"Bukan sekarang, tapi nanti. Nanti jika ada masalah, maka kamu akan tau siapa yang duduk di depan atau disampingmu untuk menjadi sandaran masalahmu."
-Author"Kepekaan itu sangat sulit aku terima, entah ini adalah caramu atau memang ini adalah sebuah pernyataan yang aku tafsirkan bahwa kamu memang tak peka."
-Nasya Putri RahmadyaAUTHOR
Tak terasa dua minggu sudah Nasya melewati masa liburannya, meskipun tahun ini ia hanya di suguhkan dengan segudang aktivitas yang diberikan mamanya. Di tahun ini iya hanya membantu mamanya merenovasi ulang ruangan-ruangan rumahnya.
Tak seperti Raihan, ia berlibur dirumah neneknya di Jakarta. Rasa hampa tentu menyelimuti diri Nasya, karena tak bisa bertemu Raihan tentunya. Mereka hanya berkomunikasi saling mengirimkan chat tak seperti biasanya bercanda gurau bersama sambil sesekali menatap wajah masing-masing.
🍀🍀🍀
Satu bulan sudah Nasya berada di kelas baru dengan suasana baru, dan banyak teman baru tentunya.
Ia sangat berharap bisa sekelas dengan Raihan waktu itu, tapi harapan itu kandas seketika saat mengetahui Raihan tak sekelas dengan Nasya.
*Nasya POV*
Aku tetap sekelas dengan Nina, tapi tidak dengan Vita. Kita bertiga harus berpisah tapi aku senang bisa sekelas dengan Zahra.
Dan sekarang pelajaran Seni Budaya, kami ditunjuk untuk membuat kelompok karena akan ada tugas membuat kerajinan yang menurutku sangat mudah jika dilihat. Iya itu baru jika.
Kelompok ini diatur oleh Bu Hesti guru Seni kita, entah kebetulan atau tidak yang jelas Aku, Nina dan Zahra ada dalam kelompok ini. Satu kelompok terdiri dari lima orang.
Nadira dan Karina masuk dalam kelompok kami.
Nadira, cewe tinggi dan badan yang berisi berambut hitam bergelombang dan ia terkenal dengan pesonanya. Banyak kakak kelas yang mengejarnya, Zahra sempat tak terima karena zahra saat itu pernah berargumen dengan Nadira dan itu hanya karena laki-laki. Ya Nadira dan Zahra sama memiliki pesona.
Karina, cewe yang mempunyai tinggi sama denganku berbalik dengan Nadira, karin memiliki badan yang kecil berat badan dia sangat minim. Karin berasal dari kelas Zahra dan Raihan, See? Zahra tidak keberatan.
"Oke ibu kasih waktu satu minggu ya, hari selasa depan harus sudah ada di meja ibu paling telat hari Kamis yang paling awal nilainya utuh sedangkan yang telat nilainya agak dikurangin. Jangan lupa kasih nama dan hari pengumpulan. Oke?" Ujar Bu Hesti.
Bu Hesti adalah tipe guru yang santai tapi serius, ia masih muda dan mengerti apa yang muridnya inginkan.
Beruntung bukan? Iyain aja deh.
"Oh ya, jangan kalian awal-awalin harinya, contohnya kalian ngumpulin hari rabu eh ditulis hari selasa. Jangan salah ibu tau mana yang bener." Jelasnya lagi.
"Iya buuuu." Teriak semua siswa XI IPS 1.
"Jadi kita mau ngerjain dimana?" Tanya Karin.
Zahra mengangkat bahunya bingung "Entahlah."
"Yang ikhlas deh." Timpal Nadira.
"Yaudah dirumah gue aja." Ucapku jengkel sedari tadi hanya mendengar tuduhan dimana mengerjakan tugas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness Happens Here
Teen Fiction"Karenamu, aku bisa menemukan hidupku. Tidak cukup kehidupan saja bahkan aku bisa merasakan kebahagian, kesedihan, kekhawatiran kekecewaan bahkan akhirnya seperti ini." Bahagia ini tak cukup. -Nasya ⏩[Happiness Happens Here] Selalu terngiang di tel...