“Kirain buat~.” Ucapanya terpotong karena Nasya langsung mundur dan menjulurkan lidahnya ke arah kak Ayla kakaknya.
Nasya tak memperhatikan apa reaksi kakak-nya setelah menjulurkan lidahnya tadi. Mungkin dia mendengus kesal atau apa entahlah.
*Nasya Pov*
Setelah aku mandi, aku merebahkan tubuh-ku yang sangat lelah ini.
Rasa lelah ini tak membuat mataku terpejam, bahkan rasa kantuk pun tak kunjung datang.
Aku bergegas berjalan menuju meja belajar, dan membawa salah satu dari kumpulan buku gambar-ku. Ya itu buku-buku hasil gambarku semua.
Entah apa yang aku lakukan, aku membolak-balikan buku itu sampai akhirnya ponsel-ku berdering terdapat 1 notif dari Nina.
Nina: Besok jangan lupa bawa minuman yang tadi gue titipin sya.
NasyaPR: Yaelah, kirain apa. Iya deh iya tenang non tenang.
Aku menyimpan kemabali ponselku.
Namun tak lama dari itu ponselku bergetar kembali si Nina kenapa lagi sih.Nina: Rasanya pengen cepet besok sya.
Aku terkekeh sendiri membaca pesan dari Nina, dia kira besok main? Gak belajar? Gagal paham tuh anak.
NasyaaPR: Iya iya nin sabar kali.
Tak lama setelah aku membalas pesan dari Nina aku langsung berjalan menuju ranjang dan tak lama aku-pun langsung terlelap dan melupakan kekonyolan nona Nina.
🍀🍀🍀
Ke esokan harinya entah apa yang mendorong Nasya agar bangun lebih pagi, ia terlalu bersemangat pergi sekolah.
Nasya melihat kotak kecil yang berisi beberapa kertas. Semua ini mengingatkannya pada Reza.
Usahanya selalu berhasil agar tak menghiraukan Reza di kelas, agar menganggapnya sebagai teman biasa dikelas. Ia bisa, tapi situasi ini membawa Nasya kemabali pada saat-saat itu.
Flashback smp~
"Ssst sssst sya sya." Bisik teman sebelahku.
"Ini dari Reza." Sontak aku langsung melirik ke arah meja Reza yang tepat di sebelah ku hanya saja terhalangi oleh satu meja. Sontak aku langsung tersenyum saat memegang apa yang Reza berikan.Bukan bunga, bukan coklat bahkan bukan apapun itu yang romantis.
Ini hanya sepucuk surat kertas yang digulung dan mungkin itu diremas.
Gak bisa gitu dilipat dulu kasih amplop atau pita hahaha."Bisakan ngobrol langsung?" Ucapku dari kejauhan.
Dia hanya menggeleng.
Dia selalu begitu, ada saja hal aneh yang Ia berikan, sampai akhirnya tak sadar Aku dan Reza merepotkan 2 orang yang dari tadi terus menerus jadi perantara surat itu dari aku sampai ke Reza begitupun sebaliknya.
Akhirnya meskipun sedang ada Guru, kami selalu berkomunikasi lewat kertas yang digulung.
flashback off.
Sesampainya dikelas, Nasya segera ikut berkumpul dengan seluruh siswa kelas 10 dilapang. Setiap wali kelas mendata anaknya agar nanti bisa terkoordinir saat di tempat penelitian.
Terlihat Nina dari ujung dimana Nasya duduk, Nasya datang lebih awal sedangkan Nina baru saja sampai akhirnya tempat berbaris mereka berjauhan.
Tapi saat keberangkatan mereka langsung berpegangan, Karena di Bus mereka memang sekursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness Happens Here
Teen Fiction"Karenamu, aku bisa menemukan hidupku. Tidak cukup kehidupan saja bahkan aku bisa merasakan kebahagian, kesedihan, kekhawatiran kekecewaan bahkan akhirnya seperti ini." Bahagia ini tak cukup. -Nasya ⏩[Happiness Happens Here] Selalu terngiang di tel...