"Saat berbicara dengannya, aku selalu ingin menjawab dan bertanya. Selalu saja penasaran."
-RaihanAWijaya
🍀🍀🍀
Raihan langsung menekan tombol panggilan untuk menelepon Nasya dan tak menunggu lama Nasya langsung mengangkat telepon dari Raihan.
"Sya lagi apa emang?"
"Lagi ada acara bakar-bakaran sih, tapi gapapa. Ada apa han?" Ucapnya to the point.
"Gue mau jujur----"Ucapan Raihan terpotong saat Nasya mulai nyamber pembicaran Raihan.
"Jujur apa sih? Mulai becanda nih anak." Terkekeh sendiri
"Gue seriusan Sya."Hati Nasya mulai tak karuan, Jujur? Pernyataan itu seolah-olah mengarah pada sesuatu.
"Gue mau jujur sama lo, kalo gue udah putus kemaren." Ucap Raihan terang-terangan.
Disebrang sana Nasya mulai mendengarkan teliti satu per satu kata dari mulai kata 'Gue' sampai 'kalo' dan Nasya mulai bernafas lega saat kalimat setelah itu bukanlah kalimat yang pada umumnya menggunakan kalimat jujur terlebih dahulu.
"Hallo, sya denger ga?"
"Eh iya denger, lho kenapa putus? Terus ngapain juga pake kiasan-kiasan jujur-jujur gitu kalo mau curhat ya langsung aja han basi lo." Jelas Nasya.
"Ya udah gak nyaman aja Sya, Justru itu lo orang yang pertama tau." Ucapnya langsung.Tapi sekejap Nasya teringat ucapan Raihan kemarin saat akan pulang.
"Yaudah buntutin aja sampe rumah yu." Ucapku.
"Kode pengen dianterin ya kan?" ucapnya.
"Iya." Dengan usil nya Nasya menjawab.
"Sorry, ya nganterin nyonya dulu." Ujarnya dan langsung bergegas setelah menepuk pundak Nasya.
'Nganterin doi pasti' Ungkap Nasya dalam hati.
'Nyonya?' Yang Nasya pikir saat itu nyonya adalah cibiran atau sebutan untuk pacar Raihan.
''Tapi kan kemaren lo nganterin dia kan han? Masa putus."
"Dih kapan?"
"Pas lo buntutin gue, lo bilang mau nganterin nyonya dulu."
Sontak Raihan tertawa seraya mimindahkan ponsel dari telinga kanan ke telinga kiri."Gue nganterin nyokap kali sya." Jelas Raihan.
"Oh gitu, kirain. Yaudah sabar aja jangan berhenti sampe disini han, lo ganteng banyak cewek yang naksir kalo perlu kakak kelas yang suka nyusul-nyusul lo gaet deh han sana." Cibir Nasya terkekeh.
"Ah lo bukan nya ngasih kata-kata bijak atau apa gitu." Ucap Raihan.
"Ya kali gue bisa gitu-gituan." Ucap Nasya dengan nada yang begitulah.
"Aneh lo. Jadi gini loh tujuannya kalo misalkan dia curhat-curhat lagi tentang gue lo bilang ke gue ya sya soalnya kan sekarang lo deket tuh sama dia." jelas Raihan.
"Oh ya ya ya gampang." Seraya menaik-turunkan kepalanya yang sama sekali Raihan tak bisa melihatnya.
"Udah sih gitu aja. Yaudah ya makasih jangan lupa kalo dia ngomongin gue bilang ya."
"Iya iya, udah deh." Ucap Nasya.
"Oke sip, thanks sya Assalamualaikum." Ucap Raihan dan langsung mengakhiri panggilannya.'Nasya Nasya Nasya.' Ucap Raihan dalam hati seraya tersenyum.
*Nasya*
Nasya yang sedari tadi hanya memandang saudara-saudaranya yang sedang menikmati acara bakar-bakarnya. Ia tak begitu bercampur dan sesekali hanya memandangi layar Handphone nya.
Nasya berjalan ke arah ruang tengah dan langsung pamit pada mamanya untuk segera tidur.
Langkah Nasya terhenti saat getar Hp nya menggetarkan tangan yang menggenggam handphone nya, tertera nama Nina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness Happens Here
Teen Fiction"Karenamu, aku bisa menemukan hidupku. Tidak cukup kehidupan saja bahkan aku bisa merasakan kebahagian, kesedihan, kekhawatiran kekecewaan bahkan akhirnya seperti ini." Bahagia ini tak cukup. -Nasya ⏩[Happiness Happens Here] Selalu terngiang di tel...