukasku.

"Tidak, sepertinya aku bisa." Kata Andre menyanggupi.

"Tapi aku tidak yakin kalau rencana itu benar-benar akan berhasil. Aku hanya ingin mengatakan bagaimana kalau kita menjalankan renca sesuai sutuai dan kondisi di dalam." Sergahku. Julis menatapku dalam-dalam.

"Baiklah, jadi seperti rencana kilat begitu? Akankah itu berhasil?" Tanyanya dengan sedikit kilatan yang membentur diantara mata kami.

"Aku pikir Ria benar, kita akan memakai rencana Ria sebagai rencana A, karena pertama yang perlu kita lakukan adalah membaca situasinya. Kemudian rencana B, ketika kita sudah berhasil melumpuhkan mereka. Bagaimana?" Tanya Andre, memerikan saran yang lugas.

"Setuju!!" Seruku dan Julius kompak menghentikan kilat dan mengubahnya menjadi api semangat.

"Untuk itu kita harus menyusup terlebih dahulu." Timpal bapak Lo'u.

"Menyusup ya... aku punya ide, bagaimana kalau kita melumpuhkan beberapa orang dan kita ambil bajunya untuk lebih memudahkan kita menyusup..." Kataku dengan senyuman jahil mengembang di bibirku.

"Menyamar! Brilliant..." Angguk Julius tersenyum.

"Ide yang bagus." Imbuh Andre.

Kami kemudian masuk ke dalam goa melalui jalan sebelumnya. Dan beberapa kali bersembunyi di balik celah-celah batuan goa yang memungkinkan.

"Sssttt..." Andre memberi isyarat untuk keluar.

Aku memperhatikan sekitar, hanya ada satu penjaga yang mengenakan jubah cokelat lusuh dan menggunakan masker berwarna hitam. Sepertinya orang itu bisa dilumpuhkan. Andre berjalan dengan perlahan hingga mungkin seekor semutpun tak akan bisa menyadarinya.

Bbbbuuuukkk!!!

Satu bogem mentah mendarat tepat di wajah orang itu ketika ia hendak berbalik. Dan dengan cekatan Andre mempreteli bajunya kemudian ia mengenakannya. Sementara orang itu kami ikat dengan mulut tersumpal dan kami bawa ke penjara yang gelap, tempat kami dijebloskan sebelumnya.

Tuana Mahile You Are My Destiny [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang