4

38 8 0
                                    

Sesampainya dirumah Nasya bergegas mandi, dan segera mengerjakan tugas karena ada satu tugas mengarang cerpen untuk dikumpulkan besok.

"Males? Pasti, tapi harus bagaimana lagi toh untuk besok." Gerutunya.

Disela-sela mengarang ia ingat pembicaraan Nina, kalo dia suka pada dua orang itu.

"Kok jadi kebayang ya, pas tadi dia minum sambil Nonton basket." Lamunan nya.

'Sebenarnya aku suka sama cowok yang kira-kira tingginya lebih dari cowok yang satu lagi. Dia agak putih gitu dan matanya agak sipit kaya pedagang-pedagang Cina.' Hahaha

Tugaspun beres tinggal istirahat, tapi tiba-tiba Handphone Nasya bunyi terdengar ada notifikasi dan itu pesan dari kakak kelasnya.

“Sya… Lagi apa?”

Dia adalah Reno, Kakak kelas yang ngejar-ngejar Nasya yang jelas dia adalah orang yang cukup nyebelin bagi Nasya. Eh bukan cukup lagi malahan lebih dari cukup.

'Udah di cuekin beberapa kali dia masih aja ngejar-ngejar, padahal udah cuek setengah mati tapi tuh orang gak nyerah juga.' Gerutu nya.

Nasya pasti selalu just read dan Kakak kelas itu selalu mencoba meneleponnya, ia lalu mematikan handphonenya dan langsung tidur.

*Nasya Pov*

keesokan harinya, Mama udah nyiapin sarapan. Aku segera turun ke bawah dan ada kak Nayla.

“Mama mana kak?” Meregut segelas air putih.

“Di dapur tuh.” Jawab Kak Ayla.

“Maaaaah, Nasya mau berangkat gak sarapan dulu nanti disekolah boleh ya?” teriakku.

“Kok buru-buru?” Tanya mamah menghampiri dari dapur.

“Mau ngerjain tugas, belum.”

“Uuuuu dasar, bisanya pake sistem Kebut Pagi.”  Ejek Kak Ayla.

“Apaan sih.” omelku.

“Yaudah.” ucap mama.

"Iya ma, papa masih mandi? Bilangin ya aku berangkat.” ucapku seraya merangkul  mama dan mencium pas di punggung tangan mama.

“Assalamualaikum.” Teriaku sambil berjalan ke arah pintu dan memakai sepatu.

🍀🍀🍀

Disekolah

Hari ini sangat males bahkan untuk sekedar sarapan pun rasanya enek karena tugas Sejarah yang belum selesai. Ck!

Nasya pun langsung mengerjakan tugas itu dengan rasa malas nya yang ah sudahlah.

“Siapa nih yang udah ngerjain?” tanyanya pada Nina dan Vita.

“Aku udah sya, sini Vita juga belum beres, mumpung bu Nadia belum dateng cepeeeeeet!” Ucap Nina.

Setelah ia tau bahwa Nina ternyata anak dari teman mamanya, ia dan Nina jadi ngerasa nyaman kalo bersahabat, begitu pula Nina padanya. Ia jadi lebih akrab dengan Nina.

Nina pernah ikut Osis dengannya tapi tak lama, Nina mengundurkan diri gara-gara terlalu sering pulang sore. Alhasil dikelas hanya Nasya yang ikut bergabung dengan Osis.

Nina punya satu sikap dan aku gak suka, yaitu sikap ke kanak-kanakan dan itu yang pernah ngebuat kita pernah jauh.
Tapi, beberapa  kali kita berantem kita dapat dengan mudah akrab kembali.

Happiness Happens HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang